Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seberapa Besar Validasi Orang Lain Memengaruhi Hidup Kita?

17 Mei 2023   15:56 Diperbarui: 27 Mei 2023   10:18 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Perundungan dari orang lain. (sumber: KOMPAS.ID)

Saat berhubungan dengan orang lain, kita terlibat ke dalam aktivitas yang mungkin sebenarnya tidak kita sukai, tetapi kita melakukannya agar lingkungan menerima kita. 

Dalam naifnya pikiran kita, dengan melakukan semua itu, kita bisa menjadi bagian dari kawan walaupun harus menyembunyikan siapa diri kita sebenarnya---dan ini termasuk penipuan terhadap diri sendiri karena ketidakjujuran kita.

validasi-647149a408a8b506dc3d2de3.jpg
validasi-647149a408a8b506dc3d2de3.jpg

Seberapa besar pengaruh validasi dari orang lain? | picture by ahlilaboratorium.com

Nah, berbeda dengan menjalani kehidupan yang otentik dan tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain, kita akan mendapatkan lebih banyak respek atau rasa hormat. 

Meski ironisnya bahwa biasanya orang yang otentik tidak terlalu peduli dengan fakta bahwa orang lain begitu tertarik kepadanya, hal itu tidak memberikan penyesalan bagi mereka yang menghargainya. Itulah paradoksnya: Yang menempel akan menolak; Yang bergerak bebas akan menarik.

Jadi, pentingnya memahami nilai-nilai diri akan menimbulkan kepercayaan diri kita tanpa perlu dipengaruhi oleh pandangan-pandangan dari orang lain sehingga kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa diri kita berharga. 

Selain itu, kita juga akan mampu memberikan persetujuan yang tulus kepada orang lain, bukan berdasarkan groupthink dan konsensus, tetapi berdasarkan hati dan pikiran kita sendiri.

Kita bisa mengatakan "tidak" ketika semua orang mengatakan "ya", bukan karena kita ingin menjadi istimewa, atau memberontak, tetapi hanya karena kita tetap jujur pada diri kita sendiri. Kita juga bisa membiarkan diri kita merasa sakit hati, tanpa perlu membuktikan keabsahan penderitaan kita kepada orang lain.

Saat berhenti mencari validasi atau pengakuan orang lain, kita membuat warna asli kita muncul ke permukaan. Validasi alami secara otomatis akan datang kepada kita hanya jika kita menjadi diri kita sendiri. 

Pengakuan-pengakuan itu mengarah kepada kita dan bukan pada topeng yang membuat diri kita yang sebenarnya tidak terlihat. Bukankah jauh lebih baik dihargai oleh satu orang karena keotentikan kita daripada dicintai oleh ribuan orang karena keinginan mereka terhadap kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun