Mohon tunggu...
Shafira Puspita Maheswari
Shafira Puspita Maheswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya, Ilmu Politik

Senang menulis namun masih belum berani untuk menunjukkannya kepada dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam sebagai Rahmatan lil Alamin

10 Desember 2021   22:28 Diperbarui: 10 Desember 2021   22:45 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi semesta alam. Dengan kata lain, pada waktu dan tempat manapun Islam berada, Islam harus bisa untuk memberikan garansi  keselamatan dan kedamaian kepada umat manusia di sekitarnya. Tafsir al- Mishbah  memaknakan QS Al-Anbiya ayat 107 kalau Rasul adalah rahmat, bukan saja kehadiran beliau  membawakan ajaran, namun pula wujud dan karakter beliau merupakan rahim yang  merupakan karunia Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Karakter Rasulullah Muhammad  SAW yang agung itu pasti saja jadi rahmat untuk orang yang meneladani, memahami,  menghayati, serta mengamalkan dalam kehidupan tiap hari, ialah untuk orang yang  bermoral dengan adab Rasulullah SAW. Maksud Rahmatan lil A'lamin dipaparkan  merupakan penguasaan al- Quran serta Perkataan nabi untuk kebaikan seluruh orang, alam  serta lingkungan. Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan Islam untuk  seluruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam ialah agama untuk semua makhluk  Allah, tidak terbatas pada wilayah tempat tinggal, suku, ras, dan bangsa.

Semakin berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, Islam juga akan semakin  bertambah umur. Manakala pada akhirnya Islam juga akan melahirkan perdamaian dan  kerukunan antar para kelompok, agama, etnis, suku dan ras. Hal itu merupakan mimpi dambaan Islam. Mimpi itu tidaklah idealis, kedatangan Islam untuk mewarnai kehidupan di  bumi tidak seperti asumsi iblis dikala saat Allah Swt ingin menciptakan manusia.


a. Islam Rahmatan lil Alamin untuk semesta.

Islam memiliki beberapa arti. Menurut kamus bahasa memiliki 3 arti. Pertama,  tunduk atau patuh. Sifat yang tunduk atau patuh. Orang yang disebut muslim karena  seseorang jikalau sudah masuk islam maka dia berikrar untuk patuh dan tunduk pada  ketentuan Allah SWT. Apabila tidak dipatuhi, maka belum sempurna keislamannya. Kedua,  Sesuatu yang menghadirkan kedamaian. Jikalau seorang muslim sudah menjadi islam  sampai saat ini namun belum mendapatkan kedamaian, maka ada yang belum sempurna  pula keislamannya. Ketiga, Islam memiliki jaminan kebahagian, nikmat tertinggi yang bisa  dirasakan. Ada orang yang bahagia di dunia namun tersiksa di alam kubur, ada juga yang  sengsara di dunia namun bahagia di akhirat. Namun kedua pilihan itu tidak disediakan oleh  Allah. Allah hanya menyediakan pilihan bahagia dunia, alam kubur dan akhirat. Dalam islam,  bahagia dihitung dalam 3 dunia.

Rahmat adalah keperihan hati melihat atau mengetahui ketidakberdayaan satu pihak. Keperihan itu mendorong yang hal yang kita rasakan ini tadi untuk berusaha  menanggulangi, mengurangi penderitaan orang lain sekaligus mengurangi rasa sakit di diri  sendiri. Kalau sekedar hati tidak merasa nyaman namun tidak berusaha, hal itu tidak bisa  disebut rahmat. Perbedaannya antara, rahmat Tuhan dengan rahmat mahkluk adalah;  Tuhan tidak merasakan keperihan, Tuhan tidak berkepentingan untuk dirinya, Ia  menghilangkan keperihan keperihan itu karena memang tidak ada pada diriNya. Rahmat  Tuhan adalah anugrah yang bersifat positif yang dirasakan oleh mahkluk. Karena Rahmat  Tuhan itu tidak hanya menyentuh satu pihak, maka disini dinyatakan Rahmatan lil A'lamin. Alamin itu adalah alam dimana alam selain Tuhan. Tuhan menganugrahkan rahmat kepada  selain Tuhan, yaitu mahkluk alam semesta yang Ia ciptakan. Yang dimaksud disini ialah  semua mahkluk, tanpa terkecuali.

Rahmat berbeda dengan barokah. Barokah adalah anugerah khusus karena manusia  bekerja sangat serius-sangat sungguh-sungguh, maka rahmat dijadikan barokah. Salam  adalah satu metode upaya rahmat Tuhan ditransformasikan menjadi barokah. Sementara  Rahmatan lil Alamin berlaku untuk hanya untuk rahmat, semua mahkluk tanpa terkecuali  akan mendapatkan rahmat. Ada milik bersama dalam hakikat rahmat. Maka dari itu tidak  boleh dijadikan identitas kelompok. Islam adalah suatu kerjaan yang dinamis untuk saling  menyelamatkan, dalam hal apapun. Rahmatan lil A'lamin merupakan kenikmatan bersama.

Rahmatan lil A'lamin, mengapa Allah tidak menyampaikan kepada Nabi Muhammad,  "Rahmatan lil Muslimin"? Karena jika seperti itu, rahmat yang disampaikan Nabi Muhammad  hanya untuk orang islam. Ketika nabi akan melepas pasukan menuju muhtah, Nabi berpesan;  

Kalian akan berjumpa dengan pendeta-pendeta di rumah-rumah ibadah non muslim.  Jangan ganggu para pendeta. Jangan bunuh anak kecil yang menyusui. Jangan bunuh orang  tua renta. Jangan campur pohon kurma. Jangan potong pohon kayu. Jangan hancurkan  rumah.

Pendeta mendapatkan rahmat pada saat kedatangan Nabi Muhammad SAW, dikarenakan mereka pula bukan objek perang. Kata al-'alamin berartikan; kumpulan jenis  makhluk Allah yang hidup, semuanya memperoleh rahmat dengan kehadiran nabi  Muhammad Saw, tidak terkecuali mereka yang tidak dirasakan mempunyai jiwa dan mereka  yang tidak terlihat.

-

Saat membicarakan mengenai Rahmatan lil A'lamin, tidak hanya sayang kepada  manusia yang akan dibahas. Contoh lain seperti sayang pada hewan-hewan yang ada dibumi  yang tidak berakal yang selalu dijadikan objek, kedatangan rasullulah menjadi rahmat bagi  para hewan-hewan tersebut pula. Seringkali orang menganggap yang mempunyai kehidupan  hanyalah manusia semata, namun hal ini membuktikan bahwa islam tidak memandang  bagaimana bentuk kamu sebagai mahkluk Allah SWT. Semua manusia di mata Allah Swt  sama, yang membedakan hanyalah keimanan. Islam mengajarkan tingkat derajat dan HAM.  Entitas Islam sebagai Rahmatan lil Alamin mengakui eksistensi perbedaan mahkluk. Konsep  humanisme yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw begitu luhur, tidak saja menyerukan  perdamaian lintas batas, tetapi saling menjaga dan memperat tali persaudaraan dengan  siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun