Mohon tunggu...
Setiyawan Mustakul
Setiyawan Mustakul Mohon Tunggu... Freelancer - Sedang menulis

menulis akan menambah wawasan dan pengetahuan yang luas. NO debat!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Nyata, Perjuangan Ahmad dan Do'a Sang Ibu

9 Desember 2021   13:22 Diperbarui: 9 Desember 2021   15:21 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu.

Ibu adalah malaikat yang nyata di bumi dan tak ada orang lain yang bisa menggantikan seorang ibu.  Ingat kawan, jangan pernah sesekali melawan ataupun membantah apa yang di katakan oleh ibu, Karena surga berada ditelapak kaki ibu.

Ayah.

Ayah adalah sosok pahlawan yang selalu berjuang dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Memeras keringat, membanting tulang tanpa lelah.

Inilah sosok malaikat dan pahlawan yang nyata. Dari sejak kita didalam kandungan kita sudah merepotkan beliau (ibu), menjaga kita sampai kita lahir ke dunia. semangat dan semangat berjuang melahirkan kita sampai kesakitan, hanya untuk kita sang buah hati. Seorang ayah yang setia mendampingi perjuangan ibu, ikut mendorong memberikan semangat tanpa letih.

Kisah Ahmad dan ibu, dan do'a yang terkabulkan.

Setelah dewasa dalam keluarga yang sangat sederhana atau bisa dikatakan (ekonomi menengah kebawah). Saat Ahmad masih berada di bangku SMA waktu itu dia sudah bekerja sebagai tukang kayu disalah satu tempat mebel lokal, yang tempat kerjaannya itu masih termasuk saudara ahmad sendiri. 

Dia kerja ditak dipaksa harus maksimal dalam pekerjaan itu melainkan kerja semaumu karna kondisi ahmad masih sekolah. Kegiatan ahmad waktu itu mulai dari pagi jam 07.00 - 13.30 belajar atau sekolah, selanjutnya jam 14.00 dia pergi bekerja sampai jam 16.30 maksimal, kemudian pulang mandi, sholat, makan, istirahat sampai sholat Isya'. 

Setelah sholat isya' antara kurang lebih jam 19.30 dia berangkat lembur sampai tengah malam atau sampai jam 00.00 maksimal (karena besoknya dia harus sekolah). 

Ahmad bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, yang didapat dari pekerjaan itu ahmad hanya mendapat upah dalam satu minggu kurang lebih 100 ribu, tapi dia bersyukur dengan penghasilannya sendiri bisa buat bayar buku, uang jajan, iuran kelas dan lain-lain. dalam hidupnya semasa itu, dia mempunyai prinsip tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya karena dia tahu kondisi ekonomi orang tua nya hanya buat kebutuhan makan sehari-hari. 

Setiap hari ahmad bahkan tidak ada waktu untuk bermain, yang ada hanya sekolah, kerja, dan kegiatan ekstra kurikuler yaitu Pramuka yang di tekuninya.

Setelah selesai sekolah (lulus), dia bingung mau kemana dan bagaimana, disitulah dia mulai kebingungan antara melanjutkan ke perguruan tinggi atau fokur kerja. Dia bersama temannya arif sedang berbincang-bincang dan berkata:

Arif: "gimana kuliah yuk.."

ahmad : "wah blm ada uang kak"

Saat itu ahmad dan temannya arif dapat pangilan di salah satu sekolahan favorit di minta untuk melatih pramuka disana, waktu trs berjalan kemudian sang ibu mulai memikirkan anaknya (ahmad):

"kasihan anak saya sudah dewasa, dan dia dibutuhkan untuk malatih pramuka yang jaraknya lumayan jauh untuk di tempuhnya, tapi dia masih numpang kepada temannya (arif)."

Kemudian Ibu ahmad bilang kepada ayah ahmad:

"Pak,.. anakmu itu sudah besar. bok ya dibelikan sepeda motor untuk anakmu supaya tidak merepotkan temannya terus."

Ayah pun diam dan tidak ada respon apa-apa. Singkat cerita, ibu ahmad dan ayahnya sempat miskomukasi dan ibu harus pergi kerumah saudaranya untuk merenung, menenangkan diri karena memikirkan anaknya ahmad. ahmad tau kejadian itu sampai bingung kedua orang tuanya terjadi pertengkaran, sedangkan dia masih mempunyai adik yang masih kecil-kecil yang butuh makan tiap hari, dia harus kerja, ahmad sempat nangis kebingungan melihat pertengkaran kedua orang tuanya hanya sang ibu memikirkan dia. Disaat dia melihat adik-adiknya dia menangis bagaimana dia ngasih makan, tanya ibu dimana. 

Saat malam tiba, ahmad mengantarkan ibunya untuk kerumah saudara untuk tidak pulang. Disepanjang jalan Ahmad meneteskan air mata tanpa henti karna melihat ibunya menangis tersendat sepanjang jalan menuju adik saudara ibu ahmad. Sampai di rumah Adik ibu, ibu mengucap:

"wes emboh nang, aku rak reti karepe pak amu seng model kaku, kwe wes gede di cagerno sekolahan tapi rak dwe kendaraan kanggo awakmu. Wes tang dongakno yo nang mugo-mugo urepmu penek, entok pekerjaan seng penak yo nang,,," (ibu sambil menangis tanpa henti) dan ahmad meng aminkan doa ibunya yang begitu dalam dari lubuk hatinya.

Selang beberapa hari kondisi rumah sudah membaik, adik-adik ahmad juga sudah mulai di perhatikan ibu dan ayahnya walau masih sedikit terbawa oleh suasana lalu. Setelah kejadian itu (sebuah ujian ahmad dari Allah SWT) dalam doa ibunya tepat ahmad masuk kuliah dan berjalannya waktu, doa sang ibu terkabulkan alhamdulillah...... sekarang ahmad mendapatkan tempat kerja yang layak sesuai profesi yang dia inginkan dulu, sekarang ahmad menyelesaikan kuliahnya S1 dan tiga tahun kemudian ahmad melanjutkan S2 nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun