Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Yumina - Bumina, Pendekar Ketahanan Pangan

16 Desember 2015   13:07 Diperbarui: 16 Desember 2015   13:40 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah satu teknik budidaya Yumina-Bumina yang saya jepret saat pameran REIKKA di Depok, September 2015."][/caption]

Awalnya saya kira Yumina dan Bumina merupakan bagian dari keluarga besar Pak Mina. Ternyata dugaan saya salah. Terus apa hubungan keduanya dengan ketahanan pangan?

Ternyata oh ternyata, Yumina-Bumina merupakan teknik budidaya ikan yang digabungkan dengan sayuran atau buah. Makanya diberi nama Yumina-Bumina (yu= sayuran, bu=buah, dan mina=ikan). Dengan konsep ini, kita bisa memelihara ikan dan menanam sayuran/buah di lahan yang terbatas. Kalau di lahan terbatas aja bisa, apalagi yang punya pekarangan luas.

Untuk sayuran, kita bisa memilih kangkung, pakcoy, selada, kailan, dan sebagainya. Sementara tanaman buah bisa dipilih dari jenis tanaman semusim seperti cabai, tomat, terung, dan lainnya. Untuk ikan bisa dari semua jenis ikan air tawar. Tapi untuk budidaya sebaiknya dipilih jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi dan pertumbuhannya cepat seperti ikan mas, nila, lele, dan patin.

Yumina-Bumina sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi akuaponik yang berprinsip hemat air dan hemat lahan. Teknologi Akuaponik memadukan budidaya ikan (akuakultur) dan budidaya tanaman tanpa tanah (hidroponik). Teknik ini dikembangkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Bogor sejak 2005. Ah, jadi pengin berkunjung ke sana.

Konsepnya, pot-pot tanaman/buah diatur sedemikian rupa mengelilingi atau di sekitar kolam ikan. Dengan sistem ini, ikan dan tanaman bisa menjalin hubungan saling menguntungkan  atau bahasa kerennya simbiosis mutualisme. Jadi keduanya tidak lagi menjalani hubungan jarak jauh atau LDR (Long Distance Relationship).

Limbah sisa pakan dan metabolisme ikan di kolam yang bersifat racun bagi ikan bisa dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tanaman. Pengambilan/Pendistribusian air kolam ke tanaman bisa diatur dalam beragam sistem.

Sistem paling sederhana adalah sistem rakit sebagai pelampung bagi tanaman. Pelampung berisi pot tanaman diapungkan dalam kolam ikan. Sistem ini tidak memerlukan pompa air karena akar bisa menyerap langsung nutrisi di permukaan kolam. Sistem ini cocok diterapkan di lokasi yang belum terjamah jaringan listrik maupun perairan umum seperti waduk atau danau yang tercemar limbah rumah tangga.

Sistem lain adalah sistem aliran atas. Suplai air dilakukan lewat atas melalui pipa PVC yang terhubung dengan pompa air di dalam kolam ikan. Sementara dalam sistem aliran bawah, suplai air bagi tanaman melalui airan bawah langsung melewati media tanam. Sistem terbaru adalah sistem pasang surut yang merupakan penyempurnaan dari sistem aliran bawah dengan pemasangan sifon otomatis untuk mengatur naik turunnya suplai air.

Menurut Eri Setiadi, peneliti dari BPPBAT Bogor, budidaya Yumina-Bumina secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan sistem konvensional karena lebih produktif dengan variasi hasil produksi yang lebih beragam. Berdasarkan hasil penelitian, budidaya Yumina-Bumina di wadah berisi 300 liter air selama 2,5 bulan menghasilkan ikan lele sebanyak 56  kg dan sayur kalian 6,5 kg. Wah!

Nah, kalau tiap pekarangan rumah menjadi tempat budidaya Yumina-Bumina, pasti ibu-ibu rumah tangga tak perlu repot kalau harga sayuran atau ikan naik. Sayuran atau buah bisa dipetik di halaman. Kalau bisa diterapkan secara massif di seluruh Indonesia, Yumina-Bumina bisa menjadi pahlawan ketahanan pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun