Mohon tunggu...
Muhammad Shiddiq Syuhada
Muhammad Shiddiq Syuhada Mohon Tunggu... Researcher

a student of SMA Daarut Tauhiid Boarding School Putra with a strong passion for science and research. Curious and driven, enjoys exploring natures, experimenting, and turning knowledge into innovation.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Arboretum hingga Sungai Bersih: Model Konservasi Air di Desa Bremi

5 September 2025   18:30 Diperbarui: 5 September 2025   18:30 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Silaturahmi Tim OPSI SMA DTBS PUTRA dengan Kepala Desa Bremi (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2025)

Tim OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) SMA Daarut Tauhiid Boarding School Putra melakukan penelitian mengenai potensi sumber daya air di kawasan lereng Gunung Argopuro, tepatnya di Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini berfokus menganalisis keberadaan akuifer dan sumber daya air yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik purba, dengan merancang alat geolistrik untuk mengukur resistivitas serta pengambilan sampel tanah, air, dan wawancara kepada masyarakat.

Pada tanggal 19 Agustus 2025, tim OPSI dari SMA Daarut Tauhiid tiba di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, setelah melakukan perjalanan selama 15 jam dari Kiara Condong, Bandung, menggunakan kereta. Sesampainya di sana, tim beristirahat sebentar di Kraksaan yang difasilitasi oleh Bapak Sarwo, sembari memenuhi semua rangkaian perizinan resmi melalui Kesbangpol Linmas, Polsek, Kantor Bupati, hingga Kantor Desa Bremi.

Kemudian, pada tanggal 20--21 Agustus 2025, tim mulai melakukan observasi lapangan di Desa Bremi. Desa Bremi dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan melimpahnya potensi sumber daya air di sekitar lereng Gunung Argopuro. Di sinilah tim melakukan pengamatan langsung mulai dari mengukur resistivitas semu pada tanah menggunakan rancangan alat geolistrik sederhana, pengambilan sampel tanah dan air, dan wawancara dengan tokoh setempat. Salah satunya adalah Bapak Hamid, yang telah lama dikenal sebagai penggerak konservasi lingkungan di Desa Bremi.

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan kerja sama dengan berbagai lembaga yayasan, warga Bremi mengelola Bremi Eco Park. Di lahan seluas satu hektare, warga membangun arboretum yang dibagi menjadi dua bagian: setengah untuk menanam vegetasi langka Indonesia, dan setengah lagi untuk menanam vegetasi asli Argopuro. Jenis-jenis pohon seperti kruing, merbau, hingga tanaman dari Kalimantan dan Papua turut dibudidayakan di sini.

Gambar 2. Wawancara bersama Pak hamid (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2025)
Gambar 2. Wawancara bersama Pak hamid (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2025)

"Kalau saya ada bibit langka yang saya bawa dari luar pulau, kita kembangkan di sini untuk jadi penyangga hutan," ujar Pak Hamid.

Upaya pengelolaan arboretum ini bukan sekadar untuk penghijauan saja, namun juga bertujuan untuk merancang strategi ekologis dalam menjaga tata air. Vegetasi yang ditanam berperan penting dalam meningkatkan resapan air hujan pada tanah sehingga dapat keluar kembali sebagai mata air.

Desa Bremi dikenal dengan kelimpahan sumber daya airnya. Contohnya, Mata Air Selonjing dan Rawambe menghasilkan air dengan kualitas yang sangat tinggi. Bahkan, uji klinis menunjukkan kualitasnya lima kali lebih baik dari air kemasan. Sumber air ini tidak hanya memenuhi kebutuhan warga Desa Bremi, tetapi juga mengalir hingga ke lima kecamatan di Probolinggo. Meski demikian, Pak Hamid menekankan pentingnya pengelolaan. Aktivitas pertanian intensif di sekitar sumber air berpotensi mencemari air dengan larutnya pupuk kimia dan pestisida.


"Kalau untuk mandi, nyuci boleh. Tapi untuk minum, jangan. Karena ada resapan herbisida yang bertahan hingga tiga tahun," jelasnya.


Kesadaran lingkungan di Desa Bremi tumbuh melalui gotong royong. Warga sekitar rutin melakukan kerja bakti untuk membersihkan sungai dan lingkungan. Menariknya, setelah dua kali dilakukan kerja bakti, pada ketiga kalinya sungai sudah relatif bersih dengan sendirinya. Ini menunjukkan tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun