Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Mewaspadai OTG di Tengah Pandemi Korona

13 April 2020   15:14 Diperbarui: 13 April 2020   15:20 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via Kompas.com

Selama penulis turut diperbantukan sementara waktu untuk terjun langsung tergabung di tim gugus tugas dalam rangka percepatan penanganan wabah korona (Covid-19) di bidang humas dan media ditempat penulis bekerja.

Maka berbagai rilis dan informasi baik data perkembangan orang yang positif mengidap, PDP, ODP hingga OTG virus korona sudah jadi konsumsi penulis.

Dalam hal ini, maka menurut penulis, ada satu hal yang sangat teramat penting bagi kita untuk jadi pedoman dan perhatian bersama, yaitu mewaspadai Orang Tanpa Gejala atau OTG ditengah pandemi wabah virus korona.

Mengapa?

OTG adalah mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi kasus positif korona. Orang tanpa gejala juga merupakan orang yang pernah melakukan kontak erat dengan kasus konfirmasi positif korona.

Atau bagi mereka yang pernah kontak langsung dengan mediasi sarana yang pernah disentuh oleh orang yang positif korona, karena virus korona ini sangat mudah berpindah melalui media/benda yg sering digunakan bersama-sama seperti gagang pintu, pulpen, tombol lift, ATM, toilet, dan lain-lain.

Bahkan para OTG ini sebenarnya ada yang sudah terjangkit virus korona atau positif korona, tapi tidak menyadari kalau mereka sebenarnya sudah terjangkit atau positif korona.

Hal ini disebabkan karena, para OTG memiliki imunitas dan antibodi yang sangat baik dalam melawan virus korona dalam tubuhnya, sehingga mereka para OTG tidak akan bisa menyadari kalau sebenarnya mereka sebenarnya sudah positif korona.

Bahkan OTG ini, meski sudah ada virus korona dalam tubuh, karena imunitas dan antibodinya sangat kuat, dan dari kondisi ketidaktahuannya tersebut yang membuat sugestinya tinggi karena selalu merasa sehat, maka para OTG ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan protokol kesehatan.

Mereka para OTG ini tidak kelihatan seperti orang sakit, bahkan terlihat sangat sehat wal afiat, sehingga mereka akan berlaku seperti biasa saja di keseharian.

Pada umumnya para OTG ini sangat sulit terdeteksi, kenapa?

Para OTG hanya dapat terdeteksi bila mereka secara sukarela melaporkan diri pernah kontak dengan orang konfirmasi positif korona.

Para OTG hanya bisa terdeteksi bila petugas gugus tugas BNPB/BNPD hingga intelijen sudah mendapat informasi yang sebelumnya adalah dugaan dan kecurigaan tapi telah menjadi informasi A1 kalau ada OTG yang pernah kontak langsung dengan orang positif korona.

Para OTG hanya bisa terdeteksi bila gejala positif korona semakin menunjukan kondisi kesehatan yang kian memburuk.

Para OTG hanya bisa terdeteksi bila mereka sudah dilakukan pengujian atau pemeriksaan melalui PCR dan Rapid Test.

Makanya para OTG banyak yang tidak sadar kalau sudah ada virus korona dalam tubuh dan akan sangat terkaget-kaget setelah ada proses PCR dan RT, baru mengetahui ternyata ada tanda-tanda virus korona dalam tubuh, padahal mereka biasa saja, merasa sangat sehat dan sama sekali tidak ada keluhan dan gejala.

Seperti diketahui metode PCR merupakan suatu metode memperbanyak replikasi DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengecek keberadaan virus melalui swab test atau mengambil sampel lendir melalui hidung.

Sedangkan Rapid Test atau tes cepat adalah metode yang menggunakan sampel darah untuk menguji keberadaan virus lewat cek darah dan antibodi yang beredar dalam darah.

Apa yang dilakukan bila para OTG ini dapat terdeteksi?

Setelah para OTG bisa terdeteksi, barulah bisa dilakukan tindakan sesuai protokol kesehatan bagi mereka yaitu;

Terhadap OTG dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk pemeriksaan RT dan PCR ditambah juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT dan PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, di laboratorium pemeriksa yang ditetapkan sesuai standar untuk melakukan pemeriksaan RT dan PCR.

Jika gejala ringan dapat dilakukan isolasi diri di rumah, jika gejala sedang dilakukan isolasi di RS darurat, jika gejala berat dilakukan isolasi di RS rujukan.

Bila kegiatan surveilans terhadap OTG dilakukan secara isolasi mandiri dirumah maka akan dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi ada tidaknya perburukan gejala selama 14 hari.

Melakukan protokol kegiatan surveilans terhadap OTG selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus positif korona dengan menerapkan tatalaksana karantina mandiri dengan menerapkan physical distancing.

Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan harian.

Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian.

Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

Sedangkan OTG yang terkonfirmasi mengalami penurunan kondisi kesehatan saat karantina mandiri, atau sejak awal sudah menunjukan gejala sedang dan gejala berat, akan dilakukan isolasi di rumah sakit sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

Orang tanpa gejala statusnya ditetapkan sebagai OTG melalui surat pernyataan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.

Inilah kiranya protokol yang dilakukan kalau para OTG ini bila dapat terdeteksi, baik itu mereka yang dapat ketahuan terdeteksi pernah kontak langsung dengan konfirmasi positif korona ataupun yang ketahuan terdeteksi melalui PCR dan RT.

Nah, yang sangat perlu jadi kewaspadaan bersama adalah mereka para OTG ini sangat sulit terdeteksi.

Baik saya ataupun anda, juga sangat berpotensi menjadi OTG dan tidak menyadari kalau ternyata kita sudah menjadi OTG bahkan sudah ada virus korona dalam tubuh kita.

Artinya dalam hal ini, siapa saja akan sangat berpotensi menjadi orang tanpa gejala virus korona.

Inilah juga yang menjadi potensi penularan korona, baik itu diantara keluarga, teman dan orang lainnya di keseharian.

Apalagi kalau diantara keluarga, teman dan orang lainnya disekitaran tersebut sudah ada penyakit bawaan, akan sangat mudah mereka tertular virus korona.

Lalu langkah apa yang harus dilakukan untuk dapat mengantisipasi dan mewaspadai kalau sebenarnya ada OTG disekitar kita atau tanpa disadari, mungkin bisa jadi kita sendiri yang sebenarnya OTG?

Satu-satunya jalan adalah menerapkan secara disiplin dan sangat ketat imbauan phsyical distancing dan PSBB dari pemerintah.

Kita perlu selalu waspada, curiga dan tegas pada setiap orang bahkan pada diri sendiri dan keluarga untuk selalu jaga jarak baik itu terhadap orang disekitar maupun terhadap keluarga kita sendiri.

Bagi kita sendiri dalam keluarga, maka cara yang sering dishare atau diimbau oleh pemerintah atau pihak yang berkompeten harus disiplin diterapkan, seperti;

Disiplin jaga jarak walaupun didalam rumah, apabila keluar rumah harus selalu menggunakan masker.

Selama diluar rumah, atau harus keluar rumah semaksimal mungkin hindari kerumunan orang dan minimalisir bersentuhan.

Sekembalinya dari luar, sebelum masuk rumah segera cuci tangan dengan sabun, ganti pakaian yang barusan dipakai dan rendam dalam air sabun, lebih baik lagi jika dilanjutkan dengan mandi.

Setelah itu usahakan tidak usah keluar rumah lagi, namun jika terpaksa harus keluar rumah lagi, maka diulang lagi dari seperti mau masuk rumah.

Perlu penulis tambahkan lagi, bila suatu ketika kita harus keluar rumah, dan dikarenakan virus korona ini sangat mudah berpindah melalui media/benda yg sering digunakan bersama-sama seperti gagang pintu, Pulpen, tombol lift, ATM, toilet, dan lain-lain, oleh karenanya disarankan jangan menyentuhnya, namun bila memang pernah dan harus menyentuh menyentuh benda-benda tersebut.

Maka, sangat dilarang menyentuh wajah sebelum tangan kita dicuci dengan air bersih, disabun atau pakai hand sanitizer, dan sebelum masuk rumah protokol kesehatan dirumah harus disiplin dijalankan dan ini harus benar-benar dipedomani.

Kemudian dalam kaitannya dengan mudik lebaran, tentu kita sudah mengetahui apa yang menjadi imbauan pemerintah, maka sebaiknya yang elok itu kalau kita tidak usah mudik dulu.

Karena ditengah perjalanan mudik kita bisa berisiko kontak dengan para OTG, ODP, PDP dan yang positif korona, atau bisa juga karena kita sendiri yang sejak awal adalah OTG dan jadi secara tidak sadar kita justru membawa virus korona ini ke kampung halaman.

Jadi bisa dibayangkan apabila kita pulang ke kampung yang rata-rata kearifan lokal adat dan budaya di kampung halaman sangat menjunjung tinggi sopan santun, seperti salaman yang merupakan hal yang lumrah dilakukan, maka akan sangat mudah sekali terjadi penularan virus korona.

Namun bila memang tetap akan mudik, tolong agar selalu menjaga diri dari kerumunan dan disiplin menerapkan phsycal distancing dan PSBB serta wajib mematuhi aturan untuk siap di karantina sesuai kebijakan daerah masing-masing ataupun isolasi mandiri selama 14 hari.

Begitu juga yang sudah terlanjur mudik dan sudah ada dikampung halaman, tolong protokol kesehatan dirumah yang sudah dijabarkan oleh penulis dan juga protokol PSBB dari pemerintah harus selalu disiplin dipatuhi.

Kita tidak mengetahui siapa diantara kita yang membawa ataupun positif virus korona, kita semua sangat berpotensi, termasuk saya dan anda.

Kita semua sedang berjuang bersama mengenyahkan virus korona ini, semua terlibat, semuanya punya peran, maka marilah bersama kita disiplin mematuhi, menerapkan berbagai imbauan dan kebijakan maupun protokol yang telah dicanangkan oleh pemerintah untuk mengenyahkan wabah virus korona ini dari NKRI dan muka bumi ini.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun