Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia di Balik Pagar Mewah (Bab 6)

12 Oktober 2025   16:27 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:27 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang wanita misterius (generate by AI/Grok)

Narator (Mira Lestari):

 Lia Chandra selalu tahu cara membuat orang menoleh---dengan gaun ketatnya, senyum memikat, dan aura yang seolah berkata, "Aku punya segalanya." Tapi di Puri Anggrek Elit, memiliki segalanya sering berarti menyembunyikan sesuatu. Lia pikir dia bisa mengendalikan permainan berbahayanya dengan Jono, tapi di tempat seperti ini, pagar tinggi dan kamera CCTV tak cukup untuk menutup rahasia. Dan saya, Mira Lestari, tahu bahwa rahasia Lia adalah permen yang terlalu manis---menarik, tapi bisa membuatmu sakit jika kebanyakan.

 Lia Chandra berdiri di gudang taman belakang rumahnya, pintu kayu yang sudah tua sedikit berderit saat ia menutupnya. Cahaya matahari sore menyelinap melalui celah-celah jendela kecil, menerangi wajah Jono yang berdiri terlalu dekat dengannya. 

 Bau tanah dan rumput yang baru dipotong bercampur dengan aroma sabun murah yang Jono gunakan, dan entah kenapa, kombinasi itu membuat jantung Lia berdegup lebih kencang dari biasanya.

 "Jono, ini nggak bisa gini terus," bisik Lia, suaranya setengah serius, setengah ragu. Tangannya memegang lengan Jono, tapi bukannya mendorong, jari-jarinya justru menelusuri otot-otot yang terasa di bawah kaus usang itu. "Chandra udah curiga. Aku nggak mau semuanya hancur."

 Jono, dengan senyum nakal yang selalu membuat Lia lemah, mengangkat alis. "Mbak Lia, kalo takut, kenapa masih ke sini? Kita kan cuma... ngobrol." Matanya berkilat, dan Lia tahu "ngobrol" adalah kode untuk sesuatu yang jauh lebih berbahaya.

 Lia memalingkan muka, mencoba mengumpulkan tekad. Tapi sebelum ia bisa menjawab, Jono melangkah lebih dekat, tangannya menyentuh pinggang Lia dengan lembut. "Mbak, aku tahu kamu nggak bahagia sama Pak Chandra. Aku lihat caranya ngomong sama kamu---dingin, kayak ngomong sama asisten."

 Lia menahan napas. Jono tak sepenuhnya salah. Chandra, dengan segala kekayaan dan kekuasaannya, memperlakukan Lia lebih seperti aksesori daripada istri. Tapi itu bukan alasan untuk membiarkan dirinya jatuh lebih dalam ke dalam kekacauan ini. 

 "Jono, kamu nggak ngerti. Ini bukan cuma soal aku dan Chandra. Kalo orang-orang di sini tahu, aku selesai. Kita selesai."

 Jono tertawa kecil, suaranya rendah dan penuh percaya diri. "Tenang, Mbak. Nggak ada yang lihat. Puri Anggrek ini besar, dan tetangga pada sibuk sama urusan mereka sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun