Langit masih biru diruas hati ada teduh
Yang sekian jengkal musim gugur ke tanah
Lalu segelintir angin punah menerbitkan hijaunya esok
Sementara kita hanya sebait kidung dengan menerkah selumbar dengung
Kita selalu berbicara lalu cobalah tuhan yang akan menafsirkanmu
Apakah umurmu akan panjang melilit bumi yang penuh amuk ini?
Selagi kita masih bisa: ketika hujan tak lagi basah
Menjaga lidah tak bias mencari api lalu pergi; entah
Kita berdiri bukan karena kaki yang menjamah bumi
Tetapi serandang hati yang berpijak untuk berniat dan bernasar
Menjaga ranting tak tumbuh menjadi cula angkara menyebat insan
Pada setetes genangan air yang mengalir bening menuju hilir ribaannya
Ketika hujan tak lagi basah: jangan meminta kemarau pada panasnya
Sebab kita bukan lagi musim untuk bertikai: saling menghunus telunjuk
Lalu engkau mengira, gunung dan samudra akan berkidung senandung “kitalah umatnya”:
Tanah dan air akan lebih murka dari amarah tuhan: sesali salaman:
@rskp, 21102016,,, Jakarta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI