Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Katedra Rajawen & Omjay Cs, 'Gila' (Genol-Ginul)

5 Januari 2011   16:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:55 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1294244185943279581

Untuk Mas Katedra Rajawen, OmjayCs (Om Andika, Bung Mukti Ali dan pak Doddy Purbo) yang telah diproklamirkan oleh Admin sebagai Kompasianers teraktif 2010 saya mohon maaf, karena tanpa seijin anda sekalian saya telah ‘mencatut’ nama anda sebagai bagian dari tulisan ini.

Sengaja saya tidak meminta ijin terlebih dahulu, bisa jadi kalau bilang dulu, saya khawatir malah tidak akan memperolah ijin, apalagi restu dari para beliau tersebut. Pasalnya, harap maklum, saya akan memberi predikat dengan sebutan si ‘gila’. He…he…he…. he…..

Tapi tunggu dulu, ‘gila’ yang saya maksudkan disini bukan dalam arti negatif secara harafiah, leksikal (kamus) yang bermakna sebagai orang tidak waras, sakit ingatan atau ‘syaraf’.Bilamana ‘gila’ ini dimaksudkan seperti orang sakit ‘syaraf’, saya bisa dianggap keparat sehingga layak didamprat, dihujat, bahkan dilaknat agar kualat.

‘Gila’, yang dimaksud dalam konteks tulisan ini adalah sebagai orang orang yang ‘berbeda’ diantara ribuan kompasianers lain, khususnya dari segi produktifitas tulisan. Padahal kita tahu,kompasianers rata rata punya kesibukan yang boleh jadi sangat padat, dengan waktu yang disediakan oleh ‘alam’ sama jumlahnya, yaitu 24 jam perhari, 7 hari seminggu atau 4-5 minggu tiap bulan. Tapi mengapa produktifitas postingan di kompasiana bisa saling berbeda?. Semoga mereka bisa berbagi kiat dengan kita tentang menulis yang efektif dan produktif, sehingga dapat memotivasi kompasianers lainnya agar lebih giat menulis.

Berikut ini adalah angka produktifitas tulisan mereka yang saya kutak- katik dari tabulasi data sajian Omjay dalam tulisannya, “Rahasia Kompasianer Teraktif” postingan tanggal 18 Nopember 2010 yang lalu.

1.Katedra Rajawen, 1.293 judul, 14 bulan atau rata rata 3 tulisan/hari

2.OmJay, 1.094 judul, 24 bulan atau rata rata 1,5 tulisan/hari

3.Andika, 875 judul, 14 bulan atau rata rata 2 tulisan/hari

4.Mukti Ali, 665 judul, 13 bulan atau rata rata 1,7 tulisan/hari

5.Doddy Purbo, 637, 14 bulan atau rata rata 1,5 tulisan/hari.

Sekarang bandingkan dengan kita, setidaknya saya sendiri selama delapan bulan hanya menghasilkan 166 postingan atau rata rata 0,7 tulisan/hari, dan itu ternyata meleset dari target awal yang saya canangkan yaitu minimal 1 (satu) tulisan per hari. Alasan tidak tercapainya target postingan bisa saja dicari-cari, tapi yang jelas kurang gigih dalam mengejar 'setoran' produksi tulisan, atau memang perbendaharaan pengetahuan yang nempel diotak saya cuman segitu, sehingga menemui jalan buntu dalam mengembangkan ide suatu tulisan.

Diakui bahwa saya termasuk ‘lelet’, istilah kerennya ‘lemot’ dalam upaya merangkai kata, dimana satu judul tulisan baru mampu diselesaikan dalam akumulasi waktu beberapa jam. Dalihnya…?, ketika menulis, nyambi dengan aktifitas lain. Baru ketak-ketik satu-dua paragraph, lalu ditinggal untuk urusan yang berbeda selama berjam-jam, setelah itu dilanjutkan lagi nulisnya.Waduh,……….. kok saya merasa sok sibuk banget, narsis lagi. Padahal untuk urusan ‘boyot’ (lambat) nulis, barangkali saya juaranya, he he he he he he………..

Kembali ke istilah ‘gila’, bagi mereka yang keranjingan kerja biasanya disebut ‘gila kerja’ atau workholic. Seseorang yang berprestasi luar biasa, kadang juga dijuluki ‘gila’.Ketika seorang yang takut terhadap olah raga berbahaya seperti terjun payung, panjat tebing, balapan motor dan sebagainya menyaksikan adegan itu, pasti dia akan berucap ‘gila’ buat para olah ragawan tersebut.

Andaikatakita sudah memperoleh kiat jitu cara menulis cepat dan produktif dari mereka, namun belum tentu kita bisa segera menandingi para beliau itu dalam hal tulis menulis, karena kemampuan daya pikir, pengalaman, pengetahuan, latar belakang, kesempatan dan atau mungkin tujuan menulis masing masing kompasianers tidak sama. Yang penting bagi kita, khususnya generasi muda bagaimana caranya agar kita bisa menggali potensi talenta sendiri, kemudian dikembangkan sedemikian rupa sehingga mumpuni disebut ‘gila’ dibidang lain. Meminjam istilah orang bule, “be yours self”.

Kepada kelima kompasianers diatas yang sudah dinobatkan sebagai penulis teraktif di Kompasiana, kalau boleh saya memberi julukan sebagai orang GENOL-GINUL masing masingkependekan dari Gemar Nongol - Giat Nulis.

Sekali lagi, maaf dan terima kasih buat Mas Katedra Rajawen Cs.

*Semoga artikel diatas (hasil edit ulang) tidak basi, karena ide penulisan ini muncul sesaat setelah mebaca postingan Omjay “Rahasia Kompasianers Teraktif” Nopember 2010, yang belum sempat dipublish.

Jakarta, 5 Januari 2011

-nur setiono-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun