Tentunya Istilah Alternate Universe atau AU sudah terdengar tidak asing terutama bagi penggemar fiksi. Istilah kata Alternate Universe (AU) banyak ditemui di berbagai media sosial salah satunya Twitter. Alternate Universe merupakan cerita fiksi yang dibuat oleh para penggemar yang menggunakan visualisasi bias mereka atau idol yang digemari untuk menjadi tokoh dalam AU tersebut. AU biasanya disajikan dalam bentuk fake chat yang ditampilkan dalam bentuk screenshot serta beberapa narasi penunjang cerita. Tentunya menjadi penulis AU memiliki beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut.
1. Mengembangkan Minat dan Hobi
Bagi kalian yang memiliki hobi menulis dan bercita - cita menjadi seorang penulis, kalian bisa mengembangkan dan mengasah hobi serta minat kalian dibidang kepenulisan hanya melalui sosial media dengan mulai menulis apa yang kalian sukai. Tentunya dengan mulai menulis dapat mengasah skill diri dalam bidang kepenulisan.
2. Berpeluang Menghasilkan Uang
Ternyata dengan menulis AU juga dapat berpeluang menghasilkan uang. Apabila cerita yang dipublish sangat menarik dan ramai pembaca. Semakin menarik AU yang dibuat, pembaca akan semakin penasaran dengan kelanjutan cerita dan akan merekomendasikan ke pembaca lain, sehingga AU menjadi sangat terkenal dan berpeluang dilirik oleh berbagai penerbit. Hal ini dapat menjadi keuntungan emas bagi penulis, untuk menjadikan AU tersebut dalam bentuk buku maupun e-book sehingga dapat dijual dan menghasilkan uang.
3. Be Famous
Selain dapat menghasilkan uang dari penjualan buku maupun e-book tentunya juga secara tidak langsung menjadi terkenal diberbagai kalangan penggemar fiksi. Hal itu tentunya dapat menjadi keuntungan bagi kalian yang bercita cita menjadi penulis yang memiliki karya -- karya hebat. Selain itu, kalian juga dapat memperoleh banyak teman baik sesama penulis maupun pembaca dan bisa sharing tentang kepenulisan.
Untuk kalian para remaja remaja yang hobi menulis dan penggemar fiksi bisa nih menambah uang saku dengan menuangkan hobi kalian menjadi penulis AU.
Penulis : Shania Ardicha Perwitasari (Mahasiswa Ilmu Informasi Perpustakaan Universitas Airlangga)
