Mohon tunggu...
Farid Aldi
Farid Aldi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Anak desa yang suka berbagi informasi tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perhatian Spesial untuk Anak Berkebutuhan Khusus

3 Juni 2022   12:08 Diperbarui: 3 Juni 2022   12:23 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Berkaitan dengan istilah disability, maka anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan di salah satu atau beberapa kemampuan baik itu bersifat fisik seperti tunanetra dan tunarungu, maupun bersifat psikologis seperti autism dan ADHD.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya.

Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mangalami gangguan (retarded) yang sangat sukar untuk berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.

Pola asuh merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh yang baik harus disesuaikan dengan situasi anak. Orang tua dan anak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak tumbuh menjadi orang baik, dan harus ada campur tangan orang tua. 

Orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama anak berkebutuhan khusus, anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak normal. Anak berkebutuhan khusus harus benar-benar diperlakukan khusus dan ekstra dibandingkan dengan anak lainnya. 

Dari orang tua hingga anak berkebutuhan khusus, pola asuh yang baik harus mengakomodasi kondisi di mana anak merasa aman dan nyaman, serta tumbuh dengan baik tanpa kendala.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2015) berjudul "Peranan orang tua dalam pelatihan wicara anak tunarungu oleh SLB Wacana Asih Padang". 

Penelitian ini membahas tentang upaya orang tua untuk membantu siswa dengan gangguan pendengaran, mengembangkan keterampilan lisan, kendala yang dihadapi oleh orang tua, dan upaya mengatasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pembinaan siswa tunarungu untuk berbicara di SLB Wacana Asih sangat baik. 

Anak-anak sebelum didaftarkan di SLB, orang tua telah berkonsultasi dengan dokter THT tentang masalah mereka. Keterampilan berbicara siswa dikembangkan dengan cara dengan sabar dan penuh kasih menghadapkan siswa pada benda-benda atau benda-benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Orang tua telah membekali anaknya dengan alat bantu dengar, namun sayangnya hasilnya tidak ideal. Untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media seperti mainan, kue yang dimakan anak. Orang tua harus berbagi informasi satu sama lain, dan terkadang mereka berkonsultasi dengan guru.

  • Teori Sosialisasi (George Herbert Mead )
  • Artikel ini menguraikan tentang pola asuh bagi orang tua anak berkebutuhan khusus. Dimana pola asuh anak sangat erat kaitannya dengan proses sosialisasi yang dilakukan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus agar tumbuh kepribadian yang baik dan kemandirian pada diri anak untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Teori yang digunakan adalah:
  • Teori George Herbert Mead merupakan teori peran yang berkaitan dengan sosialisasi. Mead menguraikan teorinya tentang tahapan perkembangan ego dalam Teori Sosiologi Ritzer (Dari Sosiologi Klasik hingga Perkembangan Postmodern Terbaru). Manusia yang baru lahir belum memiliki ego, dan ego manusia secara bertahap akan berkembang melalui interaksi dengan orang-orang sekitar, terutama anggota keluarga. Menurut Mead dalam Ritzer (2012:616), proses pengembangan diri terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap meniru, tahap siap bertindak, dan tahap penerimaan norma kolektif.
  • Tahap Persiapan (Preparatoti Stage)
  • Tahap persiapan dimulai ketika seorang anak dilahirkan ke dunia. Anak mulai mempersiapkan diri untuk memahami dunia sosial. Pada tahap persiapan, anak juga sudah memiliki pemahaman tentang kegiatan meniru, meskipun belum sempurna. Pada tahap ini, anak juga dibekali dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pedoman untuk bergaul dengan anggota keluarga, lingkungan sekitar dan masyarakat.
  • Tahap Meniru (Play Stage)
  • Pada tahap ini anak lebih sempurna dalam meniru peran yang dimainkan orang dewasa. Pada tahap ini, anak sudah mengetahui namanya sendiri dan nama orang-orang di sekitarnya, seperti ayah, ibu, saudara laki-laki, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak juga mulai menyadari apa yang dilakukan ibunya dan apa yang diharapkan ibu dari anak.
  • Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
  • Dimana proses peniruan anak mulai berkurang dan anak mulai dapat langsung memainkan perannya dengan penuh kesadaran. Peningkatan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain memberdayakan anak-anak untuk bermain bersama, terutama dengan teman sebaya di luar rumah.
  • Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Genaralizing Stage)
  • Dimana seseorang dianggap dewasa dan mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan atau masyarakat secara keseluruhan. Seseoran g juga dapat bersikap baik sesuai norma dan tanpa menyinggung perasaan orang lain.

Menjadi seorang anak berkebutuhan khusus, artinya hidup akan sangat menantang. Kegiatan sehari-hari, seperti belajar dan memahami sesuatu ataupun sekedar berkeliling di taman mengharuskan mereka untuk mengeluarkan usaha yang lebih. Padahal, sama seperti anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus juga menginginkan kebahagiaan sesederhana dapat beraktivitas dengan mudah dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun