Mohon tunggu...
Shalsa IzzaPutri
Shalsa IzzaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keresahan Peternak terhadap PMK, Dapatkah Menular ke Manusia?

4 Juni 2022   13:08 Diperbarui: 4 Juni 2022   13:12 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini para peternak mulai gelisah akibat adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pada tahun 1986 Indonesia dinyatakan bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) (Risma dkk, 2016). Namun akhir-akhir ini telah muncul kembali kasus wabah PMK yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto Provinsi Jawa Timur yang telah dikonfirmasi positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

Dilansir dari pertanian.kulonprogokab.go.id (03/06/2022) bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Aphthovirus dari famili Picornaviridae. Virus tersebut sangat mudah untuk menyebar. Virus tersebut dapat bertahan lama di lingkungan. 

Penyakit Mulut dan Kuku sangat rentan terhadap hewan ruminansia umumnya hewan berkuku belah. Hewan berkuku belah atau genap contohnya sapi, kambing, domba, babi, dan lainnya.

Gejala dan Cara Penularannya

Gejala yang dapat dilihat jika ternak tertular PMK yaitu ternak mengalami demam tinggi, munculnya lepuh pada mukosa mulut, lidah, moncong hidung, dan daerah celah kuku. Pada ambing dekat puting kambing biasanya juga terdapat lepuh dan luka-luka. Serta air liur yang berlebihan, luka pada kuku hingga lepas, penurunan produksi air susu, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan sulit berdiri.

Virus PMK dapat menular dengan cara kontak secara langsung, dimana penularannya terjadi antara hewan terinfeksi dengan hewan yang sehat. Bisa melalui air liur dan leleran hidung ataupun melalui hewan carier. Virus PMK juga dapat menular secara tidak langsung. Penularan tersebut dapat terjadi melalui alat transportasi, pakan ternak, bahan atau alat yang terkontaminasi, serta produk ternak berupa daging, susu dan sebagainya.

PMK bukanlah penyakit yang dapat menular atau membahayakan bagi manusia. Konsumsi daging dan susu tidak dapat menularkan virus PMK ke manusia. Dilansir dari Kompas.com (03/06/2022) dijelaskan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, sebagian daging yang terinfeksi PMK masih bisa dikonsumsi dengan beberapa prosedur tertentu.

Pengendalian dan Pencegahan

Jika terdapat hewan ternak yang demam tinggi atau sakit segera lapor kepada Dokter Hewan, hewan yang sudah tertular dipisahkan saja dan jangan dijual. Para peternak juga harus memastikan kebersihan alat dan kandang ternaknya, dapat dilakukan dengan disinfeksi kandang dan peralatan kandang secara rutin. 

Dapat melakukan pembatasan lalu lintas ternak dan menerapkan karantina, pengobatan hewan yang sakit, vaksinasi pada ternak yang sehat, serta penerapan biosecurity dan biosafety.

Melakukan pengendalian, pembatasan dan penutupan arus lalu lintas ternak pada daerah-daerah yang dinyatakan tinggi kasus PMK, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penularan lebih luas melalui jual beli hewan ternak. Rumah Potong Hewan (RPH) dibatasi dan diperketat, rumah potong hewan merupakan sebuah tempat untuk memotong dan mengolah hewan ternak menjadi daging. 

Pembatasan RPH dengan tujuan untuk mencegah adanya daging sapi yang tertular PMK. Dilansir dari CNN Indonesia (03/06/2022) daging hewan yang terinfeksi PMK aman untuk dikonsumsi dan telah dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Hewan. PMK tidak menular pada manusia dan hanya menular pada sesama hewan ternak. 

Namun pastikan dagingnya aman dikonsumsi dan tidak mengandung virus yang membahayakan, serta dagingnya terlihat segar dan layak dikonsumsi. Lebih baik untuk tidak mengonsumsi bagian hewan ternak yang terinfeksi dan terdapat luka seperti pada bagian mulut dan lidah.

Para peternak harus selalu memastikan ternaknya yang sehat tidak bersentuhan dengan ternak yang memiliki gejala PMK. Dan apabila peternak menemukan ternaknya memiliki gejala-gejala PMK, diharuskan untuk memisahkan atau mengkarantina ternak tersebut. 

Diharapkan ketika seseorang ingin masuk atau keluar dari kandang harus melakukan disinfeksi terlebih dahulu. Pada ternak yang tertular dapat diberikan vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Peternak harus sigap jika menemukan kasus PMK pada sapi.

Dilansir dari CNN Indonesia (03/06/2022) para peternak diharapkan tidak panik, karena hampir semua daerah memperlihatkan tingkat kesembuhan yang signifikan. Tidak hanya pemerintah saja, namun dokter hewan dan para peternak sapi juga harus terlibat, serta perangkat kesehatan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya penularan. 

Para peternak banyak yang melakukan pengobatan dengan memanfaatkan kearifan lokal, ada yang menggunakan mengkudu serta ramuan kunyit untuk diberikan pada ternak yang bergejala PMK dan proses penyembuhannya dapat berjalan secara maksimal.

Peternak tidak perlu ragu dan khawatir secara berlebihan menjelang idul adha, karena semua daerah-daerah yang terkonfirmasi poisitif wabah PMK telah dijaga dengan baik oleh pemerintah. Tentunya para Dokter Hewan dan Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) akan menangani daerah-daerah yang terdapat kasus wabah PMK. 

Puskeswan bertujuan untuk melakukan penyehatan pada hewan dan kesiapsiagaan untuk suatu wabah penyakit hewan seperti yang sedang marak saat ini yaitu wabah PMK.

PMK tidak membahayakan bagi manusia dan sudah dalam kendali pemerintah. Menjelang idul adha banyak orang yang khawatir dalam membeli hewan ternak untuk disembelih. Idul adha merupakan waktu panen bagi para peternak, pastinya mereka berharap agar ternaknya bebas dari virus PMK agar dapat meraih keuntungan di momen idul adha. 

Diharapkan para peternak tidak ada yang memainkan wabah ini untuk jual beli ternak yang tertular PMK. Semua berharap agar virus PMK segera berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun