Mohon tunggu...
najwa sheila
najwa sheila Mohon Tunggu... universitas nahdlatul ulama blitar

Education is the key to a better future for the nation

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tafsir dalam Bingkai Keberagaman: Urgensi Mengenalkan Madzahibut Tafsir dalam Pendidikan Islam Masa Kini

29 Juni 2025   21:31 Diperbarui: 29 Juni 2025   21:31 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pendidikan Islam selama ini identik dengan pengajaran tauhid, fikih, akhlak, dan tafsir Al-Qur'an. Namun sayangnya, dalam pengajaran tafsir, masih banyak lembaga pendidikan yang hanya menampilkan satu sudut pandang atau satu jenis pendekatan tafsir tertentu. Hal ini membuat pemahaman siswa terhadap Al-Qur'an menjadi sempit, tekstual, dan kurang kontekstual. Padahal, sejak abad-abad awal Islam, para ulama telah menghasilkan beragam mazhab tafsir atau yang dikenal dengan istilah madzahibut tafsir.

Keberagaman mazhab tafsir bukanlah bentuk perpecahan, melainkan manifestasi dari kekayaan intelektual Islam yang luar biasa. Setiap corak tafsir lahir dari latar belakang sosial, keilmuan, dan sejarah yang berbeda, sehingga menghasilkan penafsiran yang unik dan relevan sesuai dengan zamannya. Oleh sebab itu, dalam konteks pendidikan Islam saat ini, mengenalkan madzahibut tafsir menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak.

Mengenal Madzahibut Tafsir: Warna-Warni Penafsiran Al-Qur'an

Madzahibut tafsir secara sederhana dapat diartikan sebagai berbagai corak atau mazhab dalam menafsirkan Al-Qur'an. Para mufasir (ahli tafsir) menggunakan pendekatan yang berbeda-beda dalam menjelaskan makna ayat-ayat Al-Qur'an, tergantung pada ilmu yang mereka kuasai, latar belakang budaya, dan kebutuhan zaman.

Berikut beberapa corak utama dalam madzahibut tafsir:

1. Tafsir bi al-Ma'tsur (Tafsir Riwayat)

Pendekatan ini menggunakan penjelasan Al-Qur'an berdasarkan ayat lain, hadis Nabi, pendapat sahabat, dan tabi'in. Tafsir ini dianggap paling awal dan otoritatif karena bersumber dari generasi pertama Islam. Contoh: Tafsir al-Tabari, Tafsir Ibnu Katsir.

2. Tafsir bi al-Ra'yi (Tafsir Rasional)

Tafsir ini menggunakan pendekatan logika dan ijtihad dalam memahami ayat, tetap dalam batas kaidah Islam. Tafsir ini lahir dari kebutuhan menjawab pertanyaan-pertanyaan baru yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam nash. Contoh: Tafsir al-Razi, Tafsir al-Maraghi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun