Mohon tunggu...
Shafana Ravieta Syabani
Shafana Ravieta Syabani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMAN 1 CIBINONG KAB. BOGOR

~ Shafana Ravieta Sya'bani ~ SMAN 1 Cibinong ~ X MIPA 4

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tempat Berawal dan Berakhir

28 Februari 2021   15:00 Diperbarui: 28 Februari 2021   15:06 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada suatu malam terdengar tangisan seorang anak, ia menangis dengan suara yang sangat lantang, itulah cerita ku.

Awalnya saya adalah gadis periang, saya suka sekali bermain, bercanda, dan tertawa. Hingga pada suatu waktu, saya yang periang berubah menjadi seseorang yang lemah. Saya hanya bisa menangis setiap malam, saya yang tiap malam hanya bisa menangis dan terdiam duduk disudut ruangan yang gelap.

Semua berawal karena saya dibully dengen seseorang yang saya anggap sebagai sahabat. Dia yang selalu dekat dengan saya, tiba-tiba menjauh tanpa suatu hal jelas, dan meninggalkan saya. Tiap hari setelah dia pergi saya hanya gunjing, karena katanya ga ada yang mau berteman dengan orang seperti saya, hingga pada suatu pagi seseorang menghampiri dan menyapa saya dan mengajak menemui teman-teman yang lain. Ia mengajak saya untuk berteman dan bergabung dengan teman-temanya yang lain.

Mereka saya anggap baik sangat dengan saya ternyata semua hanya kebohongan, mereka hanya memanfaatkan saya, mereka mendakati saya saat membutuhkan saya.

Tiap hari mereka meminta saya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, begitu pun saat ujian bila saya tidak mendengar mereka akan marah, mereka akan bilang; saya pelit, saya pura-pura budek, dll.

Saya hanya bisa diam, sampai saat mereka menjauhi saya, membicarakan saya dan juga menjelek-jelekkan saya, bahkan mereka juga mengadukan saya ke seorang guru, tentang ketidak benaran, dan saya dimarahi guru itu depan semua murid didalam kelas, dan mereka hanya menertawakan saya. 

Sampai akhirnya saya lulus, dan saya menemukan beberapa orang dengan cerita beragam, dari situlah saya banyak menyimpulkan pelajaran yang sangat berharga, yang mungkin tidak dapat saya dapatkan bila saya tidak melewati masa itu. Dan saya pun mulai membuka diri setelah itu.

Dan dari kejadian ini saya belajar orang terdekat adalah orang yang kemungkinan besar dapat mengkhianati kita, dan teman-teman hanyalah seseorang yang tidak adak untung dan kepentinganya dengan kita. Maka dari itu fokus dan jadikan lah diri sendiri sebagai prioritas, tidak usah pedulikan siapapun peduli lah dengan diri sendiri, karena kalau bukan diri sendiri siapa lagi??

Hargai lah dirimu, tegas kan pada orang-orang yang merendahkan mu membully mu bahwa saya tidak akan menjadi lemah dan saya tidak akan takut. Percaya pada diri kita bahwa aku, kamu, dia, kami, kita, kalian akan bisa menggapai mimpi cita-cita kita.

Janggan pernah berfikir bukan hanya kita di-bully kita jadi menutup diri dan takut pada tantangan dihidup kita, karena kami akan melewati fase tersulit untuk diri kami.

Hidup lah lagi menjadi dirimu sendiri lakukan apapun yang kamu mau, mereka yang baik akan mendukung mu.

Semoga kalian semua dapat mengambil pesan dari cerpen ini, untuk semuanya yang pernah membully dan di-bully cepat bercermin, jangan terpuruk pergi lah dari zona nyaman mu saat ini, dan lepaskan diri kalian rileks dan berbahagia lah.

Byy..

Terimakasih sudah baca ceritanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun