Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Dosen - DR. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., Drs., M.A.

Shofwan, lahir 12 Desember 1952, Sijunjung Sumatera Barat. Suku Melayu. Isteri Dra. Hj. Imnati Ilyas, BA., S.Pd., M.Pd., Kons. Imnati bersuku Pagar Cancang, Nagari Balai Talang, Dangung-dangung, 50 Kota Sumbar. Shofwan, sekolah SR/SD di Rantau Ikil dan Madrasah Ibtidayah al-Hidayatul Islamiyah di Sirih Sekapur, 1965. SMP, Jambi, 1968. Madrasah Aliyah/Sekolah Persiapan IAIN-UIN Imam Bonjol Padang Panjang, 1971. BA/Sarjana Muda tahun 1976 dan Drs/Sarjana Lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN-UIN Imam Bonjol Padang,1982. MA/S2 IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991. DR/S3 UIN Syarif Hidayatullah-UIN Jakarta, 2008.*

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Infak, Sadakah-Sembako: Altruisme Al-Ghazali

28 Juni 2022   15:23 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shofwan Karim (Dok-Pri)

Infak, Sadakah-Sembako: Altruisme al-Ghazali

Oleh Shofwan Karim

Tulisan ini terinspirasi oleh Pidato Pengukuhan Guru Besar Pemikiran Islam UIN IB Padang, 2 Juni 2021. Judulnya, "Altruisme dalam Literasi Intelektual, Spiritual, Sosial Imam Al-Ghazali"

Pada dasarnya pidato itu untuk kalangan akademik. Oleh karena itu agaknya perlu mensyiarkannya untuk umum. Sehingga bermanfaat menjadi pemikiran dan pemahaman massa dan umat.

Mengutip beberapa literatur Prof Taufiq, memaparkan  konsepsi altruism  pandangan al-Ghazali.

Lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i Ia adalah seorang filsuf dan teolog, 1058-1111. Sering disebut Imam Al-Ghazali yang menulis di antaranya Ihya Ulumuddin ( menghidupkan Ilmu-ilmu agama).

Konsep dasar altrusitik adalah perilaku (akhlak) mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Banyak pemahaman literatur yang menyandarkan konsep filantrofi (kedermawanan) dan charity (kepemurahan) berbagai pemeluk agama dunia. Dan dalam hal ini Prof Taufiq mengalamatkannya kepada prilaku yang beragama Islam.

Paham altruistik (altruisme) ini melebihi konsepsi kedermawanan. Maksudnya, bila seseorang memberikan kelebihan rezekinya maka itu baru tingkat kedermawanan biasa.

Adalah lumrah  kalau seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain, bila  dia sendiri lebih berada, kaya, dan sudah punya. Apa yang diberikannya tidak meninggalkan sedikit pun kekurangan pada dirinya. Tentu saja  aksi kedermawan itu memdapat pahala dari Allah swt.

Sementara Altruisme, adalah perilaku memberikan sesuatu kepada orang lain. Apa lagi kepada yang sangat memerlukannya. Meskipun sang pemberi juga sangat membutuhkannya. Artinya pemberi mau berbagi mekipun dirinya sendiri  belum mencukupi.

Kira-kira Prof Taufiq ingin menjelaskan  QS,Ali Imran, 3: 133-134:

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun