Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Awas Rusak Akidahmu Gegara Covid

25 November 2021   21:21 Diperbarui: 25 November 2021   21:25 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh cottonbro dari Pexels 

Begitu juga dengan ibu mertua dan adik ipar di rumahnya. Beberapa hari kemudian, satu per satu mulai muncul gejala dan pada tes berikutnya tak satupun dari kami negatif. Kami pun harus isolasi mandiri.

Bapak mertua yang memiliki komorbid sejak awal sudah dirawat di rumah sakit. Menyusul kemudian ibu mertua saya, yang malah kemudian lebih parah kondisinya. Ibu sempat masuk ICU dan dipasang ventilator. 

Terus terang kami sudah harap-harap cemas di rumah. Setiap hari saat waktunya video call dibantu perawat, kami hanya bisa melihat ibu tidak sadarkan diri dengan berbagai alat bantu.

Sekali lagi, semua qada dan qadar sudah ditetapkan Allah. Ibu mertua saya bisa sadar lagi dan berangsur membaik kondisinya hingga akhirnya bisa kembali berada di tengah-tengah kami.

Saya sendiri selama positif Covid-19, relatif ringan gejalanya. Begitu juga dengan istri dan anak-anak. Selesai isolasi mandiri 14 hari saya sudah bisa kembali bekerja seperti biasa.

Dari pengalaman ini, saya semakin tersadarkan bahwa ajal itu di tangan Tuhan. Tidaklah mati orang karena Covid, melainkan memang sudah habis waktunya di dunia ini. Sebaliknya, orang bisa mati kapan dan di mana saja walaupun tidak terpapar Covid. 

Jadi, kita harus menyikapi pandemi ini dengan tepat. Kita jelas tidak boleh abai. Kita tidak pernah tau apabila kita yang terpapar akan seperti apa efek yang kita alami. 

Kalau cuma bergejala ringan atau tanpa gejala sih syukur, lah kalau kita mengalami gejala berat bagaimana? Maka dari itu, tetap menerapkan prokes dan segera melengkapi vaksinasi adalah ikhtiar maksimal kita dalam mengurangi risiko.

Di sisi lain, tak perlu juga terlalu khawatir berlebihan apalagi sampai paranoid. Kematian manusia sudah ditentukan waktu, tempat dan sebabnya.

Tercatat di lauhul mahfudz sana. Sebagai muslim, itu aqidah yang harus kita yakini. Jangan sampai itu rusak cuma karena virus yang sejatinya juga ciptaan Allah, sama seperti kita. 

Wallahu alam bishawab,
Joglo, 25 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun