Mohon tunggu...
Sigit Sepriandi
Sigit Sepriandi Mohon Tunggu... -

Masih dalam proses belajar. Berasal dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Meningkatkan Kualitas Pariwisata di Tanjungpinang

25 Desember 2018   21:59 Diperbarui: 25 Desember 2018   22:06 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sedikit telat sih tulisan ini diposting, tapi semoga masih bisa bermanfaat untuk semuanya. :)

Beberapa bulan yang lalu, Pemerintah Kota Tanjungpinang mengadakan acara Coffee Morning yang dihadiri oleh Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Pada pertemuan tersebut, Dahlan Iskan sempat memberikan beberapa penilaian dan pesan terkait pariwisata di Tanjungpinang.

Seperti dilansir Tanjungpinang Pos (6/8/2018) menurut Dahlan Iskan skor pariwisata di Tanjungpinang masih dibawah standarnya. Mantan Menteri BUMN itupun memberikan skor 3 untuk objek wisata Pulau Penyengat dan tidak lebih dari skor 4 untuk objek wisata Vihara Patung Seribu.

Apa yang disampaikan Dahlan Iskan dalam acara Coffee Morning tersebut tentunya harus menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk meningkatkan pariwisatanya. Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini sektor pariwisata menjadi sektor yang paling diprioritaskan oleh Pemerintah Pusat.

Hal ini dikarenakan sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang devisa yang signifikan. Sejalan dengan hal tersebut, tentunya Pemerintah Kota Tanjungpinang perlu menyadari betapa besar daya ungkit pariwisata dalam tren perkembangan perekonomian mendatang.

Beberapa objek wisata yang ada di Tanjungpinang, seperti Pulau Penyengat, Vihara Patung Seribu, Pantai Tanjung Siambang dan lain sebagainya yang selama ini menjadi daya pikat tersendiri masih perlu dimaksimalkan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang.


Memaksimalkan potensi itu tentunya dapat menjadi aset dan modal untuk peningkatan kualitas daerah. Baik penigkatan pendapatan daerah, peningkatan perekonomian daerah, peningkatan mutu pengolahan produk perdagangan dan lain sebagainya. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya perlu dorongan dan dukungan dari semua pihak.

Perlunya Kolaborasi Antar Stakeholders

Sebagaimana yang kita ketahui, dengan telah diterapkannya otonomi daerah, maka pemerintah daerah dituntut untuk lebih kreatif dalam memaksimalkan potensi daerahnya masing-masing.

Hal ini berarti juga berlaku bagi Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk memaksimalkan potensi wisata yang dimiliki dengan perencanaan yang sistematis dan terstruktur sehingga maksimal dalam penerapannya, baik secara jangka pendek, menengah, maupun untuk jangka panjang.

Selain dengan memaksimalkan potesi wisata yang ada, Pemerintah Kota Tanjungpinang juga harus berfikir mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

Salah satu permasalahan itu adalah minimnya tindakan inovatif yang dilakukan Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk membangkitkan gairah pariwisatanya. Selain itu, masih minimnya tindakan inovatif pemerintah daerah juga didukung dengan tidak adanya tindakan kolaboratif yang dilakukan Pemerintah Kota Tanjungpinang.

Saat ini pembangunan sektor pariwisata di Indonesia diarahkan menggunakan pendekatan kepariwisataan inklusif. Sebagaimana yang dituangkan dalam sasaran pembangunan pariwisata tahun 2019 oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

Adapun tujuan dari sasaran pembangunan pariwisata inklusif yaitu untuk meningkatkan usaha lokal dalam perindustrian pariwisata dan meningkatkan jumlah tenaga kerja lokal. Hal ini diyakini dapat mengurangi kemiskinan dan diskriminasi gender dalam keterlibatan proses pembangunan di sektor pariwisata.

Oleh karena itu, untuk menyelaraskan dengan tujuan pembangunan sektor pariwisata menurut penulis Pemerintah Kota Tanjungpinang harus melakukan tindakan kolaboratif yang melibatkan berbagai elemen dari berbagai lapisan dalam rangka meningkatkan kualitas pariwisata di Tanjungpinang. Sudah seharusnya Pemerintah Kota Tanjungpinang sebagai penggerak dapat melibatkan masyarakat dan para penggiat sosial sebagai pemantau lapangan.

Namun tidak semudah yang dibayangkan untuk melakukan tindakan kolaboratif. Setidaknya menurut Healey, kolaborasi memerlukan strategi melalui tiga modal, yakni modal sosial yang terdiri dari kepercayaan, komunikasi, dan kemauan bertukar pikiran; modal intelektual yang terdiri dari pemahaman; dan modal politik yang terdiri dari perjanjian dan proyek formal maupun informal. Dengan demikian, Pemerintah Kota Tanjungpinang tentunya harus memperhatikan strategi tersebut, agar kolaborasi yang dibangun dapat berjalan lancar.

Membangun komunikasi dan kepercayaan antar stakeholders menjadi poin mutlak yang harus dipenuhi agar masing-masing pihak dapat menjalankan kolaborasi dengan baik. Apabila Pemerintah Kota Tanjungpinang dapat melakukan tindakan yang kolaboratif, hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan kratifitas dari hasil sharing dan diskusi antar stakeholders, sehingga nantinya dapat menemukan solusi dan inovasi untuk mengembangkan pariwisata di Tanjungpinang.

Pemanfaatan IT dalam Pengembangan Pariwisata 

Selain membuka peluang untuk bertindak kolaboratif, Pemerintah Kota Tanjungpinang juga harus memaksimalkan penggunaan Information & Technology (IT) untuk peningkatan kualitas pariwisata di Tanjungpinang.

Hal ini tentunya berkaitan dengan strategi komunikasi yang dilakukan Pemerintah Kota Tanjungpinang. Penerapan teknologi informasi adalah sebuah keniscayaan di tengah dinamika masyarakat global. Hampir setiap jengkal aktivitas manusia saat ini, melibatkan keberadaan IT di dalamnya.

Pemerintah Kota Tanjungpinang harus mampu meramu informasi mengenai objek wisata yang menarik, budaya dan tradisi lokal, produk atau hasil kerajinan serta sarana dan prasarana yang tersedia, dengan format online. Sebuah bentuk promosi yang lebih dinamis, detail dan informatif karena mampu menampilkan grafis, audiovisual dan teks dalam waktu satu formulasi.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi ini tentunya akan memudahkan bagi para wisatawan untuk mengetahui detail objek-objek wisata yang ada di Tanjungpinang. Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan Tanjungpinang di level nasional maupun internasional.

Namun sebelum ke level yang lebih tinggi, Pemerintah Kota Tanjungpinang tentunya perlu melakukan perubahan dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat. Dukungan dari masyarakat menjadi modal utama dalam peningkatan kualitas pariwisata.

Selain itu pemerintah tentunya perlu memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, mulai dari layanan umum hingga infrastruktur yang mendukung. Kesemuanya haruslah dikemas menjadi sesuatu yang "menjual" dan menarik untuk dikunjungi para wisatawan.

Tentunya, semua itu butuh kerja keras dari semua elemen. Dan kita berharap Pemerintah berani untuk mengambil tindakan yang inovatif dan kolaboratif dengan memanfaatkan segala potensi wisata yang ada.

Selain itu juga didukung dengan pemanfaatan IT untuk mendukung promosi yang dikemas dengan semenarik mungkin. Sehingga pariwisata di Tanjungpinang dapat menjadi lebih baik dan bersaing dengan wisata-wisata lain yang ada di Indonesia.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun