Mohon tunggu...
serorian nedo
serorian nedo Mohon Tunggu... Lainnya - siswa

siswa sma ips

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Duet Maut antara Globalisasi dan Kearifan Lokal dalam Suatu Komunitas

14 Maret 2021   02:40 Diperbarui: 14 Maret 2021   02:51 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama ini banyak orang selalu mendiskretditkan bahwa globalisasi selalu menjadi musuh kearifan lokal. Begitu kita dengan kata globalisasi, kita selalu berfikir bertentangan kearifan lokal. Padahal jika kita bisa mengololah perbedaan terhadap globalisasi dan kearfan lokal maka akan menjadi kolabirasi, duet maut.

Mayoritas generasi muda masa kini kearifan lokal itu kunoo dan ketinggalan jaman dan tidak bergengsi sedangkan sesuatu berbau globalisasi adalah halnya "cool" oleh sebab itu ika kita ridak mengkolabirasikan antara globalisasi dan kearifan lokal bisa jadi kearaifan lokal akan hilang ditelan umur.

Kearifan lokal yang berasal dari dua kata kearifan (wisdom) dan lokal (local). Kearifan lokal merupakan hasil dari proses adaptasi turun-temurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam tempat mereka tinggal. Kearifan lokal menjadi tata nilai kehidupan yang terwarisi antar generasi yang di turunkan menurun yang dipengaruhi dari budaya luar atau dalam.

Dengan sekarang kepentingan kearifan lokal menjadi profilnya negara tersebut sebuah personalitasnya dengan tersebut bisa memprojekan diri keluar keseluruh dunia. dan menyebarkan tradisi tersebut dari internalnya itu tersebut dapat membuat komunitas lain tahu tradisi tersebut dapat menguntungkan dari negara dimana meningkatkan pariwisata ke dalam negara, membuat tradisi tersebut tidak hilang, dan meningkatkan rasa nasionalitas di masyarakat. Dan masalah moral dan kesopanan dimana penting untuk masyarakat berkerja dimana kearifan lokal menetapkan tersebut.

Kearifan lokal sekarang lagi menghilang dengan naiknya globalisasi dengan akses internet terhadap masyarakat lebih banyak dengan sekarang dari 2013 124.3 juta sampai 2019, 193.4 juta penaikan lebih dair 50% ini terpampar apa yang ada di internet dan ini juga 50% lebih dari penduduk Indonesia menunjukan budaya luar negri yang mempengaruhi remaja kini dimana hampir semua pengguna intenet di Indoneisa adalah orang yang muda.

Dan kehilangan kearifan lokal bisa menjadi masalah besar untuk negara dimana terhilangnya yang membuatnya unik dan beda diantara tetangga lain ini. Dan kesusahan masyarakat melekat sesama lain dimana budayanya tidak begitu jelas ini bisa membuat rasa nasionalitas tersebut menghilang. Dan masalah moralitas dan kesopanan mulai juga terkuras ini bisa membuat komunitas kacau.

Masa kini yang dipenuhi dengan media sosial dari you tube, twitter dan facebook yang kini mendominasi kebanyakan kehidupan orang Indonesia ini bisa digunakan sebagai alat menyebarkan untuk generasi sekarang dimana mereka sangat lekat terhadap media sosial. Dari mengsharekan makakan tradisional bagaimana membuatnya, cara mensiapkanya, dan cara makannya ini akan menarik perhatian remaja dan bahkan orang luar negri.

Penggunaan Pendidikan dari sekolahjuga bisa digunakan dimana diajarkan kepentingan kearifan lokal dan keragaman budaya dinegri tersebut dari muda. Dan penggunaan hari nasional diamana merayakan rasa nasionalitas dan tradisi sebagai reminder terhadap kearifan lokal.

Walau sosial media kita bisa gunakan sebagai alat membantu kita menyebarkan tradisi kearifan lokal sosial media juga berefek yang tidak baik untuk kearifan lokal dengan masuknya budaya lain kedalam negri dimana dilihat sama kaum remaja sebagai lebih maju daripada kearifan lokal yang dipikir mereka sebagai hal yang tua.

Dan kekurangan Pendidikan terhadap budaya kearifan lokal untuk mengajar terhadap generasi berikutnya.

Sama cara pandangnya masyarakat dari beda generasi melihat globalisasi dengan usia lebih tua yang bisasanya diluar internet dan dengan remaja sama anak-anak sekarang menggunakan internet lebih banyak ini membuat disconnect antara kaum muda dan tua menyulitkan penurunan budaya kearifan lokal. Pengunaaan sosial media walau terlihat buruk tapi kita bisa gunakan untuk hal positif untuk pelestarian kearifan lokal.

Inilah startegi yang bisa kita pakai untuk melestarikan budaya kearifan lokal.

Kepentingan kearifan lokal dari negara, masyarakat, komunitas, sampai dasar keluarga adalah merekat semuanya dalam suatu hal kebisasaan yaitu kearifan lokal. Dengan nilai-nilai norma sikap juga membantu masyarakat  dalam bagaimana menginterak sesama lain dalam sehari-hari.

 Tanggung jawab penurunan budaya kearifan lokal sekarang berada di kaum remaja dimana kita harus ajarkan tentang budaya kearifan lokal. Dari Pendidikan dan dari sosial media juga kita harus sebarkan ini bisa melestarikan budaya kearifan lokal dan menyebarkannya bahkan keluar negri dari remaja yang akan menyebarkannya di sosial media dan akan dilihat oleh komunitas lain dari luar negri yang akan menyebarkannya ke komunitas lainya ini bisa melestarikan budaya kearifan lokal.

Dalam masa globalisasi kini kearifan lokal sedang menghilang dengan kebanyakan remaja melihat budaya kearifan lokal sebagai hal yang tua dan tidak berjaman dengan kini. Dan pemikirannya terhadap budaya luar negeri ini membuat masalah terhadap generasi muda dan tua sama juga penggurasan nilai-nilai norma di masayarakat.

Tapi kita menanggulangi efek globalisasi ini dengan menggunakan globalsasi sebagai alat menyebarkan budaya kearifan lokal dengan sosial media seperti you tube, twitter, facebook dan banyak sosial media platform bisa digunakan sebagai alat pelestarian budaya kearifan lokal.

Dengan tersebut kita bisa melesatarikan budaya kearifan lokal terhadap kaum remaja dan menyebarkan budaya kearifan lokal di luar negeri. Walau globalisasi telah membahayakan budaya kearifan lokal tapi bukan berate kita bisa menggunakan Kembali untuk melestarikan budaya kearifan lokal kita dari dalam negri dan sampai luar negri juga.

Secara intinya kita harus menjaga kearifan lokal kita dalam dunia yang sangat terkoneksi dalam di dunia maya dan kita harus menerapkan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun