Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Untukmu yang Pernah Mengatakan Tidak

28 Oktober 2019   21:32 Diperbarui: 28 Oktober 2019   21:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekian lama aku menjalaninya. Tanpa ada rasa bosan atupun lelah. Namun hatiku sedikit tergores dari sebuah ucapan manis dari bibir indahmu. 

Bukankah itu sangat tidak masuk akal? Lalu mengapa kamu mentakan hal yang sangat tidak logika itu. Begitu kata-kata yang aku ucapkan untuknya pada saat itu. 

Mungkin saat ini, kamulah yang sudah mulai bosan dan lelah dengan kepribadianku. Aku sangat paham akan hal itu, berjam-jam, berhari-hari, dan bahkan berbulan-bulan kita masih melakukan keadaan dan sebuah kesalahan yang tidak pernah jauh dari pembahasan yang sama. 

Katakan apa keinginanmu dari ku. Agar aku melakukannya. Jika kamu masih mengatakan agar aku tidak terlalu mengkhawatirkanmu, maaf? Aku sangat tidak bisa melakukan hal itu, karena sama saja kamu menyuruhku untuk menjauh dari kehidupanmu. 

Tapi semakin lama, aku merasa perasaan ini sudah tidak sehat dari sebelumnya. Aku mencoba memberanikan diri untuk mengatakan hal yang sangat konyol untukmu. 

Aku mengatakan hal yang sekarang telah membuatmu berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenal sebelumnya. Kamu menjadi sangat egois, lebih mementingkan dirimu sendiri, tidak kembali memprioritaskan ku kembali, bahkan untuk mengajariku disetiap ruang sibukmu saja sudah tidak pernah. 

Seburuk itukah ucapanku di hatimu. Apa aku salah mengucapkan hal itu kepadamu? Aku mengatakannya, hanya tidak ingin jika aku yang berjuang sendiri. 

Tapi aku salah, seperti sudah sejak dulu aku yang mulai berbuat dan telah terbuai di dalam kegelapan dalam sebuah hubungan denganmu. 

Kamu tahu itu, betapa jahatnya hatimu yang telah membuat perasaanku menjadi acuh tak acuh kepada diriku sendiri. 

Aku kembali memohon kepadamu, aar memaafkan ucapanku pada waktu itu. Tapi kata "Tidak" yang keluar dari bibirmu sudah tidak bisa ditarik kembali. 

Semarah itukah hatiku terhadap ucapanku. Apa tidak sadar sikap mu telah membuat aku tidak pernah tau kembali bagaimana rasanya mencintai diri sendiri diri. 

Sampai waktu yang tepat bagimu. Kamu mengatakan kata "Tidak" kembali dengan berulang-ulang. Dan pada saat itu membuat hatiku hancur dan tidak mengetahui bagaimana caranya aku menenangkan nya. 

Baik, jika keputusan itu telah kamu ambil. Aku tidak akan memaksamu untuk memilih kehidupan pribadimu. Karena itu hakmu, hak sifatmu dan hak atas segala yang berada dipikiranmu. 

Dan setelah kejadian itu, aku sudah mencoba kembali dengan kehidupan normal dan menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin yang aku bisa. 

Delapan bulan berlalu, aku memanjakan hatiku dengan caraku sendiri. Bagaikan seorang kapten yang mencoba mengarahkan prajuritnya untuk menang. Aku mencoba membuka hati untuk lembaran baru. 

Benar adanya, ini sangat lah sulit dari hati yang sebelumnya. Bagaimana mungkin, aku menjadi sangat sensitif untuk masalah hati. Apa aku masih trauma terhadap hati? 

Aku kembali memikirkannya? Tidak, ini bukan salah dengan hatiku. Tapi dengan dia yang pernah singgah, tetapi aku kembali di abaikan karena sifat alami ku yang masih melekat di dalam watakku. 

Bukankah dua insan harus saling melengkapi? Bukankah dua insan harus saling memahami. Begitukah juga dengan seseorang yang pada saat itu pernah ku temui. 

Tapi hal itu menjadi sia-sia. Semuanya tidak sama dengan cerita fiksi belaka yang pernah aku baca. Semunya menjadisangat misterius, bahkan aku masih bingung untuk membenarkan mana yang harus aku benarkan dan mana yang harus aku salahkan. 

Karena semuanya tidak tampak nyata. Maka dari itu, sampai saat ini hati masih membeku sepeti es. Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu tersadar terlambat. Tetapi aku hanya ingin membuatmu agar bisa jauh lebih baik untuk pertemuan dengan seseorang yang sudah membuka hati untuk mu. 

Karena perasaan itu tidak akan gampang tergoyahkan jika seseorang tidak mencoba nya. Begitu dengan hati, dia tidak akan kembali terbuka dengan seseorang yang hanya mencoba singgah untuk menghibur dan pergi karena sudah mendapatkan hati yang lebih pas untuk hatinya. 

Jakarta, 28 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun