Mohon tunggu...
Sifa Amaliah
Sifa Amaliah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

SIMPUS, Sistem Informasi dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

2 November 2022   12:03 Diperbarui: 2 November 2022   12:17 15579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pedoman pelaksanaan SIMPUS Kota Yogyakarta, 2014

Definisi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam sebuah sistem (Yani, 2020). Kebutuhan akan sistem informasi kesehatan yang mumpuni pada tingkat pertama pelayanan kesehatan seperti Puskesmas mencetuskan sebuah inovasi baru yakni SIMPUS atau Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. SIMPUS merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen (Fikri, 2019).

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah program aplikasi yang yang dikembangkan khusus dari puskesmas, untuk puskesmas dengan melihat kebutuhan dan kemampuan puskesmas dalam mengelola, mengolah dan memelihara data-data yang ada (Saputra, 2017). SIMPUS sebagai bagian dari program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas mulai dari data orang sakit, rujukan orang sakit, ketersediaan obat-obatan, sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dirancang dan dikembangkan oleh setiap daerah untuk mempermudah dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas, serta memiliki namanya tersendiri seperti di Kabupaten Tulungagung yakni aplikasi SIMPUSTA ONLINE, di Kota Yogyakarta yakni aplikasi SIMPUS, dan lain sebagainya (Yhola, tanpa tahun; Eprilianto & Saputra, 2019).

Aplikasi SIMPUS ini menjadi salah satu bentuk inovasi dalam sektor publik yang memfokuskan pada bidang kesehatan yang dapat mengakomodir semua kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas. Walaupun keberadaan dari aplikasi SIMPUS ini melalui berbagai tahap pengembangan.

Pengembangan Aplikasi SIMPUS

Dasar Hukum SIMPUS

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Untuk menjangkau masyarakat secara keseluruhan maka diperlukan program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIM Puskemas yang terintegrasi dengan baik melalui berbagai kegiatan pelaksana.

Dasar hukum dari SIMPUS terkandung dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 31 tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas dari pasal 1 sampai pasal 32. Pada pasal 1 termuat pengertian dan maksud dari SIMPUS, pasal 2 memuat tentang tujuan diadakannya SIMPUS, pasal 3 memuat bagaimana penyelenggaraan SIMPUS dilakukan. Pada pasal 1 (1) dan (2) berisi: 

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 

  1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 

  2. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.

Tujuan SIMPUS

  1. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang kegiatan pelayanan.

  1. Tujuan Khusus

  • Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
  • Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas.
  • Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas.

Komponen Sistem Informasi Puskesmas

Menurut Jhon Burch dan Gary Grudnitski sistem informasi puskesmas terdiri dari komponen-komponen yang  disebut dengan blok bangunan (building block), komponen tersebut di antaranya: 

  1. Blok Masukan (Input Block)

Blok masukan biasanya berisi tentang metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, data-data tersebut dapat berupa dokumen dasar. 

  1. Blok Model (Model Block)

Pada blok model biasanya terdiri dari kombinasi antara prosedur logika dan model matematik yang nantinya akan digunakan untuk memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data dengan cara tertentu  untuk menghasilkan output yang diinginkan.

  1. Blok Keluaran (Output Block)

Blok keluaran terdiri dari informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang nantinya akan bermanfaat bagi seluruh tingkatan manajemen dan seluruh pemakai sistem informasi.

  1. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan sebuah toolbox dari sistem informsi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem keseluruhan. di dalam teknologi terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software). Teknologi blok ini merupakan sebuah komponen yang akan membantu mempercepat proses yang terjadi di dalam sistem. 

  1. Blok Basis Data (Database Block)

Blok basis data merupakan sebuah kumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan di dalam hardware dan software komputer yang digunakan untuk memanipulasi. Data harus disimpan karena bertujuan untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data yang berada di dalam basis data perlu diklasifikasikan guna untuk menghasilkan informasi yang lebih berkualitas, selain itu penggklasifikasian data ini berguna untuk efisiensi penyimpanan. Basis data ini diakses dengan menggunakan perangkat yang disebut dengan DBMS (Data Base System Management).

  1. Blok kendali (Control Block)

Jika sistem informasi ingin berjalan dengan lancar, maka diperlukan pengendalian-pengendalian di dalamnya. Pengendalian ini meliputi pengendalian terhadap operasional sistem yang berfungsi untuk mencegah dan menangani kesalahan dan kegagalan sistem. Beberapa pengendalian ini juga dapat diterapkan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa hl-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah. 

Gambar 2.4. Blok Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Gambar 2.4. Blok Sistem Informasi Manajemen Puskesmas


Fungsi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

Berdasarkan hasil penelitian Eprilianto & Saputra (2019), menyatakan bahwa aplikasi SIMPUS memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  1. Sistem pendaftaran pasien.

  2. Sistem rekam medis.

  3. Sistem pengobatan.

  4. Sistem billing.

Yani (2020), menuturkan bahwa, fungsi esensial Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sebagai berikut: 

  1. Mengolah registrasi pasien.

  2. Mengolah data rekam medis pasien, farmasi, psikologi, dan keuangan.

  3. Menampilkan pelaporan baik bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.

Manfaat Penggunaan SIMPUS

Menurut Kemenkes No. 128/Menkes/SK/II/2014 mengenai Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Sistem Informasi Manajeman Puskesmas adalah “Tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatan”. Sistem Informasi Manajeman Puskesmas (SIMPUS) merupakan suatu aplikasi manajemen puskesmas dimana fungsi utamanya adalah mengelola data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (diagnosis) serta pengobatan pasien. Data yang sudah diinput ditampung dalam sebuah data base yang nantinya akan dikatagorikan sesuai dengan parameter untuk kebutuhan laporan, seperti laporan kunjungan harian, cara pembayaran, jenis penyakit serta laporan lainnya yang dibutuhkan dalam Manajemen Puskesmas. 

Adapun manfaat Sistem Informasi Manajeman Puskesmas (SIMPUS), yaitu mempermudah dan mempercepat pelayanan, membakukan prosedur dan standar pelayanan serta mendapatkan data dan informasi yang akurat. Sistem Informasi Manajeman Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna. Prosedur data Sistem Informasi Manajeman Puskesmas (SIMPUS) berdasarkan teknologi informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen. Diterapkannya penggunaan Sistem Informasi Manajeman Puskesmas (SIMPUS) ini dikarenakan belum adanya validitas data mengenai orang sakit, penyakit, bumil, memperbaiki pengumpulan data di puskesmas guna laporan ke dinas kesehatan kota serta diperlukannya informasi yang tepat, akurat, dan up to date yang berkaitan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi. Manfaat dari adanya sistem SIMPUS itu sudah sangat dirasakan terutama oleh pegawai yang bertugas dalam pengolahan laporan puskesmas. Dengan adanyasimpus membuat pekerjaan rekam medis menjadi lebih efisien karena tidak mengharuskan petugas rekam medis untuk mengambil dan mengembalikan berkas ke dalam rak karena sudah paperless. Menurut Endang (2015), manfaat sistem dari penggunanya yang dapat membentuk suatu kepercayaan untuk pengambilan keputusan apakah jadi menggunakan sistem informasi atau tidak. Apabila pengguna mempercayai sistem tersebut berguna maka akan menggunakannya, tetapi dapat berpikiran sebaliknya.

Hambatan Penggunaan SIMPUS

Berbagai hambatan dalam implementasi SIMPUS dapat menjadi masukkan untuk menentukan model pengembangan SIMPUS. Kendala-kendala yang ada di Puskesmas dalam penerapan SIMPUS, antara lain:

  1. Pengoperasian SIMPUS membutuhkan jaringan internet

Perangkat keras seperti komputer dan kapasitas server yang cukup besar dan cukup siap dengan menyediakan kapasitas jaringan internet untuk penggunaan SIMPUS oleh semua bagian, serta konsen dengan menyediakan perangkat komputer untuk memenuhi penerapa SIMPUS. 

  1. Pengolahan data oleh SIMPUS dipengaruhi oleh data yang masuk atau data yang diinput oleh pegawai atau petugas

Proses input data tersebut membutuhkan kedisiplinan dan ketelitian yang cukup baik sehingga memperoleh informasi yang baik. Kendala terkait hal tersebut adalah kurangnya kedisiplinan petugas/pegawai dalam melakukan input data, sehingga terkadang terjadinya ketidakvalidan data sebagai informasi yang diolah.  

  1. Server SIMPUS sering down dan sulit untuk diakses. 

Server yang sering down karena letak daerah yang jauh dari perkotaan adapun jaringan internet dan listrik yang tidak memadai ataupun tidak selalu ada menjadi faktor penyebab server down.

  1. Manajemen data

Manajemen data ini mencakup semua aspek pengelolaan data mulai dari pengumpulan, penyimpanan, jaminan kualitas dan aliran data, menuju pemrosesan, kompilasi, dan analisis. Dalam hal ini masih banyak masalah yang ditemuka di lapangan. Adanya perubahan-perubahan rencana merupakan salah satu penghambat bagi kelancaran proses pengelolaan data dalam sistem. Kurangnya pengawasan dan evaluasi juga dapat menghambat proses manajemen data. Adanya laporan ganda (manual dan elektronik), kendala kecepatan akses, kurangnya bandwith, belum adanya simplicity (kesederhanaan) juga menyebabkan proses pengelolaan data menjadi terganggu.


Upaya Untuk Mengatasi Hambatan dalam Penggunaan Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS)

Saat ada hambatan dalam penggunaan Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) pasti akan ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, upaya tersebut di antaranya:

  1. Kepala Puskesmas memberikan dukungan dengan membuat kebijakan mengenai pengoperasian SIMPUS

Dukungan dan kebijakan organisasi mendorong evolusi sistem informasi. Keberhasilan penerapan informasi juga tergantung pada kebijakan dan dukungan yang diberikan oleh para pemimpin dan eksekutif organisasi (Cahyani dkk., 2021: 24). Dukungan yang diberikan oleh kepala puskesmas kepada petugas kesehatan seperti motivasi dan ucapan semangat dapat meningkatkan minat kerja petugas dalam mengoperasikan SIMPUS dalam praktiknya. Dukungan yang disertai dengan adanya kebijakan akan meningkatkan nilai kepatuhan dan kedisiplinan petugas dalam mengoperasikan SIMPUS. Adanya kebijakan ini akan memaksa petugas untuk patuh terhadap peraturan yang berlaku. Kebiasaan mematuhi peraturan ini akan berdampak secara langsung dengan nilai kepatuhan petugas dalam mengoperasikan SIMPUS.

  1. Diadakannya pelatihan mengenai SIMPUS khusus petugas baik untuk tenaga medis dan tenaga administrasi

Kurangnya pelatihan dari sektor kesehatan terkait menyebabkan petugas seringkali menghadapi kesulitan dalam mengoperasikan SIMPUS seperti waktu loading SIMPUS yang membuat petugas sering beranggapan bahwa SIMPUS error. Oleh karena itu, disarankan agar otoritas kesehatan terkait untuk melakukan pelatihan rutin dan berulang. Pelatihan ini dapat dilaksanakan dalam waktu sebulan sekali atau dua minggu sekali. Selain itu, departemen kesehatan juga harus menyediakan tempat pengaduan sehingga petugas dapat menghubungi tempat pengaduan tersebut secara langsung jika terjadi masalah (Pinerdi dkk., 2020: 108).

  1. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengoperasikan SIMPUS

Hal ini dapat dilakukan dengan penyediaan komputer atau laptop yang mendukung, pengajuan anggaran untuk pembelian modem dan pulsanya, pengajuan anggaran untuk pembelian penguat sinyal yang lebih jauh jangkauannya, pengajuan anggaran untuk pengadaan wifi, dan mengkonfirmasi ulang ke dishubkominfo mengenai infrastruktur tower (Christanti & Pratiwi, 2016: 17).

  1. Menyusun prosedur/ petunjuk teknis penggunaan SIMPUS

Adanya prosedur atau petunjuk teknis tentu saja akan membantu petugas untuk mengoperasikan SIMPUS. Petunjuk teknis penggunaan SIMPUS dapat menurunkan tingkat kesulitan petugas dalam mengoperasikan SIMPUS. Tahapan-tahapan yang terdapat dalam petunjuk teknis membantu petugas memahami cara kerja SIMPUS. Agar lebih efisien, kertas petunjuk teknis dapat dicetak dan ditempelkan di dekat komputer atau laptop yang digunakan untuk mengoperasikan SIMPUS (Tiara & Subinarto, 2019:70).


Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas dengan SIMPUS

Alur pelayanan pasien di puskesmas menggunakan SIMPUS tidak jauh berbeda dengan alur pelayanan yang dilakukan secara manual atau konvensional. Perbedaan antara kedua alur pelayanan ini terletak pada keefisienan waktu, tenaga petugas, lama waktu mengantri menjadi lebih sedikit, dan pendokumentasian yang lebih terjamin. Alur pelayanan pasien di puskesmas dengan SIMPUS yaitu

  1. Pasien datang ke Puskesmas menuju Ruang Loket Pendaftaran dengan membawa kartu kepesertaan atau KTP. 

Di ruang loket tersebut terdapat fasilitas komputer untuk meregistrasi pasien yang akan berobat. Komputer ini menggunakan fasilitas layanan online sehingga memudahkan petugas loket meregistrasi pasien yang akan mendapatkan layanan kesehatan. Teknik pemberlakuan SIMPUS dalam pendaftaran pasien di puskesmas adalah dengan memasukkan NIK, nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat pasien, dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Data ini akan diproses untuk mendapatkan nomor rekam medis baru untuk pasien baru. Prosedurnya pendaftaran akan menjadi lebih sederhana apabila pasien merupakan pasien lama yang sudah pernah berobat di puskesmas yang sama sebelumnya, hal ini terjadi karena proses registrasi hanya perlu memasukkan nama dan tanggal lahir pasien. Ketika nama dan tanggal lahir pasien lama diketikkan, maka secara otomatis akan muncul data lengkap pasien berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya (Darwis dkk., 2022: 1358). Pada pasien umum yang tidak menggunakan BPJS akan dikenakan pembayaran administrasi pendaftaran sesuai PERDA.

  1. Petugas Loket akan meregistrasi nomor askes pasien dengan menggunakan aplikasi SIMPUS, yang kemudian akan di arahkan ke poli umum, poli gigi atau poli KIA sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien.

  2. Tanpa menunggu lama, pasien akan dipanggil oleh petugas Poli (Poli Umum, KIA atau Poli gigi). Proses dokumentasi hasil anamnesa di Ruang Poli pelayanan dilakukan dengan sistem online. Dokter yang melakukan pemeriksaan akan memberikan pelayanan yang optimal didampingi oleh petugas perawat, bidan atau paramedis lainnya, sedangkan petugas poli akan meregister hasil anamnesa, keluhan, diagnosa, pemeriksaan penunjang dan obat atau terapi yang akan diberikan ke dalam sistem, sehingga obat yang akan diberikan secara otomatis terkirim di ruang apotek.

  3. Petugas apotek langsung meracik obat yang telah diresepkan oleh dokter setelah melihat kiriman resep dari sistem komputer online, sehingga pasien bisa langsung mendapatkan obat yang dibutuhkan tanpa menunggu lama.

  4. Untuk pasien yang mendapatkan rekomendasi atau pengantar untuk pemeriksaan laboratorium, pasien langsung ke ruang laboratorium dengan membawa surat pengantar.

  5. Bagi pasien yang mendapatkan rujukan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, akan melanjutkan surat rujukan yang diberikan ke ruang rujukan untuk di register dan di stempel.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Cara Penggunaan Aplikasi SIMPUS

Software Sistem Informasi Pusat Kesehatan (SIMPUS) adalah perangkat lunak yang  mengelola operasional harian Puskesmas mulai dari pendaftaran pasien,  manajemen diagnostik, manajemen obat, manajemen pasien, hingga konsolidasi laporan data. Software SIMPUS adalah software berbasis web yang dapat dijalankan di beberapa sistem operasi (cross-platform), yang artinya dapat dijalankan melalui sistem operasi Windows (Windows XP, Vista, atau Windows 7) atau  juga dapat dijalankan di sistem operasi Linux. sistem. Hal ini sangat menguntungkan jika kebijakan lokal menggunakan perangkat lunak open source diterapkan maka penggunaan aplikasi ini bukan tanpa masalah karena dapat berjalan di sistem operasi Linux. Untuk menjalankan aplikasi ini, cukup gunakan web browser seperti Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google Chrome, Opera, dll.

  1. Masukan URL aplikasi di browser dan tekan enter

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  2. Masukan username dan password lalu tekan login 

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  3. Masuk layar beranda aplikasi, pilih menu loket yang ada di sebelah kiri

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  4. Untuk memasukkan data pasien baru, pilih tab pasien baru dan tekan CTRL+2

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  5. Selanjutnya akan masuk ke dalam untuk memasukkan data pasien baru

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  6. Jika semua data sudah lengkap dan benar, klik tombol simpan atau klik tombol F1

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  7. Setelah menekan tombol simpan, akan muncul dua windows pop up. Salah satunya berisi kartu berobat pasien dan yang lainnya akan berisi nomor antrean pasien tersebut

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi
  8. Klik pada kartu pop up untuk membuka layar cetak dan mencetak kartu pada printer

    Dok. pribadi
    Dok. pribadi

Daftar Pustaka

Christanti, N. D., & Pratiwi, R. D. (2016). Analisis penyebab kegagalan penggunaan sistem informasi manajemen puskesmas (simpus) dalam penerimaan pasien rawat jalan di puskesmas adimulyo kabupaten kebumen. Jurnal Kesehatan Vokasional, 1(1), 13-21. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2022 pukul 15.12 WIB dari https://journal.ugm.ac.id/jkesvo/article/view/27460

Darwis, A. A. P., Yulia, N., & Widjaya, L. (2022). Tinjauan Pelaksanaan Pendaftaran Rawat Jalan di Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan. Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(10), 1355-1362. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2022 pukul 21.02 WIB dari https://www.bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/1753

Eprilianto, D. F., Sari, Y. E. K., & Saputra, B. (2019). Mewujudkan Integrasi Data Melalui Implementasi Inovasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Teknologi Digital. JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 4(1), 30-37. Diakses pada 29 Oktober 2022 pukul 16.15 WIB dari https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpsi/article/view/6447

Fikri, R. L. (2019). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) Melalui Metode Pieces Layanan Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Bogor Utara Tahun 2018. Promotor, 2(4), 294-300. Diakses pada 29 Oktober 2022 pukul 23.50 WIB dari http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR/article/download/2242/1419

Hidayat, Fendi. 2019. Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. Diakses dari https://www.google.com/bookshl=id&lr=&id=dJfwDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Hidayat,+Fendi.+2019.+Konsep+Dasar+Sistem+Informasi+Kesehatan.+Yogyakarta:+Penerbit+Deepublish.&ots=Gk4FCfrFPf&sig=NsxXb0HvKcY3D7NfU5K2QjfZmoQ

Saputra, H. N., & Jamroni, J. (2017). Analisis Keamanan Data Sistem Informasi di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatandan Ilmu Kesehatan Masyarakat, 12(2). Diakses pada 29 Oktober 2022 pukul 23.55 dari http://journal.stikessuryaglobal.ac.id/index.php/SM/article/view/85

Software Puskesmas. (2015). Tutorial Penggunaan SIMPUS - Pasien Baru. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2022 pukul 22.00 WIB dari https://www.youtube.com/watch?v=r8F1vA5BNko 

Wibisono, S., & Munawaroh, S. (2012). Sistem informasi manajemen puskesmas (Simpuskesmas) berbasis cloud computing. Dinamik, 17(2). Diakses pada tanggal 29 Oktober 2022 pukul 20.18 WIB dari https://unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/1661

Yani, B. K. D. (2020). Fungsi esensial sistem informasi manajemen puskesmas (simpus) di kota yogyakarta. Journal of Information Systems for Public Health, 5(3), 38-44. Diakses pada 29 Oktober 2022 pukul 14.40 WIB dari https://doi.org/10.22146/jisph.42014 

Yhola, E. A. M., Febrianto, A., & Sukma, R. F. Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Wilaya Kerja UPT. Puskesmas Gondang Tulungagung. Diakses pada 29 Oktober pukul 19.00 WIB dari https://osf.io/download/60dd47e431881a0231636ca7/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun