Mohon tunggu...
Shifana Maulidya
Shifana Maulidya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk lebih bahagia

Social Worker With Disability

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terapi Penghidupan dalam Menuju Kemandirian

11 September 2020   15:45 Diperbarui: 11 September 2020   15:54 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemanfaatan dana asistensi rehabilitasi sosial untuk berjualan gas (sumber: Dokpri)

Pernah mendengar, bahwa memberikan kail lebih bijak daripada memberi ikan secara langsung bagi seseorang? Begitu pula yang kini sedang digencarkan pemerintah. Segala bentuk program dan bantuan sosial yang diberikan, selalu diupayakan sebagai bantuan bertujuan agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan. 

Tak terkecuali melalui program rehabilitasi dan habilitasi, khususnya bagi penyandang disabilitas melalui program Peningkatan Kapasitas Keluarga untuk Kemandirian Penyandang Disabilitas Intelektual (PKPDI). 

Program ini merupakan layanan Kementerian Sosial RI melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung. 

Program berbasis keluarga ini menitik beratkan agar keluarga dapat memberikan pendampingan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas intelektual. Dengan didampingi kader PKPDI, dilaksanakan bimbingan melalui berbagai macam terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima manfaat (PM). Baik berupa terapi fisik, terapi psikososial, terapi mental spiritual, maupun terapi penghidupan (livelihood therapy).

Proses pencairan Atensi didampingi kader (Sumber:Dokpri)
Proses pencairan Atensi didampingi kader (Sumber:Dokpri)

Terapi penghidupan dalam program PKPDI ini salah satunya adalah dengan memberikan asistensi rehabilitasi sosial (Atensi) bagi penerima manfaat, yang penggunaannya disesuaikan dengan kemampuan dan minat. 

Pada September 2020 ini, Kabupaten Brebes yang menjadi salah satu kabupaten sasaran program ini, mencairkan atensi untuk empat puluh lima penerima manfaat dengan besaran masing-masing sejumlah dua juta rupiah. Uang tunai tersebut dicairkan oleh masing-masing penerima manfaat dengan cara tarik tunai di Bank BRI Unit Paguyangan dengan didampingi oleh orang tua/ wali dan kader pendamping. Kemudian dana tersebut dipergunakan untuk memulai usaha ekonomi produktif sesuai kemampuan dan minat penerima manfaat. 

Dari empat puluh lima penerima manfaat, tiga puluh di antaranya memilih untuk beternak kambing karena lokasi tempat tinggal yang cukup menyediakan rumput pakan kambing. Selain itu, perawatan kambing relatif mudah bagi para penerima manfaat. 

Selain usaha ternak kambing, enam penerima manfaat memilih untuk beternak ayam, lima penerima manfaat membuka usaha warung sembako, dua penerima manfaat membuka usaha pembuatan makanan ringan (snack), dan dua lainnya memilih untuk berjualan gas LPG. Proses pencairan dana atensi dilaksanakan pada 8 -- 10 September, sedangkan proses pembelanjaan masih berlangsung hingga seminggu ke depan.

Pembelanjaan Atensi untuk Berjualan Makanan Ringan (Sumber:Dokpri)
Pembelanjaan Atensi untuk Berjualan Makanan Ringan (Sumber:Dokpri)

Tujuan terapi penghidupan ini adalah memandirikan para penerima manfaat dengan melatih mereka melakukan kegiatan ekonomi produktif sesuai kemampuan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengisi waktu para penerima manfaat agar dapat melaksanakan kegiatan positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun