Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jangan Karena Ingin Diakui

29 November 2020   07:34 Diperbarui: 29 November 2020   07:56 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepertinya, hal ini sangat banyak di ucapkan dari berbagai kalangan. Tidak memandang berapa usia mereka, tidak memandang dia bersekolah dimana, dan tidak pernah memang di mana dia bekerja.

Hal yang perlu di sadari dalam diri adalah rasa ingin di akui. Terutama kepada orang lain yang melihat bagaimana perkembangan kita dari bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun. Namun, ada bersamaan gestur tubuh dalam diri yang ingin di akui dan tidak punya pemikiran yang ingin di akui. 

Di antara seperti: 

1. seseorang yang memang sudah mempunyai keahlian alami.

2. Seseorang yang secara diam-diam belajar dan memberikan informasi kepada mereka jika mereka sudah belajar.

3. Seseorang yang tidak mempunyai keahlian apa-apa atau sudah mempunyai. Namun sangat ingin di akui jika dia seorang yang bisa segala nya.

Baik, kita akan mencoba membahas dari hal yang pertama terlebih dahulu.

Menurut beberapa orang aku temui, dengan beberapa orang yang aku kenal sangat baik. Hal ini cukup membuatku sedikit mengikuti proses yang mungkin saja dia tidak menyadari nya.

Kecerdasan yang dia sadari pada saat ini, mungkin sudah dia miliki sejak kecil. Beberapa orang yang mempunyai sifat tersebut namun enggan untuk mengakui nya kepada orang lain. 

Tetapi, tidak beranggapan jika hal tersebut membuat mereka ingin menonjolkan dengan apa yang mereka miliki. Bahwa sifat tersebutlah sangat di kagumkan dari sekeliling nya. Bahkan, tidak jarang di antara mereka mempunyai keahlian alami akan selalu benar di setiap posisi yang sedang mereka duduki.

Karena pembenaran yang tidak nyata hanya untuk di perlihat kepada mereka yang ketika dirinya sedang tidak percaya diri kepada apa yang mereka terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun