Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Rakyat sebagai Wahana Wawas Diri Atas Peringatan Lingkungan dan Alam

10 Januari 2021   19:37 Diperbarui: 10 Januari 2021   19:48 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Dosen pendidikan.com

"Ya Tuhan! Mohon dengar dan kabulkan doa kami. Jika kami memang benar-benar bersalah, hancurkanlah tubuh kami di dalam air kawah gunung yang panas ini.

Akan tetapi, jika kami tidak bersalah, letuskanlah gunung ini dan kutuk Bujang Sembilan menjadi ikan!"

Usai memanjatkan doa, Giran dan Sani segera melompat ke dalam kawah. Keduanya pun tenggelam di dalam air kawah, sebagian orang yang menyaksikan peristiwa itu diliputi oleh rasa tegang dan cemas, karena jika Giran benar-benar tidak bersalah dan doanya dikabulkan, maka mereka semua akan binasa.

Ternyata benar, permohonan Giran dikabulkan oleh Tuhan. Beberapa saat berselang, gunung tinjau tiba-tiba bergetar dan diikuti letusan yang sangat keras. Lahar panas pun menyembur keluar dari dalam kawah, mengalir menuju ke perkampungan dan menghancurkan semua yang dilewatinya.

Semua orang berusaha untuk menyelamatkan diri. Namun, naas nasib mereka. Letusan Gunung Tinjau semakin dahsyat hingga gunung itu luluh lantak. Tak seorang pun yang selamat. Bujang Sembilan pun menjelma menjadi ikan.

Nilai dan pesan moral lingkungan dari cerita rakyat tersebut adalah mencintai kearifan alam ekologi, karena Danau Maninjau merupakan salah satu ragam kearifan ekologi dan kearifan spiritualitas adat dan istiadat yang didasarkan atas penghormatan kepada alam, dan kesemuanya harus dilestarikan sebagai wujud perlakuan moral terhadap
lingkungan dan alam.

3. Cerita rakyat Asal Usul Bontang.

Di kisahkan secara singkat, ada seorang bangsawan Kerajaan Kutai bernama Aji pao dan rombongan mencari tempat pemukiman.

Mereka akhirnya menemukan daerah Bontang yang memiliki aliran sungai, Aji Pao berpikir bahwa daerah aliran sungai tersebut adalah daerah yang subur sehingga Aji Pao berkeinginan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai tempat permukiman masyarakat.

Namun, sebelum permukiman bagi masyarakatnya terbentuk, Aji Pao memutuskan untuk mengolah daerah aliran sungai tersebut menjadi lahan pertanian yang menghasilkan, sehingga dapat dinikmati dan memberi penghidupan bagi masyarakat.

Berdasarkan kisah tersebut, didapatkan nilai moral lingkungan adalah menciptakan sistem irigasi dan pertanian yang sesuai dengan keseimbangan lingkungan dan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun