Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - @shalluvia

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ada 'Wedhus' di Kobutri

14 Oktober 2010   13:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mulutmu harimaumu, mungkin peribahasa itulah yang sedikit bisa menggambarkan kisah yang pernah diceritakan oleh almarhumah simbah putri saya pada masa kecil dulu. Begitu banyak dongeng atau kisah yang diceritakan simbah putri ketika menjelang tidur. Salah satunya begitu membekas dalam ingatan saya sampai hari ini. Ini bukanlah dongeng tapi sebuah kisah yang bisa dikatakan inspiratif namun juga lucu. Mungkin diantara anda-anda juga pernah mendengar kisah ini. Mbah putri menceritakan sebuah kisah dua orang pemuda ketika naik si kuning Kobutri (seperti bus kota tapi berukuran lebih kecil). Suatu hari di tengah panasnya kota Jogja, kedua pemuda tersebut duduk berada di dalam Kobutri bersama penumpang-penumpang lain yang beraneka ragam. Mulai dari anak sekolah, pegawai kantoran, pemuda-pemudi, bakul-bakul pasar, sampai seorang lelaki bule. Dalam penuh sesaknya Kobutri tersebut, kedua pemuda tadi bercakap-cakap membicarakan seorang bule yang duduk di samping mereka. [caption id="attachment_314913" align="aligncenter" width="400" caption="banyak kisah di kobutri (naga212geni.blogspot)"][/caption] * "Wah...ra betah aku lungguh kene, iki londho jejerku ambune prengus banget koyo wadhus," ** "Ho'o...aku kawit mau yo ngrasakke kok ono ambu-ambu sing ora enak," *** "Mugo-mogo wae de'e cepet medhun," Setelah percakapan singkat tersebut suasana di dalam kobutri kembali hening, hanya sesekali terdengar teriakan pak kondektur yang menyebutkan nama jalan atau daerah yang sedang dilalui. Tak berapa lama, si bule yang menurut dua pemuda di sebelahnya seperti wedhus tadi ingin turun, tak dinyana tak disangka bule itu mengucapkan kalimat permisi pada dua pemuda yang tadi membicarakannya, **** "Nuwun sewu, mendhanipun badhe mandhap..." kata bule tersebut sambil membungkukkan badannya ketika melewati depan kedua pemuda tadi. Beberapa penumpang yang mengetahui kejadian tersebut hanya tersenyum, sedangkan kedua pemuda tadi melongo tanpa mampu berkata apa-apa. * Wah....saya tak tahan duduk di sini, bule sebelah saya ini baunya amis seperti kambing. ** Iya, dari tadi saya juga merasakan hal yang sama, seperti ada bau-bau yang tidak enak. *** Semoga saja dia segera turun. **** Permisi, kambingnya mau turun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun