Mohon tunggu...
Serly Indri Fikriani
Serly Indri Fikriani Mohon Tunggu... Lainnya - Helloo

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Moralitas Sosial: Pendidikan dan Lingkungan Memiliki Hubungan

1 November 2022   21:10 Diperbarui: 1 November 2022   21:14 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya sepele perihal umur yang masih terlalu muda, tetapi karena kebiasaan yang salah dan terbawa pada lembaga sekolah. Hal tersebut sulit lagi untuk dirubah karena sudah tertanam pada diri siswa setelah berbulan-bulan bahkan bertahun lamanya.

Tata tertib juga seakan terlihat dilonggarkan, padahal kebijakan sekolah hanya masih menyesuaikan dan mencoba memahami keadaan. Tidak semua sekolah memang, tetapi pada kenyataannya sebagian besar sekolah pada semua tingkatan merasakan titik nol moral yang harus kembali ditingkatkan.

 Kondisi tersebut didasarkan pada sebuah tatanan kebiasaan yang terus berulang sehingga membentuk pola keajegan dalam diri siswa. Siswa yang terbiasa di rumahnya hidup secara bebas dan tidak terlalu memperdulikan urusan akademik akan terbawa pada saat sudah pembelajaran offline.

Misalnya pada sebuah sekolah di tingkatan SMA dimana siswa membolos pelajaran kelas tanpa ragu dan takut akan teguran yang akan diberikan. Lebih jauh lagi perihal pelanggaran yang sifatnya mengarah pada tindak kriminial seperti mencuri barang teman, bertengkar sampai pada pelecehan di sekolah.

Tidak semua dampak negative dirasakan di seluruh sekolah, namun pembahasan lebih menekankan pada kemungkinan terburuk yang ditemukan pada lembaga sekolah. Hal ini dapat digunakan sebagai perbandingan dan pencegahan dalam menekan perilaku buruk akibat krisis moralitas pada siswa.

Krisis moralitas itu sendiri merupakan pudarnya sikap, karakter, dan perilaku yang berhubungan dengan kebaikan dari seseorang. Pada dasarnya karakter merupakan suatu implementasi dari tingkah laku dan sikap seseorang, dimana sikap dan karakter tersebut merupakan salah satu pilar penting yang menentukan jalan hidupnya seseorang tersebut (Mewar, 2020: 134).


Pada pembahasan moralitas setelah pandemic tentunya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sebagai faktor pembentuknya. Lingkungan akan mempengaruhi individu dalam penanaman nilai-nilai yang ia temui setiap harinya. Secara tidak sadar perlakuan pola yang sama setiap harinya membentuk karakter pada individu. Selanjutnya dari situlah berjaring luas pada sistem sosial masyarakatnya termasuk di sekolah.

Apabila sistem sosial itu dipengaruhi oleh lingkungan maka berarti sistem sosial tersebut terbuka yaitu menerima unsur-unsur dari luar. Sistem sosial yang terbuka di masyarakat juga akan menimbulkan jalinan ikatan unsur-unsur dengan unsur lainnya (jalinan internal) dan saling pertukaran antara sistem sosial itu sendiri dengan lingkungannya (jalinan eksternal).

Terdapatnya jalinan sistem juga menjadi pertanda adanya batasan antara sistem sosial tersebut dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari sistem sosial yang bersifat terbuka yang mengalami pertukaran dengan lingkungannya dapat menimbulkan perubahan pada sistem sosial itu. Perubahan yang diakui sebagai unsur yang dinamis itu ditata sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kegoncangan dalam sistem sosial itu.

Moralitas dalam sistem sosial ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu moralitas heteronom dan moralitas otonom. Moralitas heteronom adalah moralitas yang dilakukan bukan atas dasar pada kehendak diri sendiri, melainkan adanya dorongan dari pihak luar. 

Misalnya seperti menaati peraturan sekolah karena adanya unsur paksaan dari kebijakan yang berlaku. Dari hal ini sebenarnya dalam proses menjaga stabilitas sistem sosial melalui aturan yang ada, namun ketika tindakan tersebut hanya semata dilakukan karena takluk pada orang lain maka ikut pula akan menghancurkan moral (Wahyuni, 2021:245)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun