Nampaknya Presiden mulai bergeming. Mulai ingin berlari. Melakukan Reshuffle kabinet. Terbaru Menpora dan Menkoor Politik dan Keamanan. Memang bukan nama baru, tapi patut ditunggu hasilnya. Paling tidak negara mulai koreksi. Berkaca diri, melakukan evaluasi internal.
Pun begitu yang paling menarik perhatian adalah Menteri Keuangan (Menkeu) baru. Purbaya Yudhi Sadewa. Sebelumnya ia Ketua LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Purbaya bukan orang baru dalam pemerintahan. Pernah menjadi Staff Khusus Bidang Ekonomi pada Kementrian Koordinator Bidang Ekonomi sekira 2010-2014. Menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di kantor Staff Presiden 2015-2016.
Kelihatannya bukan kaleng-kaleng. Berani dan cukup optimis. Gaya bicaranya dia analogikan seperti koboi. Menkeu baru ini berbanding terbalik dengan yang sebelumnya. Yang sekarang lebih terbuka, kadang ceplas-ceplos. Bicara apa adanya. Tidak irit bicara. Biasannya dotrin yang dipegang oleh Menkeu dimanapun adalah harus kikir bicara. Ucapan menkeu bisa menurunkan atau menaikan kurs dan harga saham.
Menkeu Purbaya begitu optimis akan injak gas ekonomi. Menghidupkan dua mesin ekonomi yang dicekik mati. Mesin moneter dan mesin fiskal. Mesin moneter ada di Bank Indonesia. Mesin fiskal ada di kementerian keungan. Menkeu purbaya melihat ada uang pemerintah sebanyak Rp 500 Triliun di Bank Indonesia. 200 triliun akan dikembalikan ke sistem keuangan. Konkritnya; ditempatkan di bank komersial khususnya bank milik pemerintah.
Bank akan menggunakan uang tersebut untuk disalurkan sebagai kredit; Memperbaiki likuiditas sekaligus mendorong ekspansi kredit ke sektor rill.
Perhitungan menkeu purbaya dengan mengembalikan uang ke sistem maka ekonomi bisa berjalan. Swasta hidup. Bisa membayar pajak lebih baik. Jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah. Pun begitu pemerintah bisa belanja. Program pemerintah bisa berjalan. Termasuk makan bergizi gratis yang menjadi program ambisiusnya Presiden dan kelompoknya.
Menkeu baru ini memberi harapan perekonomian kedepan. Bisa tumbuh membaik. Begitu optimis. Akhir-akhir ini menkeu purbaya mulai lakukan patroli. Bicara soal tarif cukai rokok yang tinggi tapi pendapatan negaranya berkurang dibanding dengan sebelumnya saat tarif cukai tidak naik. Soal cukai rokok memang tidak melulu soal pendapatannya, tapi kenaikan cukai juga di tujukan untuk mengurangi perokok. Demi menjaga kesehatan.
Terbaru menkeu purbaya ingin memberantas impor ilegal. Jelas sangat merugikan negara. Menjadi salah satu akar masalah persaingan usaha dalam negeri seperti maraknya penyelundupan barang impor. Tentu selain ceplas-ceplos menkeu purbaya juga harus tegas. Berani memberantas yang tidak baik-baik sebelumnya. Jangan ngerem sebelum finish.
Menkeu purbaya memang unik. Berani tampil apa adanya. Berani bicara apa adanya. Tapi berani tampil dan bicara apa adanya saja tidak cukup. Harus konkrit, ada hasil yang dirasakan. Soal ekonomi. Tidak mencekik. Purbaya harus bisa menjadi SuperPur, tidak sekedar menteri keuangan. *SH*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI