Mohon tunggu...
salasa murni izha nurbayity
salasa murni izha nurbayity Mohon Tunggu... Lainnya - communication science'18

hobi menulis cita-cita jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebentar namun Melekat, Itulah Istimewanya Nangtung

17 September 2021   18:05 Diperbarui: 17 September 2021   18:12 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimana kondisinya juga terbilang kurang baik, karna tidak ada penutup. Sehingga kotoran atau dedaunan bisa masuk dan mengotori air. 

Maka, kami memberi asbes sehingga sumber air tersebut tertutup dan kotoran atau dedaunan tidak mengotori air kembali. Seluruh pekerjaan ini bukan kami sendiri yang mengerjakannya. Warga Nangtung sudah tahu bahwa kami akan kerja bakti untuk memperbaiki MCK, lalu kami terkejut dengan antusiasme mereka ketika pagi sudah bersiap-siap ingin andil dalam kerja bakti tersebut. Sekali lagi, hati ini begitu tersentuh, kerja bakti yang kami lakukan bersama kembali membuat adanya suatu ikatan, hubungan diantara kami peserta Comcare dengan Warga Nangtung.

Tak hanya dikegiatan kerja bakti, keesokan harinya kami memiliki kegiatan penyuluhan. Dimana kegiatan ini berfokus pada salah satu profesi warga Nangtung yaitu sebagai petani. Penyuluhan tersebut ada yang dari mahasiswa untuk warga dan juga warga untuk mahasiswa. Penyuluhan dari warga untuk mahasiswa adalah dimana salah satu warga yang berprofesi sebagai petani Ubi dan petani Hidroponik Kangkung menjelaskan kepada kami bagaimana tumbuhan tersebut bisa menjadi mata pencaharian mereka, dimulai dari cara pemilihan bibit, penanaman, hingga penjualannya.

Pada saat penyuluhan tersebut, kami di beri pengarahan mulai dari penanaman bibit, pengolahan saat panen, hingga pemasaran ubi dan kangkung tersebut. Adapaun tata cara nya Seperti ; 

 (1) lahan bekas padi harus terlebih dahulu ditumpas dengan traktor agar lahannya bersih. (2) Setelahnya, lahan itu di tandai dengan benang dijagal (diberikan kayu) dan di beru jarak sekitar 15-25 cm lalu di cobloskan masing-masing batang ubi nya dengan penanaman satu arah. (3) Kita harus memperhatikan perkembangan ubinya setelah satu bulan, apa perlu diberikan pupuk lagi atau tidak, karna ubi tidak boleh juga terlalu sering diberikan pupuk. (4) Jagal kembali tanahnya lalu disirami air dan luruskan batang ubinya. (5) Jika terdapat daun ubi yang bolong maka berikan gandasil b dan d (b untuk buah dan d untuk daun). (6) Tunggu 3-4 bulan maka ubi siap dipanen dan dipasarkan. 

Untuk Kampung Nangtung sendiri biasa dijual kepada tengkulak atau bandar dengan harga jual yang sesuai. Adapun Kemungkinan rugi Jika ubi sudah berukuran terlalu besar dan terlalu lama untuk dipanen (lebih dari 3-4 bulan), petani akan kehilangan harga yang sepadan untuk ubi tersebut. Sebelumnya juga perlu diketahui, penanaman kangkung di Desa Ciherang telah berkembang menjadi metode hidroponik. 

Hal ini berubah ketika masyarakat menerima penyuluhan dari pemerintah setempat pada sebelum kedatangan kami. Tentunya dijelaskan pula bagaimana cara menanam kangkung dengan metode hidroponik yaitu ada 4 cara; (1) Masukkan kapas kedalam gelas bersama dengan biji kangkung seperlunya (2) Tunggu sekitar 3 hari sampai kangkung menunjukkan akarnya (3) Pindahkan kangkung yang telah tumbuh akarnya ke paralon (4) Panen Kangkung akan dilakukan setelah 28 hari, disaat kangkung telah berwarna hijau dan telah tumbuh besar. Petani setempat juga memberikan nutrisi kepada kangkung, hal itu dilakukan guna mendapatkan kangkung dengan bentuk dan warna yang bagus.

Untuk pemberian nutrisi kangkung sendiri diberikan setiap 2 jam/10 ml untuk satu ember besar dan memperhatikan suhu pada setiap minggunya. Minggu pertama sesuaikan suhu sekitar 500°C. Minggu ke-2 atur suhu pada 700°C. 

Minggu ke-3 atur suhu pada 1000°C. Penjualan serta pemasaran kangkung sendiri hampir sama dengan pemasaran ubi. untuk pemasaran kangkung sendiri masyarakat sudah memasarkan nya dengan metode terkini yaitu dengan internet. kadang juga masyarakat menjual kepada tengkulak dan tentunya bisa juga dijual secara online dengan harga Rp 10.000/kg. Dalam penyuluhan, narasumber menjelaskan perbedaan kangkung hidroponik dengan tanam tradisional. jika hidroponik lebih bersih dan rasanya pun akan terasa lebih enak karna tidak diambil dari rawa-rawa seperti kangkung pada umumnya.

 Perairan kangkung hidroponik menggunakan kabel-kabel listrik yang mengalirkan air secara otomatis dari dalam ember. 

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan bahwa air kangkung hidroponik tidak boleh sedikitpun kotor atau terkena minyak karna akan memperlambat pertumbuhan kangkung dan membuat layu daun kangkung tersebut. Perlu diketahui juga bahwa hama pada ubi dan kangkung tergolong sama, yaitu ulat dan belalang. Dan juga narasumber menjelaskan waktu terbaik untuk menanam ubi dan kangkung juga sama pada saat musim kemarau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun