Mohon tunggu...
Shufki Ariva Nazarina
Shufki Ariva Nazarina Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya suka makan, tapi tidak suka sayur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karmaphala, Kebahagiaan, dan Peran Pemerintah dalam Perspektif Tri Hita Karana

7 Oktober 2025   13:47 Diperbarui: 7 Oktober 2025   13:47 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kebahagiaan dalam ajaran Hindu tidak hanya dipandang sebagai kondisi batin yang lahir dari perbuatan individu, tetapi juga sebagai hasil interaksi sosial dan kebijakan pemerintah. Konsep karmaphala menjelaskan bahwa setiap tindakan manusia, baik maupun buruk, akan membuahkan hasil yang setimpal. Sementara itu, pemerintah atau Guru Wisesa memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan kesejahteraan rakyat. 

Kebahagiaan merupakan tujuan universal setiap manusia. Dalam perspektif Hindu, kebahagiaan dapat dicapai melalui keseimbangan spiritual dan sosial. Secara spiritual, hukum karmaphala menekankan pentingnya perbuatan baik sebagai jalan menuju kebahagiaan. Secara sosial, kebahagiaan bergantung pada kondisi eksternal, termasuk kebijakan pemerintah yang adil dan berpihak pada rakyat.

Konsep Tri Hita Karana menjadi dasar penting dalam memahami kebahagiaan 

Filosofi ini menekankan tiga hubungan harmonis: parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan), pawongan (hubungan manusia dengan sesama), dan palemahan (hubungan manusia dengan alam). Ketiganya hanya bisa terwujud bila individu konsisten melakukan karma baik, serta pemerintah mampu menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat.

Hukum Karmaphala sebagai Penentu Kebahagiaan

Karmaphala berasal dari kata karma (perbuatan) dan phala (buah/hasil). Artinya, kebahagiaan atau penderitaan yang dialami seseorang adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Terdapat tiga bentuk karmaphala:

  1. Sancita -- karma masa lalu yang belum dinikmati sekarang.
  2. Prarabdha -- karma yang hasilnya langsung dirasakan saat ini.
  3. Kriyamana -- karma masa kini yang hasilnya akan datang di masa depan.

Perbuatan baik (sat karma) yang dilandasi nilai satya (kebenaran), dharma (kebajikan), prema (kasih sayang), santhi (perdamaian), dan ahimsa (tidak menyakiti) akan membawa kedamaian batin serta kebahagiaan sejati.

Kebahagiaan dalam Perspektif Tri Hita Karana

Kebahagiaan tidak hanya bersumber dari dalam diri, tetapi juga dari keterhubungan manusia dengan lingkungannya:

  • Parahyangan perbuatan baik dalam hubungan dengan Tuhan, misalnya rajin bersembahyang.
  • Pawongan perbuatan baik kepada sesama, seperti tolong-menolong dan toleransi.
  • Palemahan menjaga lingkungan agar tetap lestari, seperti menanam pohon dan tidak merusak alam.

Ketiga aspek ini membentuk dasar kebahagiaan yang berkelanjutan.

Peran Pemerintah sebagai Guru Wisesa

Dalam ajaran Hindu, pemerintah disebut sebagai Guru Wisesa, yakni pemimpin yang berperan sebagai guru masyarakat. Pemerintah idealnya menjadi pengayom dan teladan moral dengan melaksanakan kebijakan yang berlandaskan Tri Hita Karana:

  • Parahyangan: mendukung kegiatan keagamaan dan spiritualitas rakyat.
  • Pawongan: meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
  • Palemahan: menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup.

Pedoman kepemimpinan yang digunakan adalah Asta Brata, delapan sifat pemimpin yang menekankan keadilan, kemakmuran, empati, keberanian, dan kebijaksanaan. Dengan meneladani Asta Brata, pemerintah dapat menghadirkan kebijakan yang tidak hanya adil, tetapi juga menumbuhkan kebahagiaan kolektif.

Penutup

Kebahagiaan sejati lahir dari perpaduan antara perbuatan baik individu (karmaphala) dan kebijakan bijak pemerintah (Guru Wisesa). Filosofi Tri Hita Karana menunjukkan bahwa keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam adalah kunci kebahagiaan. Oleh karena itu, setiap individu dituntut untuk senantiasa berbuat baik, sementara pemerintah wajib menjalankan kepemimpinan yang adil, bijak, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun