Mohon tunggu...
Supi Siti Solihah
Supi Siti Solihah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Basreng

Menulis bukan hobi hanya untuk relaksasi apalagi untuk ajang kompetisi hanya ingin berekspresi semoga sesuai dengan ekspektasi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pengaruh Tingginya Harga Gabah

2 Maret 2023   10:07 Diperbarui: 4 Maret 2023   15:01 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil tgl 11/01/2023/Dokumentasi pribadi

Ini disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk, sehingga lahan pertanian menjadi berkurang karena dijadikan tempat hunian, selain itu banyak program-program pemerintah seperti bendungan, perluasan jalan raya, diadakannya jalan tol, tempat wisata, perluasan pusat-pusat perbelanjaan yang kini sudah merambah ke kota-kota kecil bahkan perkampungan, dijadikannya tempat Industri dan lain-lain.

Gambar diambil tgl 11/01/2023/Dokumentasi pribadi
Gambar diambil tgl 11/01/2023/Dokumentasi pribadi

Hal-hal tersebut di atas sangat memengaruhi terhadap permintaan pasar yang lebih tinggi dari biasanya di tahun 2023 ini, sudah mungkin tidak bisa dicegah lagi atas ketimpangan sosial yang akan terjadi karena kurangnya pangan yang terjadi di Indonesia, di tengah issue tentang resesi ekonomi global yang akan terjadi di tahun ini.

Saya bertanya pada diri sendiri, apakah panen raya yang terjadi antara bulan pebruari dan Maret akan memberi dampak positif bagi kemakmuran masyarakat.

Karena dari kenyataannya menjadi seorang petani bukanlah hal yang mudah di jaman seperti sekarang , diantaranya adalah mahalnya upah pekerja yang naik sejak terjadi wabah covid 19, ditambah musim akan dipakai, pupuk tidak tersedia di pasaran, walaupun ada, harganya sangat mahal diiringi dengan obat-obat lain yang harganya naik mengikuti harga pupuk.

Yang lebih memperihatinkan adalah ketika pengelola sawah yang mengelola sawah yang bukan milik pribadinya atau mengolah lahan orang lain, yang apabila musim panen tiba si pengelola sawah harus menyetor kepada pemilik, yaitu 100 kg gabah bersih dan kering setiap 50 bata sawah apabila seorang pengelola sawah mengolah sawah sebanyak 1 Ha maka pengelola wajib memberikan gabah tersebut sebanyak 1,4 ton gabah kering.

Sedang hasil setiap Ha  sawah yang dipanen tiga kali, hanya mendapat 2,8 ton per itupun kalau padinya tidak terserang hama, apabila terserang hama paling hanya bisa mendapatkan setengah atau sepertiganya.

Setengah dari bahagian petani yang mengolah sawah dipergunakan untuk biaya kembali penanaman padi berikutnya, seperti upah para pekerja, pupuk dan obat-obatan dan biaya perawatan seperti pengairan sawah.

Menurut penuturan seorang petani, menjadi petani padi itu hanya sebagai pemanfaatan tenaga yang dimiliki apabila hanya mengandalkan buruh tidak akan ada untung, seperti membajak sawah, tandur, ngarambet, memupuk padi dan panen hingga padi sampai di rumah, untuk mengangkut 1 kuintal padi dari sawah membutuhkan biaya 14.000 per kuintalnya.

Daripada mengandalkan upah kepada pekerja lain, mereka memilih untuk menggarap sawahnya secara mandiri, karena kalau memperkerjakan orang lain beban biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak sehingga padi hasil panen mereka akan habis terjual untuk biaya tersebut belum lagi atas kebutuhan-kebutuhan lain yang mendesak.

Sedangkan beban mempekerjakan orang lain selain buruh yaitu harus menyuguhkan makanan, camilan, kopi dan rokok. Sedang saat ini harga-harga pokok tersebut bisa dikatakan sangat mahal. Dan mereka terpaksa untuk membajak sawahnya dengan mengajak anggota keluarganya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun