Sang Guru tak langsung menjawab. Ia lalu mengalihkan pandangannya jauh ke atas.... tampak matahari sudah meninggi.
Uuuhh... Pantas saja keningku berkeringat, pikir Sang Guru.
Lalu Sang Guru yang hidupnya  masih membujang itu menarik nafasnya dalam-dalam. Dan raut wajahnya tampak berubah jadi kecut. Lantas dengan suara lirih ia berkata, "Ketahuilah, meski engkau seorang pendosa, tapi sesungguhnya aku lebih mengkhawatirkan diriku daripada dirimu, karena aku ini adalah ahli ibadah yang masih suka tergoda untuk menghitung-hitung amalku. Padahal tidaklah seseorang masuk syurga itu karena amalannya, tapi itu semua semata karena ampunan dan rahmat dari NYA".
.
Mendengar pembicaraan gurunya itu, Sang Pendosa terdiam.... masih terdiam... tetap terdiam... tak ada satu katapun yang  terucap dari bibirnya... ia hanya menghisap asap rokoknya dalam-dalam.... lebih dalam.... semakin dalam.....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
