Mohon tunggu...
Shafira Puspita Maheswari
Shafira Puspita Maheswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya, Ilmu Politik

Senang menulis namun masih belum berani untuk menunjukkannya kepada dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam sebagai Rahmatan lil Alamin

10 Desember 2021   22:28 Diperbarui: 10 Desember 2021   22:45 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dibentuknya kepribadian Rasulullah Saw dalam menjadikan sikap, ucapan,  perbuatan, bahkan seluruh totalitas beliau adalah rahmat, Hal ini mempunyai tujuan untuk  membuktikan totalitas Nabi Muhammad dengan ajaran yang disampaikan, Ajaran beliau  tidak hanya untuk umatnya, namun untuk dirinya sendiri pula. Menyatu diantara apa yang  diajarkan dan cara beliau menyampaikan ajarannya, karena itu pula Nabi Muhammad Saw.  adalah perwujudan nyata dari pengaplikasian Alquran sebagaimana dilukiskan oleh Aisyah  ra (HR. Ahmad ibn Hanbal).

Islam sebagai rahmatan lil alamin ini dapat dipahami dari ajaran Islam yang  berkaitan dengan iman, ibadah dan perilaku. Iman / keimanan yang dimiliki manusia harus  melahirkan sebuah kehidupan yang sesuai dengan aturan Tuhan. Diantara hasrat manusia, salah satunya adalah berselisih.. Karena, perbedaan antar  mahkluk hidup itu merupakan salah satu unsur utama yang akan menyebabkan perselisihan.  Perbedaan dalam kepentingan bisa menumbuhkan perbedaan dalam pandangan, sistem dan  jalan hidup. Akan tetapi, Allah tetap ingin membuat para kaum umatnya untuk tetap bersatu  walaupun memiliki kepentingan yang berbeda.

b. Penerapan Rahmatan lil Alamin di zaman modern.

Semakin berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, Islam juga akan semakin  bertambah umur. Manakala pada akhirnya Islam juga akan melahirkan perdamaian dan  kerukunan antar para kelompok, agama, etnis, suku dan ras. Hal itu merupakan mimpi dambaan Islam. Mimpi itu tidaklah idealis, kedatangan Islam untuk mewarnai kehidupan di  bumi tidak seperti asumsi iblis dikala saat Allah Swt ingin menciptakan manusia. Namun,  tersisa beberapa pertanyaan, apakah agama Islam sebagai Rahmatan lil A'lamin masih  relevan di abad yang sudah terlampau maju ini?

Belasan tahun yang lalu, pertanyaan ini pernah dijawab dengan;

"Umat islam terlalu  memperhatikan ajaran yang bersifat ritual. Yang dimaksud ritual adalah seperti shalat,  tahajud, naik haji. Tidak memperhatikan ajaran yang bersifat sosial, padahal ajaran-ajaran  yang merupakan ajuran itu bisa jadi lebih penting daripada ajaran-ajaran yang merupakan  anjuran yang bersifat ritual."


Contoh dari jawaban sebelumnya adalah, daripada uang yang  ada digunakan pulang-pergi umroh berulang kali, gunakanlah uang itu untuk membantu  fakir miskin, membangun mushola, rumah sakit, dimana hal itu jauh lebih bermanfaat. Hal  ini merupakan nomor satu penyebabnya.

Sebab kedua adalah karena kita seringkali melakukan kegiatan-kegiatan sosial itu  tetapi ternyata hal itu bersifat individualis, tidak bersifat kolektif. Seperti sedekah, kita  kumpulkan sekian banyak, katakanlah rumah sakit. Dibangun oleh satu kelompok yang  setengah-setengah. Mengapa tidak bersama-sama? Maka rahmat itu tidak akan terasa.

Sebab yang lainnya adalah, adanya orang-orang yang diduga sebagai orang muslim,  atau mengaku sebagai muslim, padahal dia melakukan hal-hal yang sangat bertentangan  dengan rahmat muslim. Banyak orang seperti itu dan pula banyak orang yang diam, tidak  memperingatkan orang tersebut. Ini sangat dilarang, kita diharuskan memperingati orang  yang menjadi mungkar. Ketika ingin membantas kemungkaran, jangan pernah lepas dari  rahmat, karena islam merupakan ajaran yang membawa rahmat. Islam rahmatan lil alamin  dapat dilihat dalam praktek ajaran Islam yang diimplementasikan oleh Nabi Muhammad  SAW dan para pengikutnya. Nabi Muhammad SAW memberlakukan kepedulian sosial, fakir,  miskin dan orang yang membutuhkan agar ettap terjanganya hak asasi manusia.

-

Dalam ajaran Islam, semua makhluk yang berada di muka bumi mempunyai  keterkaitan antar satu makhluk hidup dengan mahkluk hidup yang lain. Maka harus saling  menjaga, memelihara, bersikap santun pada semua tanpa memandang apakah mereka  binatang, maupun tumbuh-tumbuhan. Karena semua merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling berkaitan dan saling membutuhkan. Muslim harusnya sudah tertanam dalam diri  mengenai bukti implementasinya ibadah amal yang baik yang sudah diperintahkan Allah,  sikap amanah, dan cinta terhadap semua mahkluk yang mencerminkan ajaran rahmat islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun