Mohon tunggu...
Setiya Joko Santosa
Setiya Joko Santosa Mohon Tunggu... Pemberdaya Ekonomi Mikro dan Ultra Mikro

Setiya Joko Santosa, ST, MM, QRMO, CRA, CRP, CIMA, CHRP, CHRM adalah seorang pemimpin visioner yang telah mengabdikan lebih dari dua dekade kariernya di dunia pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta pemberdayaan masyarakat pra-sejahtera. Dengan rekam jejak kepemimpinan di beberapa lembaga keuangan yang menyalurkan pembiayaan sekaligus melakukan pendampingan, ia membangun reputasi sebagai sosok yang konsisten mengedepankan keberlanjutan usaha dan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, ia berkiprah dalam sebuah lembaga pemberdayaan yang fokus pada masyarakat pra-sejahtera dengan pendekatan menyeluruh melalui modal finansial, modal intelektual, dan modal sosial, khususnya pada usaha ultra mikro. Perannya tidak hanya terbatas pada pengelolaan operasional di tingkat cabang, namun juga mencakup kontribusi strategis dalam pengembangan sumber daya manusia serta penyebaran pengetahuan melalui berbagai publikasi. Dilengkapi dengan sertifikasi nasional dan internasional dari BNSP dan AAPM®, ia memiliki spektrum kompetensi yang cukup lebar, meliputi literasi dan analisa keuangan usaha, pembiayaan dan pemberdayaan usaha, manajemen risiko serta recovery usaha, hingga pembangunan ekosistem usaha yang berdaya tahan. Selain itu, kepeduliannya dalam pengelolaan sumber daya manusia—baik dari sisi kesehatan mental, motivasi kerja, hubungan industrial, hingga kepemimpinan lintas generasi—menjadikannya sosok yang mampu membangun budaya kerja sinergis, adaptif, dan berkelanjutan. Sebagai seorang leader dengan pendekatan humanis, ia menempatkan pemberdayaan bukan sekadar sebagai aktivitas bisnis, melainkan sebagai misi sosial yang mampu menggerakkan perubahan. Dedikasi dan keahliannya menjadikannya katalisator bagi lahirnya ekosistem usaha yang tangguh serta sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi di era yang terus berubah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan: Jangan Baca Ini Kalau Anda Tidak Ingin Mengubah Tim "Nunggu Perintah" Menjadi Tim Ambil Inisiatif"?

27 Agustus 2025   17:04 Diperbarui: 27 Agustus 2025   17:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang Pemimpin yang sedang memberikan perintah dalam suatu rapat.(Sumber: Dok Pribadi)

Contoh transformasi komunikasi target:
- *Sebelum*: "Target quarter ini sales harus naik 25%."
- *Sesudah*: "Kita targetkan sales naik 25% quarter ini karena dengan pencapaian ini, kita bisa meluncurkan fitur baru yang sudah dinanti customer. Dampaknya, posisi kita di pasar akan lebih kuat dan tim development bisa fokus ke inovasi berikutnya."

Lihat perbedaannya? Yang kedua memberikan konteks, makna, dan visi yang lebih besar. Tim tidak hanya tahu "apa" tapi juga "mengapa" dan "untuk apa."

2. Zona Aman Bereksplorasi: Laboratorium Kreativitas

Inisiatif butuh keberanian. Keberanian butuh rasa aman. Dan rasa aman tercipta ketika tim tahu bahwa eksplorasi dan eksperimen tidak akan berujung pada "hukuman" jika hasilnya tidak sempurna.

Zona aman ini bukan berarti bebas tanpa batasan. Ini tentang menciptakan framework di mana tim merasa nyaman untuk:
- Mengajukan ide yang "out of the box"
- Mencoba pendekatan baru tanpa takut dihakimi
- Belajar dari kegagalan tanpa kehilangan kepercayaan
- Berkomunikasi secara terbuka tentang tantangan dan hambatan

Pemimpin yang berhasil menciptakan zona aman biasanya memiliki mantra: "Gagal itu wajar, tidak mencoba yang tidak wajar."

3. Apresiasi Momentum: Merayakan Setiap Langkah Maju

Perubahan budaya seperti menanam pohon. Anda tidak akan melihat hasilnya besok pagi. Tapi setiap tunas kecil yang muncul perlu dirayakan agar terus tumbuh.

Apresiasi yang efektif memiliki formula 3S:
- Spesifik "Terima kasih sudah mengambil inisiatif melakukan riset kompetitor tanpa diminta. Hasilnya sangat membantu kita memahami positioning yang tepat."
- Segera: Jangan menunggu evaluasi bulanan. Apresiasi real-time memiliki dampak yang lebih kuat.
- Substansial: Jelaskan mengapa tindakan tersebut berharga dan bagaimana kontribusinya terhadap tujuan tim.

Berpikir Kritis: Senjata Rahasia Pemimpin Modern

Di era informasi yang overwhelming ini, kemampuan memilah dan memilih informasi menjadi superskill yang tidak bisa diabaikan. Berpikir kritis bukan tentang menjadi skeptis terhadap segalanya, tapi tentang mengembangkan "radar" untuk mendeteksi informasi berkualitas.

1. Menjadi Detektif Informasi

Setiap hari, kita dibombardir dengan data, laporan, tren, dan prediksi dari berbagai sumber. Pemimpin yang efektif mengembangkan kemampuan untuk mengevaluasi:
- Kredibilitas sumber: Siapa yang menyampaikan informasi ini? Apa track recordnya? Ada conflict of interest?
- Kualitas data: Bagaimana metodologi pengumpulan datanya? Sampelnya representatif? Ada bias?
-Relevansi konteks: Apakah informasi ini applicable untuk situasi kita? Atau hanya terlihat menarik tapi tidak actionable?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun