Mohon tunggu...
Shabrina Adilah
Shabrina Adilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - shbrinadlr

apa yang melewatkan tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Memahami Konsep Temperamen

30 September 2021   20:15 Diperbarui: 30 September 2021   20:24 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilustrasi Sebagai contoh, menangis dan mengamuk adalah cara anak dalam menghadapi rasa marah dan kecewa yang tidak mampu untuk mempertahankan perasaannya tersebut. Saat anak mengalami temperamen, banyak orangtua beranggapan bahwa hal tersebut wajar dilakukan oleh anak, dan pada saat itu juga orangtua bukan saja bertindak tidak tepat tetapi juga melewatkan salah satu kesempatan untuk membantu anak menghadapi emosi yang normal. 

Temperamen sudah biasa terjadi pada tahap perkembangan anak, namun apabila kejadian ini terus berlanjut dan dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan terjadi perkembangan kepribadian yang negatif pada diri anak.

Oleh karena itu, sebagai orangtua seharusnya menyadari bahwa anak ada yang mudah menyesuaikan diri dan ada yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru. 

Membuat anak merasa aman dan nyaman merupakan hal terpenting yang perlu dilakukan oleh orangtua maupun pengasuh. Landasan rasa aman dan nyaman dengan kesabaran dan dukungan dari orangtua, maka anak dengan masalah temperamen akan lebih mudah untuk mengembangkan dan melatih keterampilannya. Pengasuhan dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dapat membuat anak tidak merasa tertekan atau frustasi.

Demikian  penting peran orangtua khususnya ibu sangat besar dalam proses pembentukan pola kelekatan. Ibu sebagai objek lekat utama mempunyai keterlibatan langsung dalam mendidik dan mengasuh anak. 

Apalagi di jaman modern seperti sekarang ini,  seorang ibu tidak hanya dituntut untuk mendidik dan mengasuh anak dirumah, tetapi juga dituntut untuk aktif dalam mengembangkan karirnya sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikan sang anak. Adapun gambaran beberapa contoh temperamental  sebagaimana dikutip dari  Santrock, J. W. 2011. 

Dapat mnuntun kita dalam  mengelola perkembangan anak  sebagaiman dikutip pada edisi 7 Jilid 2 tahun 2018. Jakarta: Erlangga, pada edisi  yakni sikap yang mencerminkan temperamental ini antara lain sebagai berikut;  

(1). Mudah gelisah

Tanda awal ketika seseorang memiliki sikap temperamental ialah mudah gelisah. Kegelisahaan yang  dirasakan kadang tanpa sebab atau hanya masalah yang ringan. Ia akan merasa kesulitan mengendalikan kesulitan yang ia rasakan. Ketika tidak berusaha mengendelakikan maka akan semakin gelisah dan mungkin tidak dapat mengontol dirinya. 

(2). Tidak melakukan kegiatan rutin dengan baik

Ketika masih kecil sangat sulit untuk melakukan kebiasaan rutin yang harus dilakukan setiap hari seperti jadwal makan tiga kali sehari, tidur siang, belajar, dan lain-lain. Anak akan merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan yang berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun