BENCANA ALAM DI INDONESIA
Narasumber Pra-mataf di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta: Bapak Arif Nur Kholis Sekretaris MDMC Pimpinan Pusat MuhammadiyahÂ
"Kata bencana bukan kata yang tabu dibicarakan, bukan kata yang perlu diabaikan, bukan kata atau istilah yang tidak perlu di bahas karena itu sepenuhnya ilmiah, sepenuhnya berbasis pengetahuan"
Pada tahun 2025 sejak Januari sampai Agustus di Indonesia terjadi bencana sampai 2170 kejadian. Bencana adalah kejadian ketika kondisi manusia belum siap menghadapi kejadian-kejadian luar biasa seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, kebakaran, dll.. Dengan perkembanganilmu pengetahuan dan konsep-konsep bantuan kemanusiaan maupun mitigasi bencana atau penjegahan jatuhnya korban akibat bencana makapada tahun 2007 PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah merintis yang namanya MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center)dan diresmikan pada tahun 2010. Pada awal tahun diresmikan sudah menangani lima kejadian, tahun2011 menangani sembilan kejadian, tahun 2016 empat puluh tiga kejadian, dan di tahun 2023 sudah menangani empat raatus nenam puluh tujuh kejadian sudah berkontribusi penanganan kebencanaan di Indonesia maupun luar negeri. MDMC juga tidak hanya bekerja saat bencana namun bekerja sama dengan potensi di Muhammadiyah, Pemerintah, maupun masyarakat untuk mengedukasi pengurangan bencana.Â
Menurut UU, Bencana adalah peristiwa yang mengancam atau mengganggu kehidupan atau penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam yang mengakibatkan korban jiwa atau kerusakan alam atau gangguan psikologis. Faktor paling tinggi menyelamatkan orang adalah orang yang rajin melatih dirinya sendiri, tetangga, sedangkan tim penyelamat hanya 1% karena tim penolong butuh waktu menuju lokasi kejadian.Â
Beberapa sejarah bencana besar di DIY yaitu meliputi;Â
- 27 Mei 2006 terjadi Gempa bumi Tektonik dengan magnitudo 6,3 SR selama 57 detik yang mengakibatkan 38.000 korban jiwa.
- 26 Oktober 2010 Gunung Merapi meletus  dengan tipe eksplosif disertai awan panas dan lontaran material vulkanik yang mengakibatkan 350 korban jiwa.
- 14 Februari 2014 terjadi hujan abu selama beberapa jam akibat letusan Gunung Kelud (Jawa Timur) yang terbawa angin hingga sampai di DIY.
- 27-29 November 2017 terjadi pusaran angin disertai hujan angin yang kencang akibat pengaruh Siklon Tropis sehingga terjadi beberapa banjir besar, tanah longsor, dan pohin tumbang.
- 15 Maret 2020 Covid pertama kaali terkomfirmasi di DIY sehingga ribuan warga meninggal dunia dan kehidupan sehari-haari tergganggu.
Untuk mengantisipasi bencana gempa bumi maka hal yang harus dilakukan yaitu jangan panik lalu lindungi kepala dengan benda disekitar, berlindung dengan menunduk, berpegangan pada pondasi/furnitur yang kokoh, jangan lupa matikan semua peralatan elektronik guna mencegah kebakaran dan hindari jendela atau pintu. Apabila berada di gedung lantai atas tetap ditempat jika mengharuskan untuk lari makan lewat tangga jangan lift karena juga dapat mengakibatkan konslet atau kebakaran.
Selain gempa bumi, kita juga harus mengatisipasi cuaca ekstrem dengan cara;
Jika di Luar Ruangan
- Jika ada petir maka segera menunduk
- Jangan tiarap diatas tanah
- Hindari bangunan tinggi
- Jangan berlindung di bawah pohon besar
Jika di Dalam Ruangan
- Tutup jendela dan pintu
- Matikan peralatan elektronik
KESEHATAN MENTAL MAHASISWAÂ