Mohon tunggu...
Seylin Amran
Seylin Amran Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Mahasisiwi Jurusan Keperawatan di STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rutin Lakukan Senam Dismenore untuk Mengurangi Nyeri Haid

13 Oktober 2022   10:23 Diperbarui: 13 Oktober 2022   11:05 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustasi Gambar Senam (Sumber: Bing.com)

Dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit dan mengacu pada kram yang menyakitkan selama menstruasi. Kram ini dapat menghasilkan tekanan uterus lebih dari 60 mmHg yang mengakibatkan nyeri (Motahari-Tabari et al., 2017). 

Dismenore (dysmenorrhea) adalah nyeri yang dirasakan selama menstruasi yang disebabkan oleh otot uterus yang mengalami kejang atau keram yang berpusat pada perut bagian bawah saat sedang mengalami fase mestruasi (Price, 2016). Pada sebagian wanita, keluhan yang di alami bervariasi dari ringan hingga berat. 

Tingkat keparahan dismenore berhubungan langsung dengan lamanya mestruasi dan jumlah darah saat mestruasi. Terkadang pada beberapa orang saat tingkat keparahan dismenorepada tahap sedang dan berat bisa sampai menganggu aktivitas sehari-hari.

Namun kondisi tersebut normal terjadi pada setiap siklus menstruasi dan tidak perlu dikhawatirkan, karena hal ini disebabkan karena proses terjadinya secara alami di rahim wanita. Gejala yang biasanya muncul selain keram pada perut bagian bawah yaitu nyeri terkadang berjalar hingga bagian punggung sampai bagian bawah dan paha. Namun seiring bertambahnya usia nyeri haid ini akan hilang secara bertahap, terlebih setelah memiliki anak.

Menurut data Word Health Organization (WHO), jumlah penderita dismenore sangat tinggi di dunia, rata-rata lebih dari 50% wanita di setiap negara merasakannya, sekitar 72% di Swedia, 85,7% di Arab Saudi, 85,4% di Ethiopia, 64,0% di Meksiko, 89,10% di Iran, dan Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore (Hu et al., 2020) (Santi, 2019). Di Indonesia jumlah dismenore sebanyak 64,25% yang mana 54,89% mengalami dismenore primer dan 9.36% dismenore sekunder (Apriliani et al., 2021), kemudian prevalensi dismenore di Bali sebanyak 74,42% wanita mengalami dismenore (Rebecca Mutia et al., 2019). Bahwa pola menstruasi dan kejadian acne vulgaris pada siswa tidak ada hubungan (Pangestu et al., 2021).

Ada berbagai cara penganan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri haid tersebut dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi. Pada terapi farmakologi sendiri seperti pemberian obat analgetik, terapi. Namun pada sebagian penderita yang menggunakan obat untuk mengatasi nyeri haid tersebut terkadang cenderung tidak berdasarkan resep dokter dan dikonsultasikan. Efek samping obat analgetik jika dikonsumsi secara berlebihan atau tanpa pengawasan bisa menyebabkan kerusakan hati, pendarahan, diare dan mual serta masalah gastrik bahkan hipertensi. Efek jangka panjang yang paling berbahaya yaitu bisa meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer (Wulanda et al., 2020). Oleh karena itu diperlukan tindakan non farmakologi sebagai metode alternatif untuk penanganan nyeri haid yaitu seperti kompres hangat, olahraga, terapi mozart, dan relaksasi (Apriliani et al., 2021).

Senam dismenore merupakan aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Saat tubuh kita bergerak melakukan senam, tubuh pasti akan menghasilkan hormon endorphin, hormon ini diproduksi oleh otak dan susunan syaraf tulang belakang (Perry & Potter, 2015) . Hormon endorphin yang semakin tinggi akan menurunkan atau meringankan nyeri yang dirasakan seseorang sehingga seseorang menjadi lebih nyaman, gembira, dan melancarkan pengiriman oksigen ke otot .

Tujuan dilakukan senam dismenore adalah untuk mengurangi intensitas  nyeri dismenore yang dialami oleh perempuan, selain itu adapun manfaatnya antara lain dapat meningkatkan kebugaran, mengoptimalkan daya tangkap, meningkatkan mental dan relaksasifisik, meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh, mengurangi ketegangan otot (kram), mengurangi nyeri otot, dan mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi (dismenore) (Laila, 2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Idaningsih & Oktarini, 2020) tentang pengaruh efektivitas senam dismenore terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019 didaptkan hasil adanya  perbedaan intensitas nyeri pada sebelum dan sesudah diberikan intervensi, besarnya penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah senam dismenore sebesar 1,8. Sebelum senam dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putrimengalami intensitas nyerinya sedang dan sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putrimengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Senam dismenore efektivitas terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun