SEANDAINYA ADA YANG DAPAT MENOLONG
Ketika leher tiba-tiba tercekat
Lidah kesat tak bisa menjilat
Dada menghimpit terasa berat
Betis lumpuh bertaut terasa penat
Mata terbelalak tak lagi jelas melihat
Ingat ingin segera bertobat
Telat !, tobat yang terlambat
Bila sudah tiba di ujung sekarat
Jiwa hendak segera melompat
Dari perut bawah dada terus merambat
Ruh pergi melesat secepat kilat. Meloncat. Menculat!
Terlambat !
Semua terlanjur sudah dicatat
Plok ! cap stempel "tersesat !"
...
..
.
Apalah daya.... ku tak bisa lagi berbuat
Jerit Penyesalan Di Akhirat; Seandainya Dulu Aku Berbuat
TENTANG PENYESALAN DI ALAM SANA
*Cerita setelah hari akhir, tentang derita yang tiada akhir
Seandainya dulu di dunia aku berbuat
Saat diri masih sehat dan kuat
Sebelum langkah menjadi penat
Saat jiwa masih berkutat belum sekarat
Selagi waktu masih sempat dan belum telat
Diriku tak hanya diam tapi terus berbuat
Selalu mengingat dan tak di jalan sesat
Maka tidaklah aku bakal dilaknat
.
Seandainya dulu aku adalah debu tanah
Tak akan kini diriku ditanya
Tak pula diriku akan disiksa
.
Kar'na aku hanyalah seonggok debu tanah
Tanah yang tak akan dibebankan dosa
Tanah, benda mati yang tak mempunyai rasa
Tanah yang tak tampak sedih karena tak berwajah
Tanpa wajah, tanah tak mungkin bisa bermuram durja
.
Tapi aku nyatanya manusia
Yang hanya bisa menyesali dirinya
Aku manusia yang bersalah dan berdosa
Dosa yang akan membakar wajah
Wajah yang tertunduk mendengar berita
Berita ini lebih dari sekedar berita duka
Bukan tentang hati yang luka
Tak cukup oleh menerima atau tak suka begitu saja
Karena ini adalah berita tentang apa yang akan diderita
Tentang ancaman siksa neraka di alam sana
.
#yaibaelah