Mohon tunggu...
Sherly Eka Amanda
Sherly Eka Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada! Kejadian Hipertensi Pada Remaja Meningkat Saat Pandemi

18 Oktober 2021   23:39 Diperbarui: 18 Oktober 2021   23:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Hipertensi merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila tekanan darah mengalami peningkatan. Hipertensi itu sendiri terjadi apabila tekanan darah seseorang berkisar 140/90 mmHg atau bahkan melebihi 140/90 mmHg. Hipertensi atau tingginya tekanan darah ini sering disebut atau dikenal dengan sebutan ‘silent killer’, di mana para penderitanya tidak menyadari bahwa mengidap penyakit hipertensi, tanpa adanya keluhan.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi juga dapat mengakibatkan komplikasi ke masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, stroke, dan penyakit lainnya. Adanya peningkatan kejadian hipertensi dapat diakibatkan dari faktor-faktor terjadinya hipertensi. Faktor risiko hipertensi itu sendiri dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor yang dapat dimodifikasi atau diubah serta yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat diubah.  

Saat ini, hipertensi banyak diderita oleh kaum remaja, hal ini dikarenakan pertambahan umur akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah. Sebuah penelitian CDC menunjukkan sekitar 1 dari 25 remaja usia 12 hingga 19 memiliki hipertensi, dan 1 dari 10 memiliki tekanan darah tinggi (sebelumnya disebut "pre-hipertensi"). Tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada remaja dengan obesitas.  

Di Indonesia, sebanyak 8,7% penderita hipertensi berusia 15-24 tahun di tahun 2013. Sedangkan, pada tahun 2018 memiliki prevalensi 13,2% pada rentang 18-24 tahun. Saat pandemi, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, persentase terbanyak terkena Covid-19 membawa penyakit komorbid diantaranya penyakit hipertensi sebesar 50,5%. Sedangkan dari jumlah pasien yang meninggal diketahui 13,2% mengidap hipertensi. 

Faktor Risiko Hipertensi yang Berpengaruh di Masa Pandemi

Kurangnya Aktivitas Fisik

Adanya pembatasan jarak di masa pandemi dapat mengurangi aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang. Di Indonesia sendiri, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi. Seseorang yang jarang melakukan aktivitas fisik cenderung mempunyai frekuensi detak jantung yang lebih cepat, dan mudah merasakan lelah.

Obesitas

Pada masa pandemi, adanya pembatasan jarak menjadikan masyarakat kurang melakukan aktivitas fisik. Hal ini dapat menyebabkan bertambahnya resiko kelebihan berat badan/obesitas. Selain itu, terdapat pula studi yang mengatakan bahwa prevalensi makan lebih banyak selama lockdown di masa pandemi (Kreutz et al., 2021). Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi, karena lemak-lemak yang tertimbun dalam tubuh dapat menyumbat pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat.

Merokok

Pada masa pandemi covid-19, peningkatan stres akibat penyakit, kemungkinan kehilangan pekerjaan, perasaan tidak aman, terkurung dan kebosanan dapat meningkatkan keinginan untuk merokok. Merokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah  (Nuraini, 2015). Rokok mengandung zat-zat kimia beracun bagi tubuh diantaranya ialah nikotin dan karbon monoksida, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.


Konsumsi Alkohol

Alkohol dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi karena terdapat zat yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Hipertensi dikaitkan dengan konsumsi alkohol dan cenderung turun apabila konsumsi alkohol dibatasi atau berhentikan. Semenjak pandemi Covid-19, pembelian alkohol meningkat akibat banyaknya penduduk Indonesia yang mengalami stress dan akhirnya memutuskan untuk mengonsumsi alkohol. Remaja juga berkontribusi dalam peningkatan konsumsi alkohol.

Pola Makan

Selama pandemi, konsumtif terkait pembelian makanan cepat saji sangat meningkat, khususnya remaja. Hal ini berperan dalam peningkatan penyakit hipertensi di masa pandemi. Pentingnya menjaga pola makan yang sehat, dan bergizi saat pandemi guna menjaga kesehatan diri sendiri.

Stress

Stress dapat mengakibatkan hipertensi, karena memicu terjadinya peningkatan pada tekanan darah. Ketika stress, remaja akan menarik diri dari lingkungan sekitar, dan mudah sensitif. Saat pandemi Covid-19, angka stress di Indonesia mengalami peningkatan, khususnya pada remaja. Faktor penyebab stress pada penyebab akibat terlalu bosan dirumah, kelelahan dengan sistem pembelajaran secara daring, serta permasalahan keluarga. 

Pencegahan dan Penanggulangan Hipertensi

Dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, Kementerian Kesehatan sudah menghimbau seluruh masyarakat untuk menerapkan perilaku CERDIK dan PATUH. Apabila perilaku hidup sehat dengan mengikuti perilaku CERDIK dan PATUH diterapkan dengan baik, maka hal ini dapat mengurangi risiko seseorang untuk terkena penyakit tidak menular (PTM), termasuk diantaranya penyakit hipertensi. 

Berdasarkan perspektif yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa penting untuk tidak mengabaikan masalah kesehatan lainnya khususnya hipertensi. Terlebih hipertensi dapat menjadi komorbid bagi penderita Covid-19. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah guna menurunkan angka hipertensi, namun masih perlu adanya kesadaran dari dalam diri masyarakat untuk menjaga gaya hidup dan pola makan guna mencegah terjadinya hipertensi.

Disusun oleh:

Sherly Eka Amanda & Tiara Putri Finata

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Centers for Diesease Control and Prevention (CDC) (2021) High Blood Pressure Symptoms and Causes | cdc.gov. Available at: https://www.cdc.gov/bloodpressure/about.htm (Accessed: 21 September 2021).

Hypertension. (n.d.). Retrieved September 21, 2021, from https://www.who.int/health-topics/hypertension#tab=tab_1

Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat – Sehat Negeriku. (n.d.). Retrieved September 21, 2021, from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190517/5130282/hipertensi-penyakit-paling-banyak-diidap-masyarakat/

Hipertensi, The Silent Killer - Direktorat P2PTM. (n.d.). Retrieved September 21, 2021, from http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/hipertensi-the-silent-killer

Kementrian Kesehatan RI (2013) ‘Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi’, pp. 1–67.

Kemenkes RI (2019a) ‘Buku pintar kader posbindu’, Buku Pintar Kader Posbindu, pp. 1–65. Available at: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2019/03/Buku_Pintar_Kader_POSBINDU.pdf.

Kemenkes RI (2019b) Hipertensi penyakit paling banyak diidap masyarakat. Available at: https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-paling-banyak-diidap-masyarakat.html (Accessed: 21 September 2021).

Kementrian Kesehatan RI (2014) ‘Hipertensi’, InfoDATIN, (Hipertensi), pp. 1–6. doi: 10.1177/109019817400200403.

Kementrian Kesehatan RI (2019) ‘Hipertensi Si Pembunuh Senyap’, InfoDATIN, pp. 1–8. Available at: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf.

Kreutz, R. et al. (2021) ‘Lifestyle, psychological, socioeconomic and environmental factors and their impact on hypertension during the coronavirus disease 2019 pandemic’, Journal of Hypertension, pp. 1077–1089. doi: 10.1097/HJH.0000000000002770.

Linda (2017) ‘Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi’, Jurnal Kesehatan Prima, I(2), pp. 150–157.

Nuraini, B. (2015) ‘Risk factors of hypertension’, 4, pp. 10–19.

P2PTM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) ‘Hipertensi/Tekanan darah tinggi’, Kementerian kesehatan RI, pp. 1–10.

P2PTM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018a) Apa itu Obesitas ? - Direktorat P2PTM. Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-itu-obesitas (Accessed: 1 June 2021).

P2PTM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018b) Makanan Tinggi Kalori Penyebab Obesitas - Direktorat P2PTM. Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/20/makanan-tinggi-kalori-penyebab-obesitas (Accessed: 1 June 2021).

Rohkuswara, T. D. and Syarif, S. (2017) ‘Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Derajat 1 di Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung Tahun 2016’, Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 1(2), pp. 13–18. doi: 10.7454/epidkes.v1i2.1805.

Saida (2014) ‘Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rarowatu Utara Kab. Bombana’, Jurnal Keperawatan, 1(1), pp. 8–18.

Shaumi, N. R. F. and Achmad, E. K. (2019) ‘Kajian Literatur: Faktor Risiko Hipertensi pada Remaja di Indonesia’, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 29(2), pp. 115–122. doi: 10.22435/mpk.v29i2.1106

Whelton, P. K., Carey, R. M., Aronow, W. S., Casey, D. E., Collins, K. J., Himmelfarb, C. D., DePalma, S. M., Gidding, S., Jamerson, K. A., Jones, D. W., MacLaughlin, E. J., Muntner, P., Ovbiagele, B., Smith, S. C., Spencer, C. C., Stafford, R. S., Taler, S. J., Thomas, R. J., Williams, K. A., … Hundley, J. (2018). 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ ASH/ASPC/NMA/PCNA guideline for the prevention, detection, evaluation, and management of high blood pressure in adults a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical practice guidelines. Hypertension, 71(6), E13–E115. https://doi.org/10.1161/HYP.0000000000000065

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun