Kau datang bagai cahaya,
Tampak seperti korek api.
Nyalanya kecil, hangatnya semu,
Panasnya diam-diam membakar logika
Katamu, kita jalani bersama.
Nyatanya, aku lihat cermin retak
Bayangmu sibuk memeluk diri sendiri.
Cintamu candu pahit,
tetap ku telan juga.
Katamu, cinta harus tahan banting
Dan aku, dungunya, tahan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!