Mohon tunggu...
Shinta Tiara Kartika
Shinta Tiara Kartika Mohon Tunggu... Universitas Mercu Buana

Shinta Tiara Kartika | NIM 43223010131 | Mahasiswa | S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Dosen Pengampu: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

15 Oktober 2025   06:23 Diperbarui: 15 Oktober 2025   06:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan yang jauh dari kehidupan dianggap sebagai ilmu tanpa nilai, ini menurut perspektif Wilhelm Dilthey. Akibatnya, akuntansi kehilangan nilai kemanusiaannya jika hanya berfokus pada produktivitas tanpa mempertimbangkan rasa empati. Fokus utama aksiologi hermeneutika adalah:

  • Laporan keuangan adalah teks penting yang tidak hanya bersifat administratif.
  • Angka adalah bahasa moral yang mengandung tanggung jawab, bukan hanya sekadar bukti transaksi.
  • Audit adalah pertemuan etis antara individu dan nilai hidupnya, bukan sebagai kontrol.

Akibatnya, akuntansi berubah menjadi bahasa kehidupan, tempat nilai, empati, dan moralitas bertemu untuk memahami kehidupan, bukan untuk menguasainya.

Sintesis Filosofis: Angka sebagai Teks Kemanusiaan

Wilhelm Dilthey menciptakan hubungan antara ilmu dan kehidupan. Wilhelm Dilthey menentang perspektif yang membedakan pengetahuan dari pengalaman, rasionalitas dari nilai, dan angka dari makna. Menurut Wilhelm Dilthey, ilmu yang sejati adalah ilmu yang hidup, ilmu yang memahami manusia sebagaimana manusia memahami dirinya sendiri. Hermeneutika Wilhelm Dilthey membawa perspektif baru dalam akuntansi, mengubah akuntansi menjadi sistem makna yang membantu ekonomi manusia. Terdapat tiga pilar utama yang berpadu dalam satu kesatuan, diantaranya:

Kuis, Modul Kuliah Prof Apollo, FEB UMB 2025
Kuis, Modul Kuliah Prof Apollo, FEB UMB 2025
  • Epistemologi Hermeneutik, yaitu pemahaman tentang pengalaman ekonomi manusia adalah kunci untuk memahami akuntansi. Tidak hanya mengamati angka, tetapi jug amemahami dan menghidupkan kembali maknanya.
  • Ontologi Kehidupan, yaitu realitas akuntansi adalah kehidupan, bukan benda. Angka, laporan, dan simbol akuntansi menunjukkans sifat sosial, dan sejarah kebudayaan manusia.
  • Aksiologi Moral, merupakan nilai, empati, dan tanggung jawab dalam menentukan pengetahuan akuntansi yang baik. Setiap angka mengandung keputusan moral, seperti antara kejujuran, dan kepentingan, atau antara keadilan, dan kekuasaan.

Karena tiga dimensi tersebut, akuntansi hermeneutic menjadi lebih dari sekadar sistem pencatatan,melainkan menjadi bahasa kemanusiaan.

Setiap laporan keuangan, menurut Wilhelm Dilthey, memiliki makna hidup. Di dalamnya terdapat ekspresi harapan, ketakutan, kesedihan, kebanggaan, dan tanggung jawab moral organisasi. Laporan tahunan telah berkembang menjadi lebih dari sekadar dokumen teknis, melainkan tentang menghadapi perjuangan krisis yang membuat keputusan moral di tengah tekanan ekonomi, dan menemukan makna dalam keuntungan dan ketugian. Contohnya dapat ditemukan dalam fenomena modern, dimana perusahaan sosial mengeluarkan laporan keberlanjutan, sebenarnya sedang berbicara dengan moral public. Angka-angka mengenai kontribusi sosial, emisi, dan gaji kini merupakan cerita moral tentang bagaimana orang hidup 

bersaa dalam ekonomi yang kompleks. Oleh karena itu, hermeneutika akuntansi mengarahkan kita untuk membaca ulang angka sebagai bahasa yang berbicara tentang kehidupan, bukam hanya sekadar barang mati. Pelajaran paling penting dari Wilhelm Dilthey adalah bahwa pengetahuan selalu berakar pada pengalaman manusia, tidak ada pengetahuan yang sepenuhnya objektif, karena manusia selalu hadir sebagai subjek yang memberikan makna, yang berarti dalam akuntansi:

  • Laporan keuangan tidak dapat dibuat tanpa mempertimbangkan lingkungan sosial, budaya, dan spiritual tempat mereka dibuat.
  • Karena pengukuran ekonomi selalu dipengaruhi oleh nilai dan tujuan hidup pencatatnya, tidak mungkim netral.
  • Sejauh mana manusia memahami angka, itulah yang penting.

Akibatnya, akuntansi hermeneutic mengembalikan manusia ke pusat ilmu. Meskipun bukan sistem, bukan pasar, nukan keuntungan, tetapi manusia dalam keseluruhan kompleksitas moral, sejarah, dan keyakinan mereka.

Menurut Wilhelm Dilthey, memahami pemahaman adalah inti dari ilmu kemanusiaan, bukan hanya sekadaar mengerti secara logus, tetapi mengidupkan kembali pengalaman batin manusia dalam konteksnya. Di dalam teori akuntansi, memahami berarti menafsirkan laporan keuangan dengan cara yang sama seperti menafsirkan karya sastra, yaitu dengan membaca angka bukan untuk menghitung, tetapi untuk memahami cerita yang tersembunyi di baliknya. Dalam perspektif ini, akuntansi adalah tempat dimana nilai-nilai manusia berbicara satu sama lain, yang dapat memberi tahu bahwa pemahaman yang benar tidak datang dari jarak, kita harus merasakan kehidupan orang lain melalui simbol ekonomi yang mereka buat.

Sintesis Final: Angka sebagai Cermin Jiwa Historis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun