Mohon tunggu...
SERMA ADI
SERMA ADI Mohon Tunggu... Dosen

pantang menyerah, holistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implikasi Filsafat Pendidikan Klasik Menurut Konfusius terhadap Program Profesi Guru

12 Oktober 2025   14:07 Diperbarui: 12 Oktober 2025   14:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Filsafat pendidikan klasik menurut Konfusius menekankan pentingnya moralitas, kebajikan, dan pembentukan karakter sebagai inti dari proses pendidikan. Dalam pandangan Konfusius, tujuan utama pendidikan bukan sekadar pencapaian pengetahuan intelektual, tetapi pembentukan manusia berbudi luhur (junzi) yang memiliki integritas, kesopanan, tanggung jawab sosial, serta rasa hormat terhadap sesama dan terhadap tatanan kehidupan. Pemikiran ini memiliki relevansi yang sangat kuat terhadap pembentukan profesionalisme guru pada masa kini. Dalam konteks pendidikan profesi guru, nilai-nilai yang diajarkan Konfusius memberikan dasar filosofis yang mendalam bagi pengembangan etika profesi dan kepribadian pendidik. Seorang guru, menurut semangat Konfusianisme, bukan hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan moral dan pembimbing karakter bagi peserta didiknya. Guru dituntut untuk mengajarkan nilai-nilai kebajikan melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari,  seperti sikap rendah hati, sabar, adil, dan jujur. Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan karakter yang menjadi fokus utama dalam kebijakan pendidikan modern di Indonesia. Konfusius juga menekankan pentingnya pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Dalam ajarannya, proses belajar tidak pernah berhenti karena manusia selalu perlu memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas moral maupun intelektualnya. Prinsip ini sangat relevan dengan pengembangan profesional guru yang dituntut untuk terus belajar, beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, filsafat Konfusius menekankan hubungan guru--murid yang harmonis dan saling menghormati. Guru dipandang sebagai figur yang berwibawa karena kebijaksanaannya, sementara murid diajak untuk menghormati dan meneladani gurunya. Nilai ini dapat memperkuat budaya akademik yang beretika dan membangun suasana pembelajaran yang berorientasi pada nilai, bukan sekadar hasil. Dengan demikian, implikasi filsafat pendidikan klasik menurut Konfusius dalam pendidikan profesi guru terletak pada peneguhan etos moral, integritas, dan panggilan jiwa sebagai pendidik. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, tetapi juga untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan universal sebagaimana diajarkan Konfusius. Pendidikan guru yang berlandaskan filsafat ini diharapkan mampu melahirkan pendidik yang berkarakter, reflektif, dan berorientasi pada kemanusiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun