Mohon tunggu...
MUHAMMAD ARIS
MUHAMMAD ARIS Mohon Tunggu... Wiraswasta - Muhammad Aris

1. Unfrel (University Network for Free Election) Jambi 1999. 2. Wartawan Jambi Independent 1999-2008. 3. Komisioner KPU Kab. Batang Hari, Jambi 2008-2013. 4. Pengurus KONI Kab. Batang Hari 2010-2018. 5.Sekretaris Pokja Ketahanan Pangan Kab.Batang Hari 2011-2016. 6. Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Batanghari 2013-2016. 7. Sekretaris Visi Politika Provinsi Jambi 2014-2019. 8. Sekretaris BPD Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) Kab. Batang Hari 2014-2019 dan 2021-2026. 9. Pengurus Karang Taruna Kab. Batang Hari 2016-2021. 10. Tim Ahli DPRD Kab. Batang Hari, Jambi 2014- skrg. 11. Ketua Dewan Penasehat SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kab. Batang Hari 2019-2024. 12. Pengurus JaDI (Jaringan Demokrasi Indonesia) Provinsi Jambi 2019-2024. 12. Koordinator Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDi) Kabupaten Batang Hari 2021-2026. 13. Advokat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gulai Talang, Makanan Tradisional Mersam yang "Melegenda"

8 April 2022   16:25 Diperbarui: 8 April 2022   17:00 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

MAKANAN tradisional gulai talang, tidak asing lagi dilidah masyarakat di Kabupaten Batang Hari. Rasanya kurang sempurna bagi mereka yang tinggal di Bumi Serentak Bak Regam atau para pendatang belum pernah mencicipi masakan khas berkuah ini. 

Makanan tradisional asal Kecamatan Mersam Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, ini memiliki rasa istimewa meski hanya diracik dengan bumbu masakan sederhana yang banyak tersedia di pekarangan rumah atau diladang (kebun), dan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional.

Meski sudah seringkali mencicipi makanan khas tersebut, baik pada acara resmi pemerintah, pernikahan, acara adat atau moment tertentu, rasanya penulis sedikit penasaran, kenapa menu masakan tersebut begitu melegenda di Kabupaten Batang Hari, bahkan di wilayah Provinsi Jambi. Dan apakah Pemerintah Kabupaten Batang Hari ada upaya untuk menjaga dan melestarikan makanan khas gulai talang tersebut?.

Pada satu moment, penulis sempat berbincang-bincang dengan bapak Muhammad Saleh, SH, yang saat ini menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Batang Hari, menuturkan, gulai talang adalah masakan tradisional asal Mersam.

 Terciptanya makanan khas ini berasal dari kebiasaan masyarakat Mersam dan para leluhurnya pada zaman dahulu yang bertempat tinggal di sepadan Sungai Batang Hari dengan mata pencarian bertani (behumo), pemotong karet, pencari ikan. 

Sudah menjadi tradisi nenek moyang masyarakat Mersam memberikan bekal berupa bahan-bahan kebutuhan  pokok serta alat berkebun bagi anak-anak yang baru memulai membina rumah tangga, anak tersebut akan pergi ke rimbo(hutan) untuk membuat kebun yang oleh masyarakat Mersam dikenal dengan sebutan Talang. 

Suami sebagai kepala rumah tangga bertugas membuatkan pondok bertiang kayu dan beratap nipah, sementara kerja istri adalah memasak, berternak ayam kampung serta menanam bumbu-bumbu masakan, diantaranya; cabe, kunyit, lengkuas, serai, perenggi, ubi kayu dan pisang disekitar pondok. 

Apabila kebutuhan bahan pokok yang dibekali oleh orang tuanya telah habis, maka mereka akan kembali ke dusun untuk menukarkan hasil kebun yang mereka miliki dengan kebutuhan pokok untuk bekal mereka di talang (kebun). 

Kegiatan ini akan terus berlangsung sampai anak mereka memasuki usia sekolah, maka ketika itu barulah mereka akan meninggalkan talang dan kembali ke dusun. Selama ini tinggal di talang untuk keperluan makan sehari-hari sambil berkebun, suami aka berburu dengan memasang jerat untuk menangkap kancil, napo, kijang, ruso, burung kawu dan unggas lainnya yang halal untuk dimakan. 

Hasil tangkapan suami tersebut kemudian oleh sang istri diolah dengan memanfaatkan bumbu-bumbu seadanya yang terdapat disekitar pondok mereka, ternyata masakan yang dihasilkan memiliki cita rasa yang sangat enak. 

Setelah kembali ke dusun, mereka memasak masakan sama dengan mencoba menggunakan itik atau ayam kampung, ternyata citarasanya sama seperti yang mereka buat di talang. "Masakan gulai talang dijadikan makanan tradisional pada acara tertentu, seperti; acara sunatan, perkawinan, acara adat dan moment lainnya" jelas Saleh kepada penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun