Malam selalu saja menyapa dengan sepinya, menjadikan dingin kian terasa menusuk tulang. Menggigil yang sejatinya bukan karena dingin, namun ia yang tak kunjung kutemukan telah meninggalkan jejaknya dijiwa ini, jejak yang mengajak ku melangkah meraihnya. Dibalik selimut tebal lelah, aku menyimpan semua harapan. Atau harapan itu sendirilah yang telah menyelimuti harapan-harapan dan lelah. Aku sendiri pun tak tahu. Mungkin aku akan membiarkan ia yang akan menemukanku meskipun saat itu, jiwa hanya di kenang nama.
TAMAT
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!