Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Seruan Anti Golput, Akankah Menjadi Bumerang dan Membuat Terkejut?

15 April 2019   12:16 Diperbarui: 15 April 2019   12:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang akan terjadi seandainya coblosan mereka tadi tertuju hanya pada satu pasangan kandidat? Bila ternyata kompak mereka memilih pilihan yang sama? Misalnya ditujukan kepada kandidat yang menjadi penantang, yakni Prabowo-Sandi. Misalnya. Ini hanya misalnya. Meski ini bisa jadi kejadianya akan persis seperti itu.

Bila benar demikian, maka, bisa dibayangkan betapa tidak terbayangnya suara yang membludak pada satu wadah!. Mengejutkan! Benar-benar akan membuat kejutan besar!. Tentu akan menjadi kejutan besar bagi pihak petahana yang sudah terbiasa berkuasa, kadung berkuasa dan masih ingin berkuasa.

Boleh jadi,  seruan anti golput yang tak henti-hentinya itu tidak hanya telah membuat luka (hati) tapi juga telah membakar hati para golputer. Sehingga mereka akan menggunakan hak pilihnya dengan beralih memilih mendukung kubu penantang (oposisi). Mengapa?

Boleh jadi.   Penulis berasumsi, mereka para golputer cenderung akan memilih kandidat yang berasal dari kelompok mereka yang paling sedikit menyakit hatinya, yakni Capres-Cawapres dari kubu oposisi, Prabowo-Sandi,  ketimbang memilih kandidat dari pihak petahana, Jokwi-Ma'ruf. Ini semata demi melampiaskan dendam setelah tadinya para golputer itu merasa telah diancam, ditakut-takuti oleh pihak pemerintah, katakanlah oknum pemerintah yang notabene adalah pendukung Jokowi,  berpihak kepada Jokowi-Ma'ruf.

 Ya, bisa saja. Meski ini hanya analisa yang tanpa angka. Tapi, mestilah diwaspada.

Sebagaimana telah sedikit disingung di atas tadi, menurut analisa Penulis, apabila golput 'bangkit' maka suaranya bisa jadi akan cenderung mengalir kepada pasangan Capres-Cawapres dari pihak oposisi, Prabowo-Sandi.  Ini disebabkan para peng-golput itu atau sebutlah golputer tadi tampaknya merasa telah tersakiti seiiring dengan seringnya mereka diungkit-ungkit seolah mereka dianggap sebagai "benalu" yang menggerogoti legitimasi pemilu ini , bahkan sempat ditakut-takuti dengan ancaman pidana, juga dicela sebagai warga yang tidak memiliki kesadaran politik sehingga diposisikan sebagai orang yang perlu '"dicerdaskan", yang ini semua dilakukan sebagai rayuan semata demi meraih dukungan dari suara golput ini. Setidaknya begitu tudingan balik dari golputer. Para penyeru anti golput itu cuma hendak meminta tambahan suara!.

Memang, dalam ingatan penulis, pihak yang paling sering mengungkit-ungkit soal golput ini adalah mereka yang berasal dari pihak petahana, mereka yang berkuasa sat ini. Di samping ada juga beberapa dari pihak oposisi, meski tak begitu dirasakan terlalu 'menyerang'.  Namun yang paling bikin meradang adalah ketika para golputer itu ditakut-takuti.

tampilan layar-dok.pri
tampilan layar-dok.pri


Memangnya siapa yang telah menakut-nakuti para golputer itu? Siapa? Dari pihak mana? 

Tentu semua tahu, kemarin Menkopolhukam Jenderal  Wiranto bahkan sempat 'mengancam' golput dengan ancaman pidana layaknya teroris. Jelas bahkan, golputer ditakut-takuti akan dijerat dengan Undang-undang Teroris. Meski sebatas wacana, "gertakan ini" sudah terlanjur menyakiti hati peng-golput. 

Tak urung penulis sendiri yang juga golput sempat "blingsatan". Kenapa tidak? Tentu saja sebagai seorang praktisi hukum yang sungguh mengerti betul hal ihwal hukum ini, penulis paham bahwa sanksi pidana apalagi pidana terorisme yang demikian itu adalah sesuatu yang "tak pantas" dibebankan pada golputer (pelaku golput) tadi. Tak ada relevansi hukumnya sama sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun