Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu...

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Hujan Tak Lagi Basah

21 Oktober 2016   20:38 Diperbarui: 21 Oktober 2016   20:57 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for ilusi penyair membaca | sumber gambar: Santrigaul.net

Langit masih biru diruas hati ada teduh

Yang sekian jengkal  musim gugur ke tanah

Lalu segelintir angin punah menerbitkan hijaunya esok

Sementara kita hanya sebait kidung dengan menerkah selumbar dengung

Kita selalu berbicara lalu cobalah tuhan yang akan menafsirkanmu

Apakah umurmu akan panjang melilit bumi yang penuh amuk ini?

Selagi kita masih bisa: ketika hujan tak lagi basah

Menjaga lidah tak bias mencari api lalu pergi; entah

Kita berdiri bukan karena kaki yang menjamah bumi

Tetapi serandang hati yang berpijak  untuk berniat dan bernasar

Menjaga ranting tak tumbuh menjadi  cula angkara menyebat insan

Pada  setetes genangan  air yang mengalir bening menuju hilir ribaannya

Ketika hujan tak lagi basah: jangan meminta kemarau pada panasnya

Sebab  kita bukan lagi musim untuk bertikai: saling menghunus telunjuk

Lalu engkau mengira, gunung dan samudra akan berkidung senandung “kitalah  umatnya”:

Tanah dan air akan lebih murka dari amarah tuhan: sesali salaman:

@rskp, 21102016,,,    Jakarta


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun