Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Misalnya, instink, reflek, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatanperbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial, dan lingkungan.
Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri kita. Demikian pula hakekat jiwa, tak seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jika tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Pernyataan itu kita namakan gejala-gejala jiwa, di antaranya; mengamati, menanggapi, mengingat, memikir, dan sebagainya. Dari itulah kemudian orang membuat definisi, Psikologi yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Belajar adalah key term, istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Jadi belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Pengertian belajar menurut parah ahli, antara lain:
- Chaplin (1972), belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
- Hintzman (1978), belajar adalah suatu perubahan yang terjadidalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
- Rebert (1989), membatasi belajar dengan dua defenisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil yang diperkuat.
- James O. Wittaker (1970), belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
- Skinner, yang dikutip Barlow (1985), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Bertolak dari berbagai defenisi diatas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Jadi dapat disimpulkan psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi belajar memberi kontribusi bagi guru ketika ia menjalankan tugas mengajar di dalam kelas sehingga tampak pada kinerjanya ketika mengajar dengan mempertimbangkan prinsip psikologis murid.
B. Metode  Psikologi Belajar
Metode psikologi belajar adalah cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi belajar, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tingkah laku dalam situasi pendidikan dan yang dapat membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini dipergunakan oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem- problem pendidikan.
Ada beberapa metode riset yang sudah lazim digunakan dalam psikologi,yaitu sebagai berikut.
- Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah untuk mengetes keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi tertentu. Dengan kata lain, eksperimen dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari observasi yang dikontrol. Melalui usaha eksperimen demi eksperimen, kemudian kebenaran-kebenaran psikologis yang semula didasarkan atas terkaan, pemikiran dan perenungan, kini didasarkan atas percobaan-percobaan. Untuk mendukung pelaksanaan eksperimen, paling tidak menggunakan dua kelompok yang diperbandingkan. Kelompok pertama sebagai kelompok "kontrol," dan kelompok kedua sebagai kelompok "eksperimen". Fungsi kelompok kontrol adalah untuk mengecek pengaruhdari faktor eksperimen atau variable independen; dan kelompok kontroltersebut sedapat mungkin diusahakan sama dengan kelompok eksperimen. Lewat metode eksperimen banyak aspek belajar dapat diteliti dengan baik, yang hasilnya dapat disumbangkan bagi kelancaran proses interaksiedukatif di kelas. Misalnya meneliti tentang keefektifan komparatif darimetode-metode mengajar yang berbeda (seperti metode diskusi versusmetode ceramah) untuk mempelajari informasi yang faktual, pengaruh praktik bagian versus praktik keseluruhan terhadap belajar keterampilan,kelas yang optimal, sampai seberapa jauh transfer belajar itu terjadi, penyusunan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan induividu dan sosial, asas kesiapan dalam melakukan suatu tugas belajar, pengaruh Overlearning terhadap ingatan, dan lain sebagainya.
- Metode ObservasiÂ