Mohon tunggu...
Seri Bulan Siregar
Seri Bulan Siregar Mohon Tunggu... Hanya warga sipil biasa

Mengabadikan setiap moment dalam bentuk tulisan. (⚠️ Blog ini bersisi tulisan random berupa Artikel, Cerpen dan puisi) Terima kasih yang berkenan mampir dan membaca 🙏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tujuan Merantau

11 Juni 2025   09:25 Diperbarui: 11 Juni 2025   09:25 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selat Sunda dan potret kapalnya sumber Dokumentasi Pribadi 

     Merantau adalah suatu keadaan dimana seseorang itu meninggalkan tanah kelahiran, kampung halaman, desanya menuju suatu daerah asing, tanah lain dan kota lain dengan suatu tujuan yang jelas. Menurut KBBI rantau artinya   daerah (negeri) di luar daerah (negeri) sendiri atau daerah (negeri) di luar kampung halaman, daerah asing. Merantau artinya pergi ke pantai (pesisir) ; pergi ke daerah lain untuk mencari penghidupan, ilmu dan sebagainya.

   Menurut Wikipedia merantau adalah perginya seseorang dari tempat asal dimana  ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.

   Dari pengertian tersebut, sudah jelas bahwa merantau artinya meninggalkan daerah sendiri menuju daerah lain yang asing bahkan belum pernah ditempati dan tentunya memiliki alasan dan tujuan.

Baca juga: Trip To Bandung

Di samping itu, ada 3 alasan seseorang itu  untuk merantau: 

1. Merantau karena menuntut ilmu

2. Merantau karena mencari kerja

3. Merantau karena menuntut ilmu sekaligus bekerja.

Mari kita bahas satu persatu

1. Merantau karena menuntut ilmu

  Pada hakikatnya, seseorang itu merantau karena menuntut ilmu disebabkan karena di daerahnya tidak ada sekolah yang memadai sehingga harus mencari sekolah yang sekiranya cocok walaupun harus meninggalkan kampung halaman.

  Kurangnya sekolah di desa mengharuskan anak-anak desa harus meninggalkan tanah kelahirannya demi menuntut ilmu. Banyak orang terutama anak-anak desa bahkan setelah tamat SD sudah merantau demi menuntut ilmu di desa seberang. Tujuan mereka adalah sekolah yang sekiranya mampu menerima mereka, biaya terjangkau dan lingkungan sekitar juga mendukung. Seperti pesantren atau Madrasah, bahkan ada juga yang Sekolah umum. Tapi, kebanyakan perantau dari daerah saya, lebih memilih bahkan pilihan orang tua di pesantren atau Madrasah. Pastinya setiap orang tua memiliki alasan kenapa menempatkan anaknya di sekolah agama dibandingkan dengan sekolah umum. Karena di Madrasah akan dipelajari ilmu agama dan ilmu umum sehingga seimbang antara ilmu dunia dan akhirat, di pesantren ilmu agama lebih diperdalam, sementara di sekolah umum ilmu umum lebih diperdalam. Tapi, semua itu tergantung individu masing-masing jika ada kemauan dalam dirinya pasti akan bisa menyeimbangkan keduanya di manapun dia ditempatkan. 

   Banyak hal yang berbeda jika seorang anak itu sudah merantau, jauh dari keluarga bahkan tidak ada yang dikenal sama sekali. Harus pandai berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru, karena sangat berbeda di daerah asal dengan tempatnya merantau. 

Mereka kebanyakan harus menyewa rumah/kontrakan dan menjadi anak kost walau sederhana. Harus bisa mandiri dan disiplin pada waktu, pandai menghemat kiriman yang tidak seberapa dan tentunya harus bisa menjaga adab dan sopan santun sebagai pendatang di negeri orang. Banyak diantara mereka yang disukai masyarakat karena memang bisa menyesuaikan diri, tapi banyak pula yang digunjing dan di cela di masyarakat karena dianggap jadi sampah masyarakat. Maka akan ada istilah " Kamu itu pendatang di sini, jadi gayamu jangan seolah-olah kamu pemilik daerah ini", sebenarnya istilah itu juga bisa disandingkan dengan. "Kita semua adalah pendatang di bumi Allah ini, jadi jangan Sombong seolah-olah kamulah pemilik bumi ini".

  Terkadang yang paling membuat bangga adalah, banyak anak desa yang menjadi bintang kelas jika pulang kampung akan membawa prestasi yang membanggakan orang tuanya bahkan kampung halamannya. Sebagian dari mereka sadar, 'Aku memang orang kampung tapi gayaku tidak boleh kampungan, aku memang berasal dari daerah yang kolot tapi cara berfikir tidak boleh tertinggal, aku memang berasal dari desa tapi prestasi tak boleh kalah dengan orang kota'.

   Berapa beruntungnya perantau yang bisa membawa ilmu sekaligus prestasi yang membanggakan ayah dan ibunya yang selama ini berjuang menyekolahkannya. Semoga kita menjadi orang yang demikian.

2. Merantau karena bekerja

  Selain merantau karena ingin menuntut ilmu, banyak juga anak muda dari suatu daerah itu tidak memiliki niat untuk sekolah, walaupun terkadang sudah dipaksa orang tuanya yang namanya keinginan orang tua terkadang tak bisa dipenuhi anaknya apalagi memaksakan kehendak untuk sekolah. Jadi mereka memilih meninggalkan daerah sendiri mengadu nasib di daerah yang dianggap bisa menerima kekuatan ototnya yaitu merantau dengan tujuan bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Mereka memilih merantau untuk bekerja di suatu daerah atau kota yang memang dikenal dengan banyak pekerjaan tak peduli seberapa jauh jaraknya. Kebanyakan anak muda dari daerah saya memilih merantau ke kota Batam, Pekanbaru, Jakarta atau Medan. Apapun pekerjaan nya itu akan mereka kerjakan jika halal dan gajinya memang layak. 

  Tentunya harapan anak yang merantau sama dengan harapan orang tuanya yaitu jangan lupa diri di rantau orang, harus sadar diri cuma pendatang, dan harus bisa beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan peraturan yang ada di daerah baru yang kita tinggali. Mereka biasanya akan pulang kampung sekali dalam setahun bahkan ada juga yang tidak bisa pulang sama sekali karena tuntutan pekerjaan yaitu pada saat menjelang lebaran. Dengan membawa oleh-oleh seadanya sebagai bukti masih ada sepeser uang yang mereka peroleh dari hasil keringatnya.

3. Merantau karena menuntut ilmu sambil bekerja

   Saya pribadi sangat salut dengan tipe orang yang seperti ini, sekolah sambil bekerja dan membiayai hidupnya sendiri. Biasanya tipe ini untuk mereka yang menuntut ilmu di jenjang perguruan tinggi atau istilahnya kuliah. Tentu ada faktor yang menyebabkan seseorang itu harus kuliah sambil kerja dia memiliki tekat kuat untuk menuntut ilmu tapi terkendala biaya sehingga dia harus menggunakan waktu luangnya untuk mencari biaya sendiri. Seorang yang pekerja keras sangat disukai banyak orang di masyarakat yang dia tinggali apalagi dia juga memiliki adab dan sopan santun dalam berkomunikasi. 

Bundaran HI Jakarta Pusat Dokumentasi Pribadi 
Bundaran HI Jakarta Pusat Dokumentasi Pribadi 

  Itulah tiga tujuan dan alasan seseorang itu merantau, pasti tujuan anda juga ada salah satu diantaranya. Perlu diingat! Siapapun kamu, di manapun kamu merantau adab dan sopan santun adalah paling utama dan tentunya tahu diri, ingat dari mana kamu berasal. Jangan berulah apalagi bertingkah buruk di rantau orang, jangan membuat dirimu bahkan keluargamu malu di kampung halaman. Ingat! Apapun yang kamu lakukan di rantau orang pasti akan terdengar ke daerah asalmu.

  Jadilah perantau yang memiliki tujuan, jangan asal merantau tanpa ada kejelasan, semoga sukses untukmu.  Jauh dari keluarga bahkan rindu suasana rumah sudah hal biasa, boleh rindu asal jangan mematahkan tujuan utama merantau. Cara terbaik adalah doakan mereka agar selalu diberi kesehatan, dan senantiasa dalam lindungan Tuhan, jangan lupa menanyakan kabar mereka lewat telepon atau bahkan mengirim surat. Jika pulang kampung nanti, bawalah sesuatu yang istimewa sebagai oleh-oleh pada mereka tidak perlu mewah mungkin kedatanganmu sudah menjadi hadiah bagi mereka.

Jangan patah semangat, kamu perantau yang hebat, karena mampu berjuang penuh tekat, semoga jangan mudah terjerat pada perbuatan maksiat.  

Salam Anak perantau

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun