Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tolong Dengarkan, Aku Ingin Bicara Sebentar Saja

19 Agustus 2023   14:30 Diperbarui: 20 Agustus 2023   04:27 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi remaja kesepian yang butuh teman bicara| sumber gambar pixabay.com

"Ini bukan hanya tentang itu, Ayah."

"Baiklah, tentang apa? Tapi, tunggu! Ayah baru mendapat notifikasi email. Oh, Tuhan! Ayah baru sadar kalau malam ini tenggat waktu menyelesaikan pekerjaan Ayah. Sayang, Ayah janji, kita akan bicara nanti."

Jika sudah begitu, aku tidak ingin mengganggu Ayah lagi. Namun, aku juga tidak yakin apakah satu jam ke depan Ayah akan menepati janjinya untuk berbicara denganku---entahlah.

Aku menuju dapur dan Ibu sedang memasak. Satu hal yang membuatku berdecak kagum dari Ibu, meski lelah, dia menginginkan makanan sehat dari tangannya, selain karena malam hari, satu keluarga bisa bertemu di meja makan. 

Saat makan bersama, biasanya Ayah atau Ibu akan memulai pembicaraan. Kecuali aku, Emily dan Katty ikut berebut menimpali obrolan mereka. Kadang-kadang perdebatan terjadi sehingga timbul keributan-keributan kecil. Jika sudah terlalu bising, aku cukup mendengarkan saja dan sibuk mengunyah makananku. Mereka pun sepertinya tidak menuntutku untuk ikut mengeluarkan suara. 

"Ibu, boleh aku bicara sebentar."

"Ibu sedang terburu-buru menyiapkan makan malam, Suzan. Sekarang hampir mendekati pukul tujuh, seharusnya semua sudah selesai."

"Kalau begitu, biar aku membantu Ibu sambil cerita banyak hal, boleh?"

"Kalau mau membantu Ibu, keluarlah dulu dari dapur, Ibu akan selesaikan ini sendiri." 

Karena Ibu menganggap kehadiranku sebagai gangguan, aku berdiam diri dan memasang wajah kecewa. 

"Aduh, Sayang, dengarkan Ibu. Ibu tidak bermaksud membuatmu sedih, tapi Ibu baru saja mengalami hari yang sangat panjang dan melelahkan di kantor. Kita akan bicara nanti, ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun