Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jazz Kemerdekaan di Puncak Bromo

16 Agustus 2016   02:53 Diperbarui: 16 Agustus 2016   03:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama penggagas, partner serta musisi penampil di Jazz Gunung Bromo 2016. Dari kiri-kanan: Ricad Hutapea, Butet Kartaredjasa, Santoso (Direktur BCA), Sigit Pramono (Penggagas Jazz Gunung Bromo) Dwiki Darmawan, Ermy Kullit, Reza (The Groove), Anung Widiarto (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo), dan Rejos (The Groove). Foto: arum sato

Selain itu, desain panggung juga selalu berbeda setiap tahunnya. Baik itu dari segi bahan, tata letak, penataan lampu dan lainnya. Demikian juga area penonton, setiap pagelaran selalu berbeda.

“Kami selalu berbenah dari tahun ke tahun, untuk menjadi lebih baik. Baik itu untuk musisi penampil maupun untuk penonton. Dari jumlah penonton yang tadinya hanya 300 orang hingga saat ini mencapai 2000 orang,” papar Sigit Pramono.

Satu hal, lagi, yang tak kalah unik yaitu Jazz Gunung Bromo selalu melibatkan partisipasi pemusik tradisional di Jawa Timur, utamanya di Probolinggo. Pemusik tradisional menyuguhkan musik etnik daerah yang dikolaborasikan dengan musik jazz sehingga mengasilkan musik etnik khas Indonesia.

Waspada, namun Aman

Terkait status Gunung Bromo yang beredar di masyarakat luas, yang mengatakan dalam kondisi waspada, ini yang perlu diluruskan. Ini yang perlu dijelaskan supaya tidak saling tumpang-tindih informasi, yang berujung pada kebingungan atau menyesatkan.

Gunung Bromo memang berstatus waspada, namun aman untuk pariwisata yang ada di sekitarnya. Itu dijelaskan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo bahwa, pariwisata Bromo selalu open kapan saja kepada siapa siapa saja.


“Pariwisata Bromo tidak pernah tutup sekalipun sedang erupsi. Hanya saja, kita perlu mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan jarak aman 1 kilometer. Jadi, tak ada alasan untuk khawatir dengan kondisi Gunung Bromo. Insya Allah semuanya aman dan terkendali,” jelas Anung Widiarto lebih lanjut.

Selama delapan kali pelaksanan pagelaran Jazz Gunung, status Gunung Bromo juga selalu dalam kondisi waspada. Namun tak ada hal diluar kehendak yang terjadi. Lokasi diselenggarakannya pagelaran jazz adalah 6 kilo meter dari puncak kawah Bromo.

Jazz Gunung Bromo ini akan dipandu oleh Butet dan dibantu oleh mc junior, Alit dan Gundhi. Aspek hiburan, jenaka, musik yang serius, yang kontemplatif, yang etnik serta happy menjadi suguhan khas Jazz Gunung Bromo, di kedinginan udara 2300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pada Jazz Gunung 2016, ada beberapa musisi akan tampil, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya Dwiki Dharmawan Jazz Connection ,Ermy Kullit, Shaggydog, The Groove, Ring of Fire feat Bonita and Ricad Hutapea, Samba Sunda, Nial Djuliarso Trio feat Arief Setiadi dan masih banyak lainnya. Musisi luar negeri ada Ian Scionti Trio (Spanyol).

Kedepan diharapkan, pagelaran Jazz Gunung Bromo bisa menjadi kebutuhan bersama, bukan menjadi kebutuhan orang-orang musik spesial jazz, apalagi kebutuhan partner semata. Tapi menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, siapapun mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun