Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulanku

21 Februari 2024   21:45 Diperbarui: 21 Februari 2024   21:52 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terakhir kali kita berpapasan dalam mimpi buruk

Kau kah itu wahai bulan?

Sejak kapan pula kulitmu gulita?

Adakah cahayamu buatku, disimpang jalan yang remang

Jangan takut, kau tak jadi bulan-bulanan dalam sajak ini

Tak usah terlalu serius dan terang seperti itu

Redup saja, biar tak ada bayangan

Cukup aku sendiri dengan syair, dibawah sinarmu

Tidakkah kau tega menyaksikan aku, yang merangkak perlahan

Diantara kata-kata rumit yang menuntut makna

Diantara masa lalu dan esok lusa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun