PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) sebagai operator Commuter Line (KRL) telah berhasil membangun transportasi berbasis rel yang kini semakin diminati masyarakat Jabodetabek.
Tingginya minat masyarakat Jabodetabek terhadap Commuter Line (KRL) tak lepas dari berbagai faktor, mulai dari aksesibilitas, kenyamanan, dan juga efisien bagi mereka yang melakukan perjalanan jarak jauh serta ingin menghindari kemacetan di jalan.
Terlebih, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) juga sangat memperhatikan pemeliharaan serta peningkatan kualitas layanan dan fasilitas Commuter Line (KRL), baik di dalam kereta maupun di stasiun agar penumpang tetap merasa nyaman dan aman.
Kehadiran Commuter Line (KRL) sangat membantu mobilitas keluargaku menjadi selalu lebih baik, terutama bagi ayahku yang sering melakukan perjalanan jauh entah untuk bertemu kerabat dekat di Purwakarta maupun bertemu kolega di daerah Depok ataupun Cawang.Â
Aku pun pernah bertanya mengapa lebih senang menggunakan Commuter Line (KRL) daripada kendaraan pribadi, padahal usia ayahku sudah 60 tahun lebih yang mana sudah tergolong lansia dan usia tersebut rentan lelah jika melakukan perjalanan jauh apalagi menggunakan transportasi publik.
Tapi, ayahku menjelaskan jika keinginannya menggunakan Commuter Line (KRL) daripada kendaraan pribadi untuk bepergian jauh ialah dikarenakan tarif yang relatif terjangkau. Sebab kalau naik kendaraan pribadi, harus menyiapkan budget yang tidak sedikit baik untuk bensin maupun e-toll.
"Kalau naik KRL katakanlah ayah mau ke Stasiun Cawang, pulang pergi cuma Rp 8.000 dari Stasiun Jurangmangu. Nah, kalau bawa mobil atau motor bisa habis berapa itu ongkos buat bensin. Belum kalau macet di jalan, bensin jadi cepat habis." Ujar ayah.
Apalagi kini bepergian dengan Commuter Line (KRL) juga mudah sekali, hanya cukup tap in dengan Kartu Multi Trip (KMT), uang elektronik, ataupun tanpa kartu (fitur GoTransit). Adapun untuk minimum top up saldo yaitu sebesar Rp 10.000. Murah, bukan?
Nah, untuk mengecek ketersediaan saldo, bisa menggunakan mesin pembaca saldo atau yang ada di stasiun KRL maupun menggunakan NFC pada ponsel. Caranya pun cukup mudah banget yaitu hanya dengan menempelkannya pada mesin (untuk kartu KMT) sedangkan untuk kartu elektronik ditempel lewat handphone.
Selain biayanya yang relatif terjangkau, ayahku merasakan bepergian dengan Commuter Line (KRL) dapat mengefisiensi waktu.Â
"Kalau naik KRL ya paling makan waktu di jalan sejam. Kalau naik kendaraan umum, bisa berjam-jam, stres dan capek di jalan kalau macet," kata ayah.
Apalagi berdasarkan info dari official Instagram @commuterline, per 1 Februari 2025 kemarin, Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) tahun 2025 sudah diberlakukan, yang mana KAI Commuter akan mengoperasikan perjalanan Commuter Line (KRL) di wilayah Jabodetabek sebanyak 1.063 perjalanan dengan optimasi waktu tempuh lebih cepat 98 menit untuk lintas Rangkasbitung dan 85 menit untuk lintas Bogor. Pengguna semakin dimudahkan melacak posisi dan jadwal kereta lewat website KAI Commuter atau C-Access. Gimana, semakin cepat kan? Â Â Â Â
Tidak berhenti di situ, KAI Commuter juga mengakomodasi pengguna muslim untuk melaksanakan salat, sehingga jika sedang terburu-buru dan tidak menemukan masjid, pengguna terbantu sekali dengan fasilitas musala yang tersedia. Terlebih terasa khidmatnya salat juga dipisahkan oleh tiang, sehingga ada pembatas antara jamaah wanita dan pria.Â
Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Commuter Line (KRL) Beri Rasa Aman dan Nyaman
Sebagai transportasi yang menjadi primadona masyarakat, KAI Commuter selalu lebih baik dalam meningkatkan fasilitas terutama dalam menciptakan fasilitas yang ramah lingkungan, mulai dari pemilah sampah, commuter charging, parkir sepeda, hingga water station dispenser.Â
Sebagai langkah KAI Commuter dalam menjaga lingkungan, aku dan ayahku sering sekali menggunakan water dispenser station dan commuter charging. Keduanya membantu sekali jikalau kami membutuhkan isi ulang air minum dan juga baterai handphone jika sedang melakukan perjalanan jauh.
Menurut saya petugas PAM KCI Commuter Line (KRL) memang patut diapresiasi, sebab mereka juga sering menolong penumpang yang tiba-tiba pingsan, serta pengguna prioritas yang kerap kali kesulitan mendapati tempat duduk. Bahkan, tak jarang saya melihat petugas yang membantu pengguna tuna netra jalan melalui guiding block.
Jaminan keamanan dan kenyamanan pengguna Commuter Line (KRL) pun semakin dirasakan dengan kehadiran layanan lost and found bagi pengguna yang terlupa untuk membawa barang bawaannya setelah turun dari KRL. Adapun langkah mendapatkan kembali barang yang tertinggal ialah dengan menghubungi petugas passenger service lalu mengisi form kehilangan. Kemudian petugas akan berkoordinasi untuk mengkonfirmasikan barang tersebut.Â
Inovasi fasilitas dan sarana nampak terus disempurnakan, terlebih yang menarik ialah akses KRL sudah banyak terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, seperti sebut saja Stasiun Jurangmangu yang memiliki terowongan penghubung ke Mall BxC atau stasiun Tanjung Barat yang berdekatan dengan AEON Mall Tanjung Barat.Â
Sebagai warga yang tinggal di daerah Jurangmangu, dengan terkoneksinya Stasiun Jurangmangu dengan Mall BxC juga memudahkan pengunjung menjangkau mall tanpa harus membuat pengguna kesulitan untuk perpindahan pengguna transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
100 Tahun Commuter Line (KRL) beroperasi, kehadirannya membawa perubahan drastis. Jika dulu kerap dipandang sebelah mata karena fasilitas seadanya dan keamanannya yang minim, kini Commuter Line (KRL) menjadi transportasi publik andalan keluargaku baik untuk bekerja, bepergian, maupun sekadar berwisata.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI