Mohon tunggu...
Muhammad Shiddiq Syuhada
Muhammad Shiddiq Syuhada Mohon Tunggu... Researcher

a student of SMA Daarut Tauhiid Boarding School Putra with a strong passion for science and research. Curious and driven, enjoys exploring natures, experimenting, and turning knowledge into innovation.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Arboretum hingga Sungai Bersih: Model Konservasi Air di Desa Bremi

5 September 2025   18:30 Diperbarui: 5 September 2025   18:30 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Silaturahmi Tim OPSI SMA DTBS PUTRA dengan Kepala Desa Bremi (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2025)

BUMDes Desa Bremi juga aktif mengikuti berbagai program nasional, termasuk Lomba Kampung Iklim (Proklim), dan menduduki 10 besar tingkat nasional. Namun, bagi Pak Hamid dan warga Desa Bremi, penghargaan bukanlah tujuan utama.

"Kami berbuat bukan untuk lomba. Ini sudah menjadi program tahunan desa. Menang atau kalah tidak akan berpengaruh, yang penting air tetap terjaga," tegasnya.

Selain menjaga sumber air, Desa Bremi juga serius menanggapi terkait pengelolaan sampah. Rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) menjadi salah satu langkah strategis untuk memilah dan mengolah sampah sehingga dapat menghasilkan biogas dan pupuk, di mana kebanyakan warga memiliki kandang sapi di setiap rumahnya. Terkadang, program ini didukung oleh Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan, tetapi menurut Pak Hamid sering kali sifatnya hanya sementara.

"CSR itu biasanya hanya tebus dosa. Yang terpenting itu pendampingan berkelanjutan supaya masyarakat bisa mandiri," ujarnya.


Pak Hamid menekankan bahwa menjaga air dan lingkungan adalah amanah lintas generasi.


"Kalau kita menunggu petugas, tidak bisa. Yang tinggal di sini harus mempertahankan untuk anak cucu," katanya.


Bagi beliau, hanya dengan konsistensi, kearifan lokal, dan gotong royong, Desa Bremi dapat terus menjadi pusat perairan yang lestari di lereng Argopuro.


Hasil penelitian lapangan ini menunjukkan bahwa konservasi sumber daya air di Desa Bremi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan hasil sinergi antara masyarakat, BUMDes, dan tokoh lokal. Dari perjalanan tim penelitian ke Argopuro, terlihat bahwa kearifan lokal yang dipraktikkan warga mulai dari penghijauan, pengelolaan sampah, hingga gotong royong menjaga sungai memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan air yang kualitasnya bahkan melampaui standar komersial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun